Daripada Menggaji Hakim Agung 500 Juta, Lebih Baik Pakai Hukum Rimba


Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki punya usul mengejutkan. Dia ingin ke depan Hakim Agung digaji sebesar Rp 500 juta per bulan. Para pegiat media sosial langsung protes. Untuk kondisi rakyat masih susah, gaji sebesar itu sangat tidak pantas.

Usulan besaran gaji itu pertama kali diungkapkan komisioner KY bidang Rekrutmen, Taufiqurrohman Syahuri. Taufiq mengaku dirinya usul gaji MA sebesar Rp 200 juta per bulan. Tapi Suparman punya usul lebih besar. “Kalau (usul) Pak Ketua KY Rp 500 juta,” ucapnya, usai pembukaan seleksi calon hakim agung tahap II, di Megamendung, Bogor.

Saat ini, besaran gaji hakim agung sekitar Rp 30 juta per bulan. Gaji ini memang lebih kecil ketimbang gaji hakim yang memegang jabatan struktural di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi. Pemerintah sudah menjanjikan akan segera menaikkan gaji hakim agung. “Tapi tidak tahu apakah tahun ini atau kapan,” imbuh Taufiq.

Suparman tidak membantah pernyataan Taufiq. Menurutnya, gaji Rp 500 juta layak untuk para hakim agung. Alasannya, tanggung jawab yang diemban para hakim agung angung sangat banyak.

Suparman lalu membandingkan besaran gaji hakim agung Indonesia dengan hakim agung Singapura. Hakim agung Singapura yang beban kerjanya tak seberat Indonesia mendapatkan gaji setara Rp 450 juta per bulan. “Kita hanya Rp 30 juta, padahal beban begitu berat,” jelasnya.

Dengan besarnya gaji ini, kata Suparman, juga bisa mencegah hakim main-main. Dia khawatir jika gaji yang diberikan tidak mencukupi para hakim agung rentan tergoda suap.

Ketua Mahkah Agung Hatta Ali pernah curhat tentang kecilnya gaji hakim agung. “Hakim agung, kesejahteraannya juga masih kurang. Gaji para hakim tinggi terutama ketua pengadilan tingkat banding jauh lebih tinggi gajinya daripada hakim agung,” kata Hatta dalam jumpa pers catatan akhir MA 2013 di Gedung MA.

Publik di twitter ramai-ramai protes dengan usulan Suparman ini. Akun @ngabdul menilai usulan itu tidak masuk akal. Alasannya, di negara-negara maju saja gaji hakim agung tidak sebesar itu. “Ketua MA Amerika saja gajinya Rp 200 juta per bulan,” beberanya.

Akun @nittia_ menyebut, gaji sebesar itu bukan hanya masalah pantas atau tidak pantas, tapi masalah etika. Dengan kondisi ekonomi saat ini, tidak etis seorang pejabat mendapat gaji begitu besar sedangkan rakyatnya banyak yang untuk makan saja susah.

Protes yang dilebih keras disampaikan Ade Rosdiana. “Lebaayy.. Mending buat gaji pemulung yang mungutin sampah,” kicaunya @dhe_73.

Beberapa tweeps lain membandingkan jumlah itu dengan penghasilannya. “Gaji saya berapa tahun itu ya,” kicau akun @Dadi_doo. “Gaji saya 10 tahun dan nggak pake makan tuh,” sahut akun @penghafaljalan.

Akun @kurniawan89dwi menilai, gaji sebesar itu sangat tidak wajar. Sebab, sekarang ini gaji para guru honorer di daerah yang sudah kerja keras mengabdi hanya sekitar Rp 200 ribu per bulan. “Nyesel gue jadi guru. Kalau ternyata gaji hakim agung Rp 500 juta per bulan. Coba kalau dulu kuliah hukum dan sejenisnya,” ucap akun @ParmaTrouton.

Akun @Lejengpadma tidak yakin besarnya gaji akan mencegah para hakim menerima suap. “Siapa yang bisa jamin gaji tinggi polisi, hakim dan jaksa tinggi penegakan hukum jadi baik? Apa kurangnya gaji Ketua MK (Akil Mochtar). Toh korupsi juga,” ucap akun @mardian_79.

Ada juga tweeps yang setuju dengan usulan itu. Tapi syaratnya, semua warga Indonesia juga mendapat gaji. “Masih kurang bro… Asal penganggur juga dapat gaji,” ucap akun @acesstra.

Akun @dewithepsychic tidak rido uang hasil pajak dari rakyat dihambur-hamburkan dengan menggaji hakim agung sebesar itu. “Dari pada kasih gaji Rp 500 juta per bulan, mending pakai hukum rimba aja deh,” cetusnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

2 thoughts on “Daripada Menggaji Hakim Agung 500 Juta, Lebih Baik Pakai Hukum Rimba

  1. pengamat
    April 6, 2014 at 1:37 am

    ngga bisa begitu saja dibandingin dengan singapura. Singapura sudah menjadi Negara maju, Indonesia masih Negara berkembang. Wajar gaji orang disana lebih besar.

  2. james
    April 6, 2014 at 5:14 am

    diberi Gaji Rp. 500 Juta juga tetap saja Korupsi jadi semakin Kaya dong Hakim Agungnya, karena Korupsi sudah Mendarah Daging gak bisa diperbaiki sudah Terlambat sudah Karakter dan Tabiatnya Bangsa, siapapun yang diangkat atau naik Pangkat pasti yang diTargetkan selalu Nomor Satu adalah KORUPSI, maka Pemilu kali ini benar-benar Rakyat sudah Tidak Percaya sama sekali dan sekarang hanya Berharap kepada Jokowi saja lainnya Tidak lah

Leave a Reply to pengamat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *