Dari SEA Games ke SEA Games


Tahun 1997 Mata Elang dipercaya untuk menangani fasilitas Lighting dan LED Visual
pada acara opening and closing ceremony dari SEA (South East Asian) Games,
sekarang pada acara pembukaan dan Penutupan SEA Games ke-26 pada November
11-22, 2011 di Stadion Jakabaring ,Palembang , kembali Mata Elang dikontrak lagi
untuk menangani urusan yang sama.

3 Mega Watts


SEA Games kali ini tentu saja bukan dengan caliber yang sama seperti dulu

Penulis bersama Hendra Li di MEIS saat konstruksi sedang berlangsung

lagi, perangkat lighting-nya kali ini bakal menyedot tenaga sebesar lebih dari 3
megawatt, konsumsi listrik yang menyamai dengan kebutuhan daya satu kota.
Terlepas dari bagaimana caranya urusan penyediaan daya untuk perhelatan itu,
dibawah ini adalah peralatan tehnis yang sedang di boyong kesana.

Perangkat Canggih
Beberapa perangkat unggulan yang sempat dicatat Indonesia Media antara lain;
Layar LED P16 ME — 9 MX 58M yang seluas 522 meter persegi , LED P37 seluas
500 Meter Persegi dan LED P20 sama seluas 500 meter persegi. Ribuan mata
lampu yang akan memeriahkan SEA Games 2011 ini yang didukung oleh antara
lain ; Vary Lite Skill Beam 1500W x 124, The Master LED Moving Head 400 ,
Danger LED Wash 400, VaryLite VL 3000 80 unit , Moving Head Spot 1500W
sejumlah 80, Moving Head Indigo Beam 200 , Moving Head wash MX Vega 80
unit, Vary Lite Sky Beam 80 Unit , Cyber Beam Zenon 2000W 70 unit , dan Cyber
Beam Zenon 4000W sejumlah 70 unit. Semua peralatan ini ditangani oleh tangan-
tangan professional yang lebih dari seratus crew. Salah satu lighting engineer dari
Mata Elang, Bernard Chew dipercayakan mendesign tata lampu bagi event ini.

 

Salah satu konfigurasi lighting Mata Elang

Tolok Ukur

Kemegahan acara pembukaan event olah raga sudah menjadi tolok ukur dari image
suatu negara, terlebih setelah acara Olympiade di RRT beberapa tahun yang lalu.
Disamping kebanggaan medali emas yang di raih oleh masing-masing negara,

namun tetap saya public akan mengesan kemegahan dari acara pembukaan event
olah raga. Dalam hal ini masalah lighting tidak bisa dipandang enteng , bahkan
cenderung masuk dalam pilar utama.

Aset Bangsa

Mata Elang yang dipimpin oleh Hendra Li Si Raja Lighting ini diakui sebagai
masternya pencahayaan terbesar setidaknya untuk seluruh Asia, menurut pendapat
masyarakat event organizer. Reputasinya sudah dikenal dari Dubai , Malaysia,
Thailand , Brunei , Korea, Vietnam, dan Philipine. Indonesia harus berbangga
mempunyai layanan lighting yang paling top se Asia sebagai asset bangsa.

MEIS

Kebanggaan lainnya lagi yang segera akan terwujud adalah proyek MEIS (Mata

Lighting engineer controler

Elang International Stadium) yang tengah dibangun sekarang ini di pantai
Carnaval Ancol, Jakarta. MEIS akan berada didalam Ancol Beach City, yang
merupakan concept Mall dan Concert Hall yang telah lama sejak belasan tahun
dicita-citakan oleh Hendra Li, tokoh dunia entertainment ini. Sudah dari dulu
beliau ingin menciptakan suatu tempat concert untuk performance para musisi
yang permanent , tanpa bongkar pasang panggung. Baru hari ini cita-citanya
akan terwujut rupanya. Concert Hall yang didesign oleh Boss Group Band “God Bless” ini akan
memiliki lebih dari 30.000 kursi penonton, dan akan di dukung oleh lebih dari
seratusan toko dan restaurant disekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas parker
yang luas. Pembangunannya langsung di supervisi olehnya.

Entrepreneur dan Seniman Alami

Hendra Li menunjukan rancang bangun MEIS

Kendati Hendra hanya sempat sekolah sampai kelas 4 SD,karena sekolahnya
di tutup oleh rejim ORBA, namun genius ini hitungan matematikanya cepat
sekali diluar kepala tanpa kalkulator, belum lagi kemampuan bahasanya
yang dikuasainya dari bahasa Indonesia , Tio Ciu, Mandarin sampai Inggeris
dikuasainya tanpa masalah dalam berkomunikasi. Minggu lalu baru saja
kedatangan ahli audio Clair Bros dari Amerika yang melakukan simulasi untuk
mendesign sound system bagi concert hall itu, kabarnya jutaan dollar akan di
invest hanya untuk tata suara di sana. Secara ukuran ekonomi sebenarnya tidak
masuk hitungannya, tapi kepuasan dari jiwa musisi pembangunnya mengalahkan

segalanya. “Yang penting para musisi dan penonton puas, dan orang orang kita
tidak perlu lagi nonton concert ke luar negeri, bahkan lokasi MEIS di Ancol
Jakarta akan menjadi icon pariwisata”, ujar tokoh yang sering dipanggil “Go Jin”
di dunia entertainment itu.

Diam-diam Ir. Ciputra sebagai dedengkot Pembangunan Jaya Ancol turut
mengagumi sepak terjangnya dalam pembangunan fasilitas Pantai Carnaval Ancol.

Inovator yang sederhana

Memang mantan penabuh drum Band Jaguar yang populer di zaman tahun

Konferensi Pers di Ancol dengan Dirut AnTV, Media Works, Indonesia Media, serta mass media lainnya

70’an itu memiliki karya yang inovatif sehingga saat ini beliau berhasil dalam
bidang perhotelan , restaurant , dan developer apartement, disamping usaha tata
cahaya nya dan dunia panggungnya. Namun penampilannya tetap saja sederhana,
sama seperti dulu sewaktu menjadi instruktur Karate Go Ju Riu penyandang
sabuk hitam. Walaupun postur tubuhnya tidak tergolong besar tapi wibawa
kepemimpinannya disegani oleh para staff nya, sewaktu-waktu bisa saja suara
menggelegarnya menggentarkan pihak yang mengecewakannya.

Kesetiaan

Bukannya Hendra Li yang kelihatan sukses sekarang ini belum pernah mengalami
masa-masa suram, beliau itu juga tak luput dari hidup susah sampai harus makan
nasi dengan garam dan gula selama bertahun, Hendra harus mengakui kesetiaan
isterinya dihari-hari gelap itu.

Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi untuk kita semua.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *