Chinatown Bus Benci Tapi Rindu


Philadelphia,  EVELYBODY TICKIT ! Tanpa awalan dan akhiran,  seakan menghardik para penumpang yang telah duduk dikursi, seorang pemuda Chinese berkaca mata masuk kedalam bus, langsung menuju bagian belakang dan menggedor-gedor pintu WC. Sementara seorang wanita berusia 40-an rekan kerja sipemuda ini berdiri dan berjaga dipintu bus.

Mendapati WC dalam keadaan kosong, pemuda ini langsung memeriksa ticket setiap penumpang yang dimulai dari deretan kursi belakang. Diatas merupakan kejadian rutin dalam Chinatown Bus yang beroperasi dikota-kota besar East Coast seperti New York-NY, Boston-MA, Philadelphia-PA, Washington- DC, Richmond-VA Baltimore-MD, Atlantic City-NJ  hingga Uncasville-CT dimana bertebaran pendatang asal Asia, universitas terkenal dan kasino.

Chinatown Bus adalah sebutan bagi bus berbadan besar yang dikemudikan dan dioperasikan perusahaan perjalanan milik pendatang asal China yang berpusat di Chinatown Manhattan New York.

Selepas Benjamin Franklin Bridge yang menghubungkan kota Philadelphia,PA dengan Camden,NJ,  sopir mengurangi kecepatan dan berhenti disebuah persimpangan dimana telah menanti beberapa calon penumpang. Dengan sapaan dua kata : NI HAO !  beberapa lembar uang sepuluh-dolaran langsung diselipkan penumpang kedalam saku sopir.

Tanpa memberikan karcis, sopir langsung tancap gas meneruskan perjalanan. Seakan tidak mau kalah dengan beberapa penumpang yang menyalak tanpa jedah  dalam bahasa Fuzhou menggunakan cel-phonenya, sepanjang perjalanan dari Philadelphia menuju New York, sopir bus ini juga turut memberkati  minggu pagi itu. Entah peluang bisnis apa yang dibahasnya bersama koleganya diseberang sana.

Kalau saja saat itu penulis mengantongi  ear plug, pasti tertidur dan tidak memiliki bahan untuk menulis artikel ini.  Beberapa kali bus berjalan oleng dan terdengar klakson dari kendaraan disampingnya, sopir merespon dengan asongan jari tengah dibarengi salam KAN NI MA (ma-de f***er)!.   Jarak 150 Km Phila-NY disudahi dalam waktu 90 menit. Lega rasanya bisa tiba di New York  dalam keadaan selamat.

Berawal pada tahun 1998 operator Chinatown Bus beroperasi secara amatiran  antara Manhattan dan Brooklyn di New York. Bermodalkan mobil van  berkapasitas 15 orang penumpang, mereka mengantar jemput para pekerja restaurant Chinese dan para penjahit baju yang dijuluki Garment Lady.

Saat itu selain mengkhawatirkan keselamatan mereka, para pekerja asal China yang umumnya tidak berbahasa Inggris ini juga mengalami kesulitan jika harus naik turun subway. Seiring berjalannya waktu, usaha antar jemput pekerja berkembang dan operator Fung Wah Bus mulai menawarkan jasa transportasi dari New York ke Boston  dengan membidik para mahasiswa penuntut ilmu dikota pelajar ini yang ingin berakhir pekan di New York sebagai pangsa pasar.

Gayung bersambut, dengan harga karcis flat dan hanya setengah harga dari  Greyhound Bus maupun kereta AMTRAK, tidak harus booking dan jadwal keberangkatan lebih banyak, para mahasiswa dan commuter lainnya  menjadikan Chinatown Bus sebagai pilihan utama mereka. Kini ada belasan operator Chinatown Bus yang beroperasi hampir 24 jam setiap hari.

‘TO THE BACK, TO THE BACK, THA MAH TE (S**T)!’, terdengar teriakan pemeriksa karcis didalam bus kepada para penumpang yang berjejalan dibagian depan. Keadaan agak tidak terkendali karena bus terlambat tiba dipangkalan sedangkan jumlah calon penumpang yang telah mengantongi karcis nampak lebih banyak dari kursi kosong hingga beberapa dari mereka saling dorong.

‘YOU WAIT,OK!, YOU WAIT,OK!, teriak seorang amoy Fuzhou penjaja karcis kepada seorang calon penumpang kulit putih yang menanyakan keberadaan bus yang ticketnya telah diperoleh sejak beberapa jam sebelumnya. Dengan sistim komisi, para salesgirl Chinatown Bus yang kehadirannya dapat dikenali dengan topi penahan panas terik, genggaman ticket ditangan dan tas kecil tempat menyimpan uang tergantung dileher, serta minim bahasa Inggris, tidak harus akrab dengan yang namanya customer service, bagi mereka yang terpenting adalah menjual karcis bus sebanyaknya.

Karcis dapat digunakan kapan saja tanpa batas waktu, demikian tidak ada jaminan pemegang karcis akan mendapatkan tempat duduk.

Kehadiran jasa Chinatown bus dikota-kota yang disebutkan diatas bukan tanpa masalah. Mereka menjadikan pompa bensin, halaman Chinese Restaurant, Supermarket atau Bakery sebagai terminal bayangan menaikkan dan menurunkan penumpang hingga menimbulkan kemacetan lalin, polusi dan sampah yang dibuang sembarangan.

Para operator bus ini terbebas dari kewajiban membayar sewa terminal resmi hingga dapat menekan biaya guna menjaring penumpang sebanyaknya. Operator Greyhound Bus, Mega Bus, Bolt Bus maupun AMTRAK tidak mereka anggap sebagai pesaing karena perusahaan-perusahaan ini menawarkan jasanya dengan harga ticket dua kali lipat lebih tinggi.

Pesaing mereka adalah sesama pebisnis asal China yang bergerak dibidang yang sama. Harga karcis bus akan diobral saat ada pemain baru muncul dijalur yang sama. Kerap timbul perselisihan diantara mereka yang berakhir dengan kekerasan. Sabotase pembakaran bus terjadi beberapa kali, bahkan seorang sopir bus tewas diberondong senjata api. 12 Maret lalu sebuah bus yang mengangkut penumpang dari Mohegan Sun Casino di Connecticut dengan tujuan Chinatown New York terbalik didaerah Bronx dan menewaskan 15 orang penumpangnya.

Kecelakaan disebabkan sopir yang menderita kelelahan fisik. Beberapa minggu kemudian, dengan sebab yang sama, satu Chinatown bus milik Sky Express Tour asal North Carolina dengan tujuan New York juga mengalami kecelakaan diwilayah Virginia dan menewaskan 4 orang penumpangnya. New York Department of Transportation kemudian melakukan sidak terhadap seluruh operator bus yang berpangkalan di Chinatown New York dan mendapati 14 bus yang tidak memenuhi syarat keselamatan penumpang serta 10 orang pemuda yang terjaring karena tidak layak berkarir sebagai pengemudi bus.

Pk 03.00 sore sudah lewat 10 menit lalu, AC dalam bus tidak dapat mengalahkan udara panas hari itu, aroma yang berasal dari WC mengganggu kenyamanan penumpang. Beberapa saat kemudian para penumpang merasa lega karena bus mulai bergerak perlahan meninggalkan pangkalannya sesuai jadwal pk.03.00 yang tertunjuk pada jam tangan sopir.

Penulis dan penumpang lainnya dibuat happy karena tidak ada petugas pemeriksa karcis yang naik kedalam bus, artinya kita akan dapat kembali ke Philadelphia dari New York dengan gratis tanpa harus bersembunyi dalam WC. Beberapa block sebelum tiba di Holland Tunnel, tidak seperti biasa, bus berbelok kekanan dan mengambil arah kembali kepangkalan tempat keberangkatan.  Tiba dipangkalan, bus menaikkan lagi  beberapa orang penumpang  yang diikuti oleh petugas pemeriksa karcis. Ternyata bus berangkat  pk.03.10 tadi hanya sekedar akal-akalan sopir untuk meredam kemarahan penumpang. Kembali terdengar hardikan EVELYBODY TICKIT !.  THA MAH TE

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *