“Kami memiliki banyak bayi yang diabaikan begitu saja.”
Sebuah program televisi yang tayang di Pakistan selama bulan Ramadan, menawarkan hadiah yang tidak biasa. Mereka memberikan hadiah berupa bayi kepada pasangan yang sulit memiliki keturunan.
Laman Dailymail, Kamis 25 Juli 2013, melansir acara ini diduga sengaja ditayangkan pada jam tayang utama dengan tujuan untuk mendapatkan rating tinggi.
Seperti tayangan pada episode minggu lalu, terlihat presenter acara, Aamir Liaquat Hussain, menggendong seorang bayi perempuan yang diklaimnya dibuang oleh ibu kandungnya di tumpukan sampah.
“Ini dia seorang bayi perempuaan cantik yang dibuang ke tumpukan sampah oleh seseorang. Lihat, betapa polos dan cantiknya dia,” ujar Hussain sambil menyerahkan sang bayi kepada pasangan suami istri yang berhak.
Pasangan pertama yang beruntung bernama Riaz-ud-din dan sang istri. Dia mengaku sudah berjuang memiliki keturunan selama 14 tahun, namun istrinya belum juga hamil.
“Waktu selama 14 tahun ini merupakan sebuah perjuangan yang berat. Orang-orang bahkan sudah berulang kali meminta saya untuk segera menikah untuk kali kedua. Namun saya tetap bersabar. Saya juga meminta istri untuk melakukan hal yang sama,” ungkap Riaz-ud-din.
Pasangan itu akhirnya memberikan nama kepada bayi mungil itu Fatima. Bayi itu kemudian diserahkan secara simbolis oleh Kepala Yayasan Chippa, Muhammad Ramzan.
Yayasan itu disebut Ramzan sengaja dibentuk untuk menampung para bayi yang tidak diinginkan orangtuanya untuk kemudian diberikan dan diadopsi oleh pasangan yang sulit punya keturunan.
“Kami memiliki banyak bayi yang diabaikan begitu saja. Kami menemukan mereka tergeletak di tempat sampah atau tempat kotor lainnya,” kata dia.
Dia mengaku organisasinya kerap didatangi para pasangan yang ingin mengadopsi para bayi yang mereka rawat. Namun Ramzan mengaku tidak berusaha memeriksa pasangan yang ingin mengadopsi anak yang berada dalam perawatan mereka.
Masih menurut Ramzan, melalui acara televisi itu, dia bermaksud ingin menyampaikan pesan supaya orang untuk membawa bayi-bayinya ke yayasan yang dibentuknya ketimbang membuang mereka. Banyak bayi yang ditinggalkan oleh orangtua mereka setiap bulannya di Pakistan.
Hal itu disebabkan, lahirnya anak di luar nikah akan dikecam oleh masyarakat. Bahkan melakukan hubungan seks di luar nikah dapat dikenai hukuman mati di sana.
Dibandingkan bayi dengan jenis kelamin laki-laki, bayi perempuan paling sering dibuang. Pasalnya anak perempuan kerap dianggap menjadi beban di Pakistan, karena tidak diizinkan bekerja dan menambah tanggung jawab keuangan bagi ayah mereka dan kelak menjadi tanggungan suaminya.
Seorang keluarga Pakistan bahkan pernah dipaksa membayar senilai satu juta Rupee atau Rp170 juta untuk menikahkan anak perempuaannya. Selain memberikan bayi sebagai hadiah, program televisi itu juga menawarkan hadiah menarik lainnya seperti 10 sepeda motor, sistem televisi untuk menonton ala bioskop, laptop dan mesin cuci.