AP2HI Serukan Perlindungan Nyata untuk Nelayan Tradisional, Perikanan Berkelanjutan


AP2HI Serukan Perlindungan Nyata untuk Nelayan Tradisional, Perikanan Berkelanjutan

Jakarta, 12 Juni 2025/Indonesia Media – Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) kembali menegaskan pentingnya perlindungan terhadap nelayan tradisional dan upaya kolektif menjaga perikanan berkelanjutan. Menjelang akhir masa jabatannya (per 20 Juni 2025), Ketua Umum AP2HI Janti Djuari menyampaikan kekhawatiran mendalam atas tren penurunan armada dan produksi yang signifikan dari sektor pole and line (huhate), metode tangkap satu per satu yang menjadi ikon perikanan lestari Indonesia. “Selain, kondisi sekarang masih banyak yang tidak mengerti dengan alat tangkap yang berprinsip perikanan berkelanjutan. Saya tidak berhenti berusaha. Walaupun, sebentar lagi (per tgl 20 Juni 2025) saya tidak menjadi ketua umum AP2HI. saya sebagai founder AP2HI harus terus berusaha. Perjuangan belum selesai,” Janti mengatakan kepada Redaksi.

Dalam kurun lima tahun terakhir, jumlah kapal anggota AP2HI yang menggunakan alat tangkap pole and line turun dari 100% menjadi hanya sekitar 20%. Dampaknya langsung terasa dalam penurunan volume produksi tahunan—dari sekitar 30.000 ton pada 2020 menjadi kurang dari 15.000 ton pada 2024, atau penurunan lebih dari 50%. “Ini bukan sekadar angka. Ini alarm bagi kita semua. Penurunan produksi ini mencerminkan hilangnya ruang hidup dan ruang kerja bagi ribuan nelayan kecil yang selama ini telah menjalankan praktik tangkap berkelanjutan. Ini menyedihkan sekaligus mengkhawatirkan,” ujar Janti.

AP2HI menyayangkan bahwa area-area tangkap yang dahulu diperuntukkan khusus bagi nelayan tradisional kini terbuka bagi kapal-kapal komersial berskala besar, termasuk yang menggunakan alat tangkap masif seperti purse seine. Ketimpangan dalam kapasitas armada menyebabkan nelayan tradisional kehilangan daya saing bahkan ruang untuk menangkap ikan secara layak. AP2HI sudah memperjuangkan program sertifikasi MSC (marine stewardship council), membuktikan bahwa perikanan Indonesia memenuhi standar global. “Tapi tanpa keberpihakan kebijakan, kapal tradisional akan terus terdesak. Produksinya turun, kesejahteraan nelayan ikut jatuh,” tegasnya. (LS/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *