Anak Jakarta Jarang Mengikuti Lomba Ilmiah?


pencheckBenarkah anak Jakarta kurang kreatif? Jika jawabannya dari jarangnya anak Jakarta yang mengikuti perlombaan ilmiah mungkin iya.

Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr LT Handoko mengatakan, sangat jarang sekali anak Jakarta yang mengikutilomba yang diadakan di Indonesia.

“Mungkin anak Jakarta lebih sibuk jadi enggak mikir aneh-aneh. Jangan di Jakarta kalau ingin anak yang kreatif,” tegas Dr Handoko yang didapuk menjadi Ketua Juri Kalbe Junior Scientist Award 2016 yang ditemui seusai seleksi presentasi karya sains 18 finalis KJSA di Taman Mini Indonesia Indah, Senin belum lama ini.

Ia mengatakan, dari berbagai pengalaman menjadi juri hampir selalu perwakilan dari ibukota tidak ada. Jakarta yang macet sehingga anak-anak pulang dalam kondisi letih, banyak kegiatan, serta banyaknya mal atau permainan dianggap turut mendukung anak-anak Jakarta kurang berminat mengikuti perlombaan yang diadakan berbagai instansi.

Sementara di luar ibukota dianggap tidak ada macet, anak punya banyak waktu luang, sehingga akhirnya isi kepala bisa mengeluarkan ide-ide kreatif. Setuju tidak setuju dengan pendapat Dr Handoko, di dalam ajang KJSA 2016 ini dari 18 finalis tidak ada satupun yang berasal dari Jakarta. Secara keseluruhan, sebelum dikrucutkan menjadi 18 finalis, ada 917 karya sains dari 358 sekolah di 23 propinsi.

Kriteria yang dipakai dalam penjurian adalah kreativitas, inovasi, originalitas tanpa mengkesampingkan nilai integritas. Artinya ide pembuatan karya merupakan ide dari anak didik sendiri.

“Yang jadi pemenang yang utama pilih yang inovasi baru, cara pendekatannya beda itu syarat utama. Tapi yang jadi finalis itu juga jadi pemenang, dipilih 9 terbaik tidak ada peringkatnya karena ini perlombaan untuk anak Sekolah Dasar,” katanya.

Ia berharap, hasil karya sains yang dihasilkan menjadi solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak-anak di lingkungan mereka sendiri.

Pada ajang KJSA 2016, selain Dr LT Handoko sebagai juri, didapuk juga Dr Ir Nurul Taufiqu Rochman PhD MEng APU sebagai Ketua Masyarakat Nanoteknologi LIPI, Prof Ir Nizam MSc PhD selaku Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Tjut Rifameutia Umar Ali MA selaku pakar psikologi pendidikan, dan sekolah Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Novriana Sumarti SSi PhD matematikawan, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB.( WK / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *