Ditengah persiapannya maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Bangka Belitung (Babel), Ir. Basuki
Tjahaja Purnama atau Ahok malah diminta maju memimpin Ibukota RI (Republik Indonesia), dengan
maju dalam Pilgub DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, Agustus 2012 mendatang.
Permintaan agar dia maju memimpin Jakarta tersebut menurut Ahok, datang dari beberapa LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat), para buruh dan masyarakat miskin Jakarta.,”Mereka bilang, kalau saya punya program
jaminan sosial nasional yang meliputi pendidikan, kesehatan dan asuransi, terlalu kekecilan kalau
dimulai dari Babel, lebih baik dari Jakarta sehingga memperjuangkannya menjadi program nasional
lebih mudah,” cerita Ahok kepada RB via telpon.
Masyarakat miskin kota, para buruh dan LSM, menurut Ahok menginginkan program jaminan
sosial yang sudah dia terapkan saat memimpin Belitung Timur (Beltim) tersebut bisa diterapkan
di Indonesia, karena hal itu mengacu UU No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. “UU sudah mengatur itu, dan saya sudah melaksanakannya di Beltim, dan mereka
mendorong itu dilaksanakan secara nasional,” jelas mantan Bupati Beltim ini.
Permintaan tersebut kata Ahok disanggupinya. Namun karena dia tidak memiliki dana untuk merebut
kursi DKI 1 tersebut, maka dia meminta masyarakat tidak hanya mendukung lewat KTP (Kartu
Tanda Penduduk), tapi juga lewat pendanaan.
Caranya dengan gerakan Rp 20 ribu perorang yang bisa
ditransfer melalui rekening yang disiapkan. “Jika 400 ribu orang masing-masing menyumbang Rp 20
ribu per bulan, maka dana itulah untuk membiayai pemilihan nanti,” jelasnya. “Dan mereka (LSM
dan masyarakat miskin kota-red) menyanggupinya.
Mereka mau membantu memenuhi syarat
pencalonan saya seperti mengumpulkan fotocopy KTP jika memang saya harus maju melalui jalur
independen, karena tidak mendapatkan partai pengusung,” tambahnya.
Sumbangan dari publik tersebut tambah anggota DPR-RI dari Golkar ini, akan dikelola Center for
Democracy and Transparency (CDT) yang didirikannya tahun 2007 lalu. Dana akan dikelola secara
professional dan bisa diakses public di website www.cdt31.org/dukung.htm. “Jadi ini membalik
sistem yang berlaku selama ini. Jika selama ini calon yang memberikan uang kepada rakyat, maka
sekarang rakyat yang menyumbang untuk calon dalam pemilihan kepala daerah.
Jadi ada politik partisipasi rakyat demi sebuah perubahan,” tuturnya. CDT sendiri menurut Ahok,
memiliki tiga program utama dalam Pilgub DKI nanti yakni, pertama, melakukan pendidikan politik
publik agar masyarakat lebih cerdas dalam memilih pemimpin dan mendorong individu-individu
idealis masuk ke dalam politik.
Kedua, melakukan advokasi langsung terhadap kelompok-kelompok marjinal untuk mendorong pelayanan publik yang lebih baik. Dan ketiga, membantu kebutuhan-
kebutuhan masyarakat kecil yang sangat urgen secara selektif mulai dari pemberian beasiswa,
pembiayaan kesehatan, dan kebutuhan-kebutuhan mendasar dan urgen lainnya.
“Mari bersama-sama ciptakan sejarah. Sumbangkan Rp. 20 ribu per bulan saja untuk mendukung
saya menjadikan DKI Bersih, Transparan, dan Profesional,” ajaknya. Namun Ahok memberi deadline
hingga November 2011 kepada pendukungnya di Jakarta untuk memenuhi persyaratan pencalonan
Gubernur DKI tersebut.
Sebab bulan tersebut, Pilgub Babel sudah memasuki masa pendaftaran. “Jika
syarat pencalonan di DKI siap, saya akan maju di DKI. Namun jika sampai November nanti tidak
siap, saya akan mendaftar Pilgub Babel,” ujar Ahok yang mengatakan, jika bisa memilih, dia tentu
lebih menginginkan memimpin DKI dibanding Babel.
“Kalau urusan sosial DKI selesai, maka 50 persen urusan social nasional ini selesai,” tambah Ahok
yang juga meminta dukungan masyarakat Babel. “Saya mohon dukungan dari warga Babel baik di
Jakarta ataupun di Babel. Bahkan kepada orang-orang yang tidak setuju saya maju ke Pilgub Babel,
mari dukung saya di ke Pilgub DKI dengan menyumbang Rp 20 ribu. Karena jika saya
maju di DKI, kan saya tidak maju di Babel,” pungkasnya.
Related Posts
