Meningkatkan Denyut Ekonomi Batam


Meningkatkan Denyut Ekonomi Batam

Dilaporkan: Setiawan Liu

Batam, 30 April 2021/Indonesia Media – Berkunjung ke kota Batam, provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dianggap tidak lengkap kalau tidak mengunjungi Jembatan Barelang, yang disebut-sebut sebagai ‘Golden Gate’ – nya Indonesia. Tapi anggapan tersebut tidak berlaku umum, termasuk wisatawan mancanegara (wisman) ataupun wisatawan nusantara (wisnus). Kendatipun Jembatan Barelang selalu identik dengan prestasi dan kerja keras presiden ke-3 RI, alm. BJ Habibie, ada yang punya imajinasi lain. Batam dan alm. Habibie paralel, bukan hanya semata-mata Jembatan Barelang, tapi denyut kehidupan dan denyut ekonomi, mulai dari skala UMKM (usaha mikro kecil menengah) sampai konglomerasi. Buktinya, perusahaan galangan kapal PT Bahtera Bahari Shipyard/shipping (BBS) di Batam optimis dengan order sepanjang tahun 2021, bahkan sampai 2024. BBS harus menyelesaikan pembuatan kapal untuk pabrik nikel, alumina, mangan dan lain sebagainya selama tahun 2021 – 2024. “Industri pengolahan hasil bumi juga butuh tongkang. Jumlah kebutuhan mencapai 250 set per tahun ini,” kata chairman BBS Hengky Suryawan (Kie See Cung)

Sebagai pengusaha, Hengky selalu optimis dengan prospek ekonomi Kepri, khususnya Batam. Bahkan ia yakin, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo akan meresmikan jembatan Batam Bintan (Babin) sebelum berakhir masa jabatannya, 2024. Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Suharso Monoarfa baru kunjungan beberapa hari yang lalu (23/4). “Pak Suharso baru sebatas survei, dan tindak lanjutnya untuk segera lelang proyeknya. Anggarannya multi-years contract pada pertengahan tahun depan. Dana pembangunan sebesar Rp 7,1 triliun,” kata ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Tanjungpinang.

Pembangunan Jembatan Batam Bintan ini telah masuk ke dalam salah satu proyek pembangunan strategis nasional. Sehingga Pemerintah akan terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan yang nantinya bakal menghubungkan pulau Batam dan Bintan.

Belum lagi, rencana Pollux Properties Group dan keluarga BJ Habibie membangun pencakar langit yang mengangkasa 350 meter. Melalui Pollux Habibie International, mereka tengah merintisnya dalam pengembangan superblok Meisterstadt 11 menara di atas lahan 9 hektar di Batam Center, Batam, Kepulauan Riau. Lokasi BBS berada di sebelah timur pulau. Lokasi existing yang sekarang sangat dalam lebih baik terutama untuk pembuatan kapal besar, vessel dengan bobot 30.000 GT atau lebih. Seperti pesanan kapal angkut batubara milik crazy rich asal Batu Licin Kalimantan Selatan, Haji Isam (Andi Syamsuddin Arsyad) yang sudah diajukan sejak beberapa bulan yang lalu. “Pak Haji pesan vessel 30.000 GT. Kami hitung-hitung, (cost) pembuatan bisa lebih mahal dibanding (galangan kapal) luar negeri,” kata Hengky.

Kilas balik, ketika presiden ke-2 RI, alm. Soeharto (Maret 1967 –  Mei 1998) meminta BJ Habibie mengambil alih pengembangan Batam dari Pertamina pada tahun 1973. Habibie ingin pengembangan Batam dilakukan dengan caranya sendiri dan Soeharto menyetujuinya. Untuk bisa mengalahkan Singapura, luas Pulau Batam yang hanya 75 persen dari negara tersebut harus ditambah. Makanya dia memperluas daerahnya ke pulau lain di sekitarnya yakni Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru, dengan membangun enam Jembatan Barelang. Merespon hal, anggota DPD MPR RI dari Kepri, Richard Pasaribu menilai bahwa denyut ekonomi Batam harus dibarengi dengan infrastruktur, terutama pelabuhan. Selama ini, pelabuhan Singapura yang paling besar dan padat di kawasan Asia Tenggara. Port of Singapore senantiasa menempati peringkat kedua dan ketiga sejak tahun 2008. Hebatnya lagi, Singapura merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara dengan luas wilayah paling kecil. “Kondisi Batam, tidak ada kilang minyak. Sementara potensi minyak dari kabupaten Natuna, Anambas, (akhirnya) dibelokan ke Singapura yang punya kilang. Kondisi Batam, bagaimana bisa bersaing dengan PSA International Pte Ltd. Singapura (salah satu operator pelabuhan terbesar di dunia), kalau belum ada pelabuhan,” kata alumni SMA Negeri 2 Jakarta Barat dan Universitas California, Berkeley USA.

Tambah lagi, minyak ataupun beberapa hasil bumi dari Sumatera Selatan, ternyata ditampung di Singapura. Pebisnis di Singapura menikmati nilai tambah (value addition) dari pengolahan sumber daya alam (SDA) termasuk minyak dari Indonesia. “Kita belum menerapkan penciptaan value addition (nilai tambah). Batam, seharusnya ada dua infrastruktur ini sehingga ada multiplier effect, mempengaruhi devisa negara,” kata penasehat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) DPD Kepri.

 

Kalau ada sepuluh kapal ke Singapura, seharusnya minimal satu atau dua singgah ke Indonesia, khususnya Batam. Ia mengaku pernah menyampaikan berbagai usulan untuk peningkatan denyut ekonomi Batam kepada pemerintah pusat. “(pembangunan) pelabuhan butuh Rp 25 triliun, pembangunan kilang minyak, Rp 150 triliun. Kita sudah menghabiskan triliunan rupiah, digunakan hanya untuk usir pandemi covid. Berarti kita bisa membangun infrastruktur di Batam, Kepri. Transhipment atau galangan kapal sudah ada, given. Pariwisata sudah mulai dikembangkan. Tapi potensi yang ada di depan mata, harus diakomodasi juga,” kata Richard.

Pemerintah pusat melihat Batam sebagai titik kecil saja. Karena bagi Indonesia secara keseluruhan, Batam hanya satu dari ratusan masalah. Padahal Batam sudah menciptakan potensi devisa, tapi perlu ditingkatkan. Pulau Batam sangat unik, karena hanya satu-satunya di Indonesia. Tidak ada pulau lain di Indonesia dengan berbagai keunikan dan prospek ekonominya. Batam bukan seperti pulau Buton (Sulawesi Tenggara), kepulauan Seribu (Jakarta Utara), pulau Madura (Jawa Timur). Batam identik dengan Singapura, tapi Singapura sudah optimal. “Batam hanya 5-10 persen dari Singapura. Ini harus menjadi kebijakan pemerintah. Kalau ada anggapan ‘Singapura tidak suka (kalau Batam maju),’ itu urusan dia. Bahkan dia (Singapura) juga berharap ada pembatalan pembangunan,” kata Richard.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *