Untitled


Namaste Tidak Batasi Job Order Musik, Range 10 – 25 Juta

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 4 Juli 2023/Indonesia Media – Pekerja seni di Jakarta, Jan Hien yang berhasil kelola Namaste Music Creative Work, mengaku tidak membatasi ruang gerak dan kreasinya untuk memenuhi permintaan client, serta tidak melihat latar belakang. Perjalanan panjang karir, sekitar 35 tahun lamanya, ia hanya termotivasi untuk terus meningkatkan apresiasi dan karya seninya. “Itu (kegiatan Namaste) lebih pada passion. Sejauh job order nya masih ranah kesenian, kami garap dan tidak membatasi diri hanya sebagai pencipta lagu keagamaan termasuk lagu Rohani Buddhis. Kami mengerjakan jingle iklan, lagu mars, hymne sebuah universitas di Jakarta,” Jan Hien mengatakan kepada Redaksi.

 

Client datang ke studionya di bilangan Penjaringan Jakarta Utara, dan menyampaikan permintaan, langsung ditangani. Tarif jingle iklan yang dikenakan sangat bervariasi dan tergantung kompleksitasnya. Selain, ada juga pertimbangan variasi komposisi musik dan lain sebagainya. Misalkan ada client yang minta jingle dengan multi bahasa (Indonesia, Mandarin, Inggris). “Ada juga yang minta mixed Indonesia dan Inggris. Tapi range harga yang dikenakan, Rp 10 – 25 juta. Persaingan pasti ada, misalkan musisi yang sudah lebih dikenal, pasti range nya Rp 20 – 50 juta,” kata alumni SMA Negeri 2 Jakarta Barat.

 

Target audiens dan client Namaste acak, artinya management Namaste juga tidak pernah pilah-pilah. Selain, usaha music & creative works adalah sektor jasa dan sangat dinamis. Sehingga filosofi pelayanan yang terbaik untuk client menjadi pegangan. “Kebetulan saja, saya berlatar-belakang Buddhis. tapi tidak sama sekali tangani perusahaan milik umat Buddha. Ada client dari kalangan Gereja, saya garap. Kalau dari sekuler atau commercial, misalkan permintaan terkait dengan kegiatan perusahaan, saya pasti garap,” kata alumni Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

Selama 10 tahun, ternyata permintaan client juga semakin bervariasi. Misalkan seorang kepala sekolah swasta di Jakarta sempat mengajukan permintaan terkait dengan peningkatan pendidikan musik untuk murid-muridnya. Sehingga Namaste memberdayakan bakat seni murid-muridnya terutama upaya membangun naluri artistik musik. ternyata, kegiatan pendidikan terus berkembang, sampai kepala sekolah meminta agar murid-muridnya bisa menciptakan lagu. “Ada etika syair, melodik bahkan teknik sinematografi selama kegiatan (pendidikan) di Namaste. Tim kami komplit,” kata Jan Hien yang dulu pernah masuk 50 besar Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) Prambors tahun 1980 an. (sl/IM)

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *