TSDP Kepri terus ditingkatkan dengan kapal perintis, komersial


TSDP Kepri terus ditingkatkan dengan kapal perintis, komersial

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 23 Mei 2022/Indonesia Media – Kondisi transportasi sungai, danau, penyeberangan (TSDP) di provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk lalu lintas, angkutan, saat ini telah terlayani dengan 19 lintas penyeberangan dengan 13 kapal penyeberangan. Dari 19 lintas tersebut, terdapat 13 lintas Perintis yang disubsidi pemerintah (dalam hal ini Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan. “Sisanya, ada enam yang merupakan lintas komersial,” Dirjen Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan kepada Redaksi.

Sejumlah 13 lintas perintis tersebut dilayani oleh empat kapal, dengan jumlah anggaran 15,8 milyar. Nantinya akan ada satu tambahan kapal kapal untuk melayani kepulauan Natuna, provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hingga ke Kalimantan Barat (Kalbar). Anggaran yang dialokasikan Ditjen Hubdat Kemenhub untuk meningkatkan TSDP di Kepri sekitar Rp 28,8 milyar. Angka tersebut terdiri dari subsidi sekitar Rp 15,8 miliar dan pembangunan pelabuhan Sedanau (Kab. Natuna) sekitar Rp 13 miliar. “Banyak pelabuhan yang rata-rata sudah tersedia kapal penyebrangan, pelabuhan penyeberangan baik konstruksi beton maupun MB (movable bridge). Rutenya Tambelan Sampit (Kalbar), Sintete (Kab. Sambas Kalbar), Midai (Kab. Natuna Kepri). Pelabuhan Sintete merupakan salah pelabuhan penyebrangan kapal laut untuk mengangkut penumpang, kendaraan dan barang, khususnya yang menggunakan kapal roro atau kapal Ferry atau kapal perintis lainnya,” kata Budi Setiyadi.

Angkutan penyeberangan di Kepri telah menjangkau antar kabupaten/kota di dalam provinsi, maupun dari dan ke luar provinsi sekitar, seperti Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. Selanjutnya untuk skala prioritas, tentunya diutamakan wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dan perbatasan (1P). “Wilayah 3T – 1P antara lain Karimun dan Natuna (Kepri) yang tentunya juga terhubung dengan kota Batam sebagai wilayah bangkitan perjalanan. Semua terkoneksi, memang sentra produksi lebih banyak di Batam. Pasokan sayur mayur dari Sumatera terutama Jambi, Riau ke Batam dulu. Sehingga penyeberangan antara provinsi (Riau, Jambi) untuk pasokan sayur, masuk ke Batam. Lalu diseberangkan ke wilayah 3T di Kepri,” kata Budi Setiyadi. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *