Wujud PEN di Palopo, Alokasi Dana dan Baksos ASR 


Wujud PEN di Palopo, Alokasi Dana dan Baksos ASR 

dilaporkan: Setiawan Liu

Palopo, 2 April 2021/Indonesia Media – Di tengah pandemi covid, Yayasan Budi Bhakti di kota Palopo Sulawesi Selatan meyakini bahwa sinergitas dari seluruh elemen bangsa Indonesia termasuk institusi TNI – Polri, pelaku usaha potensial mempercepat pemulihan ekonomi daerah. Sebagaimana kebijakan pemerintah pusat, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yakni alokasi dana di daerah. “Wujudnya (kebijakan pemerintah pusat) di daerah, mungkin termasuk kegiatan Kodam XIV (Komando daerah militer untuk Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara) ASR (Aku Sahabat Rakyat), yaitu pembagian paket sembako,” kata ketua Yayasan Budi Bhakti Luis Chandra melalui sambungan telepon.

Beberapa hari yang lalu, tagline ASR diluncurkan dalam bentuk Kegiatan Baksos di Asrama Kodim 1403 Sawerigading Kota Palopo. Walikota Palopo Drs.H.M Judas Amir yang hadir pada acara launching menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Kodam XIV, khususnya Kodim 1403 Sawerigading Palopo. Anggota Kodim dengan motor membagikan bingkisan kepada warga tidak mampu. Isi paket (yakni) kebutuhan sehari-hari; beras, minyak goreng, mie instan. Secara umum, kesejahteraan sekitar 180.000 (seratus delapan puluh ribu) warga Palopo makmur dan sejahtera. “Karena daerah kami mulai dari sektor perkebunan, pertanian, perikanan sampai tambang nikel bisa menghidupi warga. Pendapatan rumah tangga keluarga di atas rata-rata. Tapi melalui kegiatan sosial seperti ASR bisa menjaga lingkungan masyarakat semakin erat, bersolidaritas,” kata Ketua PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) Palopo.

Kendatipun Palopo merupakan kota kecil, atau sekitar 362 Km dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan Makassar, potensi daerah juga tidak lepas dari kearifan lokal, intangible culture (nilai budaya) terutama keramahan warganya. Selain, potensi wisatanya mulai dari atmosphere pegunungan, hawa pesisir pantai dari teluk terbentang dengan kehidupan masyarakat yang heterogen. Agama mayoritas tetap Islam. Tapi ada juga umat Kristen, Katolik, Hindu, Budha. Suku mayoritasnya, Bugis. Tapi ada juga suku Tionghoa, bahkan hidupnya juga pas-pasan. PSMTI, Yayasan Budi Bhakti juga ikut membantu sekitar 600 KK Tionghoa. Rata-rata, satu keluarga terdiri dari dua sampai tiga anak. Sehingga, keseluruhan suku Tionghoa yang ekonominya pas-pasan sekitar 3000 jiwa. Kami hidup rukun dan damai,” kata Luis yang berbisnis pengembang properti, mall di Palopo. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *