Wayang Tidak Melulu Masuk Ranah Industri


Wayang sebagai bagian dari khazanah Indonesia dan sumber kreativitas seni yang tak habisnya untuk digali tidak melulu harus masuk ranah industri. Buktinya, pagelaran Wayang Golek Pesisiran (WGP) di GKJ (Gedung Kesenian Jakarta) Pasar Baru, Jakarta Pusat tetap mendapat tempat di hati masyarakat luas. Bahkan paniWayang sebagai bagian dari khazanah Indonesia dan sumber kreativitas seni yang tak habtia dan pengurus tetap mau mempertahankan pure (murni) wayang, tanpa embel-embel. “Saya tetap memagari (wayang), harus yang pure wayang. Tradisi, jangan tercampur dengan seni lain, tanpa harus dengan tampilan artis. Ini (WGP) wayang murni, dan ternyata diterima (penonton),” Sedjati Emmy Kusumadewi, anggota pengurus Budayaku beberapa waktu yang lalu. 
 
Dalam wawancara eksklusif dengan Harian Nusantara, Sedjati melihat pagelaran WGP sebagai sajian baru. WGP bisa juga sebagai modifikasi dari Wayang Golek Cepak Tegal. Pementasan melibatkan empat orang dalang. Pementasan dibuat dengan konsep pagelaran wayang berbentuk teater, lengkap dengan koreografi tari. Pertunjukan berlangsung lebih dari satu jam, dan penonton tetap tidak beranjak dari tempat duduknya. “Ini pagelaran kedua. Kami akan ‘naik’ tingkat, (pagelaran ketiga) di TIM (Taman Ismail Marzuki). Pak Bambang Subekti (Direktur GKJ) sudah menjanjikan. Rencananya, kami akan gelar konser karawitan bulan Desember mendatang. Kami yakin, step by step, wayang menjadi sajian yang (berkembang) pesat.”
 
Sajian isi cerita (WGP) tidak menghilangkan pakem wayang yang ada di Jawa Tengah (Jateng) khususnya Tegal. Penciptaan karakter masing-masing peran dalam pementasan dibuat sekuat mungkin. Narasi dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah dimengerti para penonton. “Di dalam (alur cerita, karakter peran) menarik. Banyak juga seniman yang bantu. Misalkancomposer yang hebat, mau terlibat, dan sifatnya hanya mau membantu.”
 
Awal berdirinya Budayaku, menurut Sedjati tidak lepas dari keinginan untuk berkarya. Budayaku berstatus sebagai LSM (lembaga swadaya masyarakat), berdiri pada bulan Agustus 2011 di Jakarta. Budayaku mengarah menjadi sebuah komunitas budaya yang dapat menjadi bagian dari kelangsungan kegiatan seni budaya tradisional. “Setiap pecinta seni pada akhirnya juga ingin berkarya sendiri. Ide dari pendirian Budayaku, karena kami ingin mendorong para seniman muda. Misalkan Waluyo (composer WGP) yang masih muda, hebat. Dulunya, dia tampil selalu di bawah Garin Nugroho (sutradara senior), Sardono W. Kusumo (sutradara, koreografer). Akhirnya, kami terdorong untuk bikin Budayaku. Ternyata, hasil kerja pagelaran seni kami dinilai bagus. Kami mau ekspor seniman muda yang kreatif. Kami juga nggak khawatir kalau jumlah penonton sedikit. Karena kami harus terus awali. Kalau nggak mulai, mau kapan lagi? Wayang di Indonesia, usianya sudah ratusan tahun. Orang hanya tahu wayang, tapi tidak tahu wayang tertua di Indoensia, yaitu Sriwedari. Usia (Sriwedari) sudah seratus tiga tahun, tapi belum pernah tampil seperti di GKJ, TIM. Kami sangat prihatin.”
Sementara itu, salah seorang pengurus dan panitia WGP mengaku bahwa biaya pagelaran mencapai sekitar Rp 100 juta. Biaya tersebut mencakup honor pemain, akomodasi selama pagelaran, promosi, latihan dan lain sebagainya. Sementara biaya gedung GKJ, panitia mendapat subsidi penuh. “(Pertunjukan WGP) adalah misi pengembangan seni tari nusantara. Kami mau memperlihatkan kepada generasi muda Indonesia. Bahwa akar budi bangsa kita adalah kebanggaan bersama. Bangsa yang kaya, adalah Bangsa yang menjaga warisan seni budayanya,” kata sumber yang tidak mau menyebutkan namanya.
Panitia juga tidak mengharapkan seniman terlibat dalam penggalangan dana dan sponsor. Karena kalau seniman sibuk mencari dana, waktunya habis. “Nanti, kreativitas mereka terkurang. Kami hanya mau merepresentasikan warisan leluhur di tengah keresahan masyarakat. Kami tidak mencari untung, tetapi bisa sekedar menutupi semua biaya pagelaran.” (setiawan)
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *