Usaha Prospektif Pengolahan Limbah Pertanian Sumber Hijauan untuk Silase Ternak Sapi


 Usaha Prospektif Pengolahan Limbah Pertanian Sumber Hijauan untuk Silase Ternak Sapi

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 12 November 2020/Indonesia Media – Ada potensi dan prospek limbah pertanian sebagai sumber hijauan, dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak sapi termasuk silase jerami sorgum untuk mengatasi kekurangan produksi rumput terutama pada musim kemarau. Silase adalah metode pengawetan hijauan berdasar pada fermentasi asam laktat di bawah kondisi anaerob. “Seingat saya, ada 400 hektar (luas lahan penanaman sorgum) untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak di NTT (Provinsi Nusa Tenggara Timur) waktu program ketahanan pangan diluncurkan Kementerian BUMN (Januari 2013 – Desember 2014). Silase dari hijauan karena dipanen saat masih hijau. Umur 75-80 hari dipanen, bernutrisi dan diproses jadi silase. Kelebihan bahan hijau, (potensial) diproses jadi silase untuk sapi potong, sapi perah. Kualitas daging (sapi potong) bisa lebih bagus, ADG (average daily gain) meningkat,” kata pembuat silase Kusmunandar.

Sehingga investor yang berencana membangun usaha penggemukan sapi di kawasan skala lumbung pangan sampai ratusan hektar diperkirakan berkapasitas 10.000 ekor. Usaha penggemukan sapi dengan menggunakan, memanfaatkan pakan sorgum atau silase sudah pasti memberi keuntungan untuk investor. “Kita bisa hitung berapa luas lahan untuk memenuhi pasokan pakan atau silase (dari sorgum). Idealnya, 10.000 ekor sapi perlu lahan seluas 200 hektar sehingga ada cadangan pembuatan silase,” kata Kusmunandar dan rekannya, Lim Hung dari perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi.

Investor bisa saja ‘copy-paste’ dari perusahaan yang sudah lebih dulu berhasil mengembangkan peternakan sapi terintegrasi. Usaha yang relevan dengan program ketahanan pangan, menjaga eksistesi dan keharusan Bangsa Indonesia. Sehingga lini bisnis peternakan sapi terintegrasi meliputi penggemukan (fattening), pengembangbiakan (breeding), pengembangan pupuk organic dan lain sebagainya. “Perusahaan (investor) budidaya penggemukan sapi, bisa langsung mengundang owner Widodo Makmur Perkasa, beralamat di Cilangkap Jaktim. Beliau pasti mau sharing pengalaman,” kata Kusmunandar.

Secara garis besar, hitung-hitungan investasinya yakni 10.000 ekor sapi harus ditentukan dengan jumlah kebutuhan hijauan sorgum per hari. Asumsinya, satu ekor sapi untuk 10 kilogram hijauan sorgum. Angka tersebut, yakni 10 kilogram dikalikan 10.000 ekor sapi, berarti kebutuhannya sampai 100 ton hijauan per hari. Pakan hijauan sorgum butuh panen sorgum dari 3 hektar lahan/hari. Sehingga lahan sorgum yang diperlukan untuk 10.000 ekor sapi sama dengan 250 hektar lahan penanaman sorgum. “Perlu juga perhitungan kebutuhan pupuk kandang, sorgum butuh pupuk apa lagi?. Yang diperlukan pupuk cair organic hayati. Kalau kapasitas produksi sorgum mencapai 30 – 40 ton per hektar, berarti investasinya sudah sangat efisien. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *