TNI AL: Ledakan di Pondok Dayung Beda dengan Tragedi di Cilandak 1984


Ledakan di gudang amunisi milik pasukan katak (Paska) Angkatan Laut mengembalikan memori publik ke tragedi serupa di markas Marinir Cilandak, Jaksel, pada tahun 1984. Meski sama-sama ledakan gudang amunisi, namun TNI AL memastikan efek dan korban yang jatuh tak sebanding.

“Beda dengan gudang amunisi yang meledak tahun 1984 di Cilandak,” kata Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Surapati saat jumpa pers di kawasan Dok Koja Bahari 1 yang berada di seberang Pondok Dayung, Rabu (5/3/2014).

Sejumlah argumen disampaikan Untung sebagai bukti perbedaan tersebut. Pertama, Pondok Dayung adalah daerah tertutup. Tidak boleh ada kalangan sipil atau prajurit di luar Pasukan Katak yang masuk ke lokasi. Dengan demikian, korban hanya berasal dari kalangan TNI. Ini berbeda dengan insiden tahun 1984 yang menelan korban cukup banyak dari kalangan sipil karena lokasi gudang yang berdekatan dengan rumah penduduk.

Argumen kedua dari segi senjata. Menurut Untung, di gudang amunisi tersebut hanya terdapat senjata ringan, mulai dari pistol dan senjata lainnya. Tentu saja ini berbeda dengan tragedi 1984, di mana saat itu banyak roket dan senjata berat lainnya yang beterbangan di udara.

“Saya jamin tidak sama. Di gudang amunisi ini beda dengan Cilandak. Saya berani memastikan tidak ada efek lanjutan dari amunisi yang meledak,” tegasnya.

Sejauh ini, kata Untung, korban yang tercatat ada 87 orang. Satu di antaranya tewas atas nama Sertu Iman Syafei. Para korban luka berada di RS Mintoharjo, RS Port Center dan RS Sukmul.

Tragedi gudang peluru di Cilandak menewaskan belasan warga sipil.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *