Tirulah Malaysia dan Thailand…


Indonesia boleh jadi menang dalam hal keragaman alam, seni, dan budaya. Namun, Indonesia ternyata kalah jauh dalam mempromosikan potensi tersebut untuk kepentingan pariwisata ke masyarakat Eropa dibandingkan dengan negara Asia lain, seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Padahal, Eropa merupakan pasar besar.

“Indonesia tidak punya dana cukup untuk promosi. Berbeda dengan Malaysia dan Thailand yang sangat agresif. Bujet Thailand dan Malaysia di Eropa boleh jadi lebih besar daripada Indonesia untuk semua negara,” ujar Monica Blachian, Country Manager Germany untuk Visit Indonesia Tourism Officer, seusai acara Indonesian Tourism Update. Acara itu diselenggarakan Kedutaan Besar Indonesia untuk Jerman guna menyambut International Tourism Bourse di Berlin dalam waktu dekat.

Padahal, sebagai negara kepulauan dengan berbagai keragaman alam, seni, budaya, dan aktivitas, promosi sangat dibutuhkan. Orang Eropa tidak terbayang betapa luasnya dan beragamnya Indonesia. Mereka tidak tahu, dari Sumatera ke Papua, misalnya, butuh waktu lama sehingga selama di Indonesia mereka harus memilih dan perlu bekal informasi untuk itu.

Monica dapat memahami kecilnya bujet tersebut lantaran Indonesia masih berhadapan dengan isu-isu dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. “Indonesia juga tidak harus bergantung pada turis asing karena memiliki banyak turis domestik. Populasi Indonesia sangat besar,” ujarnya.

Pemilik kantor perjalanan di Berlin, Inggrid Drasdo, berpendapat senada. Indonesia tidak terlalu dikenal secara utuh sehingga tidak menjadi tujuan utama. Bali masih menjadi salah satu ikon atau lokasi yang paling dikenal di Eropa.

Eropa pasar besar

Eropa sendiri merupakan pasar besar dan incaran berbagai negara Asia. Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Sapta Nirwandar mengatakan, Indonesia, misalnya, menargetkan peningkatan hingga 1 juta orang setahun turis asal Eropa. “Saat ini jumlah turis asal Eropa 700.000-800.000 orang per tahun,” ujarnya seusai briefing.

Eropa merupakan pasar yang bagus karena lama tinggal turis Eropa sekitar 14 hari. Mereka menghabiskan rata-rata lebih dari 100-300 euro per hari dan bujet berbelanja mulai dari 300 euro hingga 5.000 euro. Berbeda dengan turis asal Asia dengan lama tinggal sekitar hari dan pengeluaran lebih sedikit. Perjalanan dari Eropa jauh sehingga turis memilih tinggal lama. “Orang Eropa juga mempunyai jatah libur lebih lama, sekitar enam minggu dalam setahun, sedangkan libur orang Asia kebanyakan hanya 12 hari dalam setahun,” ujarnya.

Di antara berbagai negara di Eropa, Jerman masih merupakan pasar terbesar untuk turisme Indonesia. Duta Besar Indonesia untuk Jerman Eddy Pratomo mengatakan, turis asal Jerman yang berkunjung ke Indonesia mencapai sekitar 120.000 orang tahun lalu.

Turis asal Jerman yang berkunjung ke Indonesia umumnya senang mempelajari seni dan budaya, seperti gamelan, angklung, dan kolintang. Kedutaan sendiri berupaya meningkatkan kunjungan wisata ke Indonesia dengan memberikan pelayanan visa super cepat hanya dalam waktu satu jam. Selain itu, diselenggarakan sarasehan tentang Indonesia satu bulan sekali

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *