PADA suatu pagi, di sebuah radio disiarkan tentang seorang ibu yang membawa anaknya. Anak ini terkena panas sehingga badannya menjadi kaku sebagian. Satu tangan dan kakinya ditekuk, sedangkan kaki dan tangannya yang sebelah lurus. Tidur normal tidak bisa. Duduk sulit, dan berdiri atau berjalan lebih tidak memungkinkan. Selama delapan tahun hidupnya dipangku sang ibu.
Kalau melihat anak tersebut secara lahiriah, lazimnya kita berkata anak itu cacat. Tapi sangat jauh berbeda kalau melihatnya sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak ada istilah cacat. Semua ciptaan Allah menakjubkan, dan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Karena Dia-lah Al-Badii, Yang Maha Menciptakan segala sesuatu dengan sempurna.
Pasti ada rahasia Allah di balik ciptaan-Nya ini. Misalnya, kita bisa membayangkan kalau ibunya ridho. Memangku anaknya setiap hari, menyuapi, dan membersihkan kotorannya, sehingga ia sendiri susah tidur. Belum lagi ketika dipangku, mungkin ia dihina, diremehkan, atau sekadar dikasihani oleh tetangga dan yang melihatnya.
Hati ibunya yang remuk menerima semua itu bisa membuat dosa-dosanya berguguran. Semakin bersih kalau ibunya ridho, dan betapa pahalanya luar biasa. Sesuatu yang belum tentu mudah didapat dengan memiliki anak yang bisa berjalan sendiri.
Anak itu tidak cacat. Tetapi ia anak yang luar biasa hebat karena bisa menyelamatkan orangtuanya. Yang belum tentu bisa dilakukan oleh anak-anak lain, yang normal dan tidak dianggap cacat.
Lalu, bagaimana jika kedua orangtuanya meninggal dunia terlebih dahulu? Si ibu tadi menjawab, “Kalau saya meninggal, pasti Allah tetap mengurusnya.” Luar biasa jawaban dari sang ibu. Karena mustahil Allah tidak bertanggungjawab terhadap apa yang Dia ciptakan. Allah yang menciptakan anak tersebut. Allah Mahabaik dan Maha Penyayang. Pasti selalu ada jalan baginya, dan kita tidak tahu entah seperti apa. Allah pasti punya rencana terhadap setiap ciptaan-Nya.
Karena itu, hikmahnya bagi kita adalah kebesaran Allah. Yang Maha Menciptakan dengan sempurna alam semesta beserta isinya. Bagaimana pun keadaan dan kondisi kita, sepatutnya kita pandai bersyukur. Seperti, alhamdulillah ditakdirkan dengan badan yang lengkap dan utuh, serta bisa berjalan sendiri.
Adanya keunikan pada setiap manusia, seharusnya membuat kita takjub kepada Al-Badii. Kalau kita ingat kepada Allah Yang Maha Menciptakan, maka saat membaca cerita tentang anak tadi, dalam hati kita akan hadir perasaan kagum. Menuntun kita untuk segera bertobat dan patuh kepada-Nya.
Dikarunia badan yang utuh dan lengkap, seharusnya kita sanggup terus berupaya menjadi saleh. Menjadi anak yang luar biasa hebat sebagaimana anak tadi. Anak yang luar biasa hebat, dan bukan cacat. Ia tidak hanya bisa membantu menyelamatkan orangtuanya. Tetapi juga orang yang melihat, mendengar, atau membaca cerita tentangnya, dan kemudian bertobat.
Seharusnya kita bisa semakin bersyukur dengan terus menyusun kebaikan demi kebaikan sepanjang hari. Ketika melihat ada orang yang badannya kurus dan kecil maupun gemuk, maka tidak ada lagi tatapan meremehkan atau menghina. Yang ada hanyalah ingat dan takjub kepada Allah. Insya Allah rasa bahagia akan dihidangkan di hati kita, oleh Pemilik kebahagiaan. [*]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2226776/tidak-ada-orang-cacat-di-mata-allah ( inilah / IM )