Teror bom yang dialami oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Afif Julian Miftah pada Senin (6/7) dinihari diketahui bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya ban mobil Afif ditusuk-tusuk hingga gembos. Tak hanya itu, mobilnya pun disiram dengan air keras. Mantan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua mengungkapkan, teror yang dialami Afif merupakan bagian dari upaya sistematis perlawanan balik para koruptor terhadap lembaga antirasuah. Teror serupa sering kali dialami oleh para penyidik KPK.
“Itu sudah sering, ada yang ditabrak, patah kakinya, ini cuma bom buat-buatan. Iya (sistematis). Dulu juga ada yang seperti ini, ditangkap, ditabrak,” kata Abdullah kepada wartawan, Selasa (7/7).
Dikatakan Abdullah, tak hanya melalui teror secara fisik terhadap pegawai, perlawanan balik koruptor juga dilakukan melalui sisi lain, termasuk rencana revisi UU KPK. Abdullah menduga perlawanan yang dilancarkan koruptor dan kroninya ini akan terus berlangsung. “Sasarannya KPK nya itu. Lembaganya. Tinggal entry point-nya dari mana. Apakah dari pimpinan, pejabat, penyidik. Pokoknya KPK. Karena itu kita lihat, rencana UU baik KUHP maupun KUHAP, rencana amandemen UU KPK juga, kan diarahkan untuk melemahkan KPK. Jadi itu lembaganya (yang diserang). Entry point melalui macam-macam cara,” ungkapnya.
Abdullah mengatakan, sistem perlindungan keamanan kepada para pegawai KPK bukan jaminan tidak ada lagi teror. Hal itu lantaran jika seseorang telah memiliki niat jahat, segala cara akan dilakukan untuk melancarkan niatnya tersebut.
Menurutnya, untuk menangkal perlawanan balik koruptor ini korupsi harus menjadi musuh bersama semua pihak. “Ini bukan soal peningkatan keamanan tapi kesadaran semau pihak khususnya pemerintah dan teman-teman penegak hukum lain untuk bersama-sama memberantas korupsi. Jadi korupsi harus dijadikan common enemy, musuh bersama-sama, untuk memberantas korupsi,” tegasnya.
Diberitakan, rumah salah seorang penyidik KPK bernama Kompol Afif Julian Miftah yang berlokasi di Mediterania Regency, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (6/7) dini hari diteror. Di depan rumah tersebut ditaruh benda mencurigakan yang mirip dengan bom. Benda berwarna coklat dan hitam tersebut berbentuk kotak yang dilengkapi dengan benda menyerupai detonator lengkap dengan kabelnya.( SP / IM )