Tepung melegenda Cicurug Sukabumi dan pelestarian kuliner tradisional 


Tepung melegenda Cicurug Sukabumi dan pelestarian kuliner tradisional 

dilaporkan: Setiawan Liu

Bogor, 11 September 2022/Indonesia Media – Industri pembuatan tepung Hunkue di Cicurug, Sukabumi (Jawa Barat) berdiri thn 1930 dan masih eksis sampai sekarang. Bahkan industrinya sempat mendiversifikasi, yakni berdirinya pabrik di Parungkuda Sukabumi yang lokasinya saling berdekatan. Dua produsen tepung, yakni pabrik Cap Boenga dan PT Hadian Global hanya dibatasi dengan sungai. “Manpower (tenaga kerja) adalah (mereka) yang dulu, bapak-bapaknya sudah sempat kerja di pabrik tepung Boenga,” Suwandi Tjipto dari PT Hadian Global mengatakan kepada Redaksi.

Tepung hunkue terbuat dari pati kacang hijau, berwarna putih, beraroma khas dan memiliki tekstur yang lebih kasar dari tepung terigu. Namun saat dijadikan adonan akan menghasilkan adonan yang kental dan kenyal seperti tepung. Pabrik Hunkue pertama kali berdiri tahun 1930, oleh alm. Tjoa Tjoen Goan dan istrinya. Pemanfaat Hunkue dulunya paralel dengan berbagai resep pembuatan jajanan tradisional khas Indonesia termasuk cendol, bika ambon, kue bugis, nagasari, klepon dan lain sebagainya. “Om (kakak atau adik laki-laki ayah atau ibu) saya dulunya bekerja untuk almarhum Tjoa Tjoen Goan sebagai kepala pabrik. Karena ia sangat dekat dengan kegiatan di pabrik, ia masih simpan bulletin Hunkue yang terbit pada zaman Belanda dan berbahasa Belanda. Isinya mengenai cerita Hunkue dan resep-resep,” kata Suwandi Tjipto, asli dari Ciampea Bogor, Jawa Barat.

 

Pabrik ‘generasi baru’ Hunkue yang dikelola bersama Om nya mempekerjakan 15 orang. Sebagian besar adalah warga yang tinggal di Parungkuda dan sekitarnya. Pabrik hunkue cap Boenga sudah melegenda dan berakar di Sukabumi, khususnya Cicurug. Sehingga para pekerja generasi ke 2 atau ke 3 punya ikatan emosional dengan kegiatan di pabriknya. Proses pembuatan juga masih manual; pengendapan, penggilingan, pemisahan ampasnya, dicuci lagi serta diendapkan.  Tepung Hunkue juga tetap dengan ingredient yang sama walaupun sudah hampir seratus tahun berdiri. “(bahan bakunya) ada kacang hijau, batang pohon aren,” kata alumni fakultas teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Jawa Barat.

Om nya merintis karir di pabrik Cap Boenga selama kurang lebih 50 tahun. Ia seakan menjadi andalan alm. Tjoa Tjoen Goan karena keahlian pada operasional pabrik hunkue. Om nya bukan ahli pemasaran, sebaliknya hanya tahu proses pembuatan tepung. Baginya, pekerjaan yang digeluti bukan yang prosesnya jelimet, susah. Kalau ada mau yang melakoni pekerjaan pembuatan tepung (sagu ubi, pati singkong, pati kacang hijau asli), sehari juga bisa. “Ini dibuat dengan cara tradisional, penggilingan masih dengan batu. Prosesnya, (bahan baku) digiling dengan mesin atau dengan batu, hasilnya berbeda.  kalau digiling dengan mesin, serat-serat putus. Kalau digiling dengan batu, masih ada serat-serat sehingga kue tetap kenyal,” kata Suwandi.

Di tempat yang sama, penggiat kuliner khas Bogor Susan memanfaatkan hunkue PT Hadian Global untuk special cakes, pies. Dengan brand nya Susan’s Patisserie’s Cakes di gedung tua Doea Tjangkir, Jl. Sawo Jajar Bogor, ia terus mengajak stakeholders ikut acara pelestarian kuliner tradisional. Kuliner jajanan pasar seperti bika ambon, klepon, nagasari, kue pisang hun kwee, talam hijau, kue mangkok gula aren, bugis, cente manis dibuat dengan bahan dasar bermutu. Baginya, kuliner tradisional dengan bahan-bahan dasar bagus dan bermutu adalah apresiasi terhadap pelanggannya. Aktivitas brainstorming, diskusi, demo kuliner digelar seminggu sekali dengan memanfaatkan gedung tua Doea Tjangkir (berusia hampir 100 tahun). “Saya juga masih menyimpan Star Weekly (Majalah yang bersaudara dengan harian Keng Po; 1923–1957) dengan panduan memasak masakan Indonesia, Tionghoa dan Eropah. Selain ada resep untuk pembuatan kue, roti. Semua kue basah dibuat jam 3 subuh. Sehingga tidak bisa pesan mendadak, harus disajikan siang hari. Hunkue masih eksis walaupun mulai tergerus processing modern (dengan mesin), bahan baku jelly. Tepung tersebut masih sangat cocok untuk bahan dasar jajanan pasar atau kue basah. Kami, para penggiat berupaya melestarikan kuliner tradisional,” kata Susan. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Tepung melegenda Cicurug Sukabumi dan pelestarian kuliner tradisional 

  1. Herlina
    October 7, 2022 at 10:33 pm

    bertanya sales sagu ubi utk dijual di toko di garut. terima kasih. hubungi hp 08122280961

Leave a Reply to Herlina Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *