Menjelang pengumuman sengketa pemilihan presiden (Pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK), Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menetapkan status siaga satu dan memerintahkan tembak di tempat pelaku anarkhis.
Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi meminta masyarakat di wilayah hukum Polda Sulselbar tidak melakukan tindakan yang merusak fasilitas umum dan mengganggu ketertiban, baik menjelang atau saat penetapan hasil MK, setiap perusuh dan pelaku anarkis akan ditindak tegas.
“Situasi keamanan di wilayah ini sangat kondusif, saya berharap kondisi ini bisa terus berlanjut menyambut keputusan MK, jangan ada yang bertindak anarkis karena saya
sudah perintahkan tembak di tempat pelakunya,” ujar Burahanuddin, Rabu (20/8).
Mantan Kapolrestabes Makassar itu, Selasa kemarin muncul mendadak di kantor KPU Sulsel di Jalan Andi Pangeran Pettarani, mengecek kesiapan anggotanya dalam pengamanan kantor KPU jelang putusan sengketa Pilpres yang akan diumumkan MK, Kamis 21 Agustus.
Dijaga Ketat
Kantor KPU biasanya terbuka untuk umum, Rabu pagi dijaga ketat pasukan, tampak Brimob bersenjata laras panjang berdiri di pintu masuk yang sekaligus jadi pintu keluar, sebelah pintu di kantor itu ditutup, di depannya disiagakan kendaraan taktis (rantis) untuk mengantisipasi gerakan massa yang mendesak masuk ke KPU, setiap pengunjung dan wartawan diperiksa di pintu masuk.
Untuk status Siaga I disiagakan 2.500 personil terdiri dari Polri dan TNI serta petugas pendukung, diantaranya dari Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub).
Makassar yang menjadi kota utama mendapat pengawalan ketat, petugas Brimob siaga di kantor KPU dan Panwas serta obyek vital, beberapa hari berturut-turut kantor ini menjadi titik aksi kelompok yang merasa tidak puas dengan hasil pemilihan presiden (pilpres) mendesak MK berlaku adil karena dianggapnya pilpres ini diwarnai berbagai kecurangan.
Kondisi keamanan di wilayah ini sebelum maupun setelah ditetapkannya status siaga I masih kondusif, masyarakat tetap melakukan aktifitas seperti biasa, aman dan lancar. Suasana menyambut keputusan itu juga berlangsung biasa, euforia menyambut kemenangan seakan terlewati, masyarakat pendukung salah satu pasangan capres-cawapres sudah yakin, keputusan MK itu tidak akan mengubah hasil pilpres.
“Jangan maki ribut-ribut, apanya lagi yang mau diprotes, sudah jelasmi hasil pilpres, lebih baik kita bersatu menyambut presiden dan wakil presiden terpilih, apalagi pak Jusuf Kalla itu tokoh kita dari daerah ini, untuk apa mau diributi,” ujar Marzuki, pengunjung Warung Kopi Annas yang tak jauh dari Kantor KPU.
Kondisi di Kantor KPU, Rabu pagi tampak terkendali, belum ada pengerahan massa seperti di hari sebelumnya. Selasa kemarin puluhan massa melakukan aksi damai namun mereka tidak lagi diperbolehkan melakukan aksi di depan kantor KPU karena memacetkan jalur utama di kota itu, pengunjukrasa bergeser ke bawah jembatan layang di persimpangan Tol Reformasi. Rencananya, aksi tersebut akan berlanjut hari ini
Kalo sampe berani rusuh tembak ditempat aja. Tangkap juga provokator sama otaknya.
Polri dan TNI sudah SIAGA 1 , jadi kalau Pendukung Wowo macem-macem Pasti akan di Tindak Tegas demi Keamanan NKRI, sudah di nyatakan secara Terbuka oleh Polri dan TNI
100 orang bodoh 10 orang pintar jika voting siapa yang menang…jawab aja sendiri…telan tu demokrasi…
yang Menang JOKOWI jadi Presiden Indonesia !!!
para Pendukung Wowo Anarkis, maka ditindak tegas oleh TNI dan Polri, apa si Wowo akan berikan ganti rugi ??? paling juga si Wowo ngelak dan kabur dari Tanggung Jawab !!! rasain loe Pendukung !!! dikasih Nasi Bungkus ama duit goban jadi korban terluka, itu hadiahnya dari si Wowo !!!…..lanjut Wo….ke PTUN dan MA, biar Tambah MALU Tambah GILA dan Tambah O’on
kalo saya orangnya netral, tidak memihak no 1 atau no 2.
Bagaimana dapat dikatakan Netral bila Mencoblos Kubu nomor 1 ??? Hehe persis punya pendirian seperti si Wowo, plin plan mencla mencle…..karena si Wowo Kalah Keok jadi bilang Netral .???