Soal Vaksinasi Kosong
Oleh: Dr.Irawan.
Los Angeles august 14, 2021
Geger nakes (vaksinator) yang memberikan vaksinasi kosong dituntut satu tahun penjara.
Sebenarnya saya sedang menanti ulasan para pakar tentang hal kontra produktif ini, namun masih
belum terdengar juga. Untuk itu saya segera menurunkan kiat-kiat untuk mencegah insiden seperti ini.
Ternyata setelah saya telusuri, kejadian vaksinasi kosong atau bodong ini banyak terjadi juga diseantero
dunia. Ada juga terjadi di Jerman, India, Malaysia, Brazil, dan di Indonesia sepertinya bukan hanya baru
terjadi kali ini saja. Beberapa waktu yang silam pernah juga viral di med-sos hal seperti ini. Maka saya
terdorong untuk menulis ini. Ada pepatah "Lebih baik kita mencegah orang berbuat jahat, dari pada
menangkap penjahat".
Kilas balik ke bulan February lalu, saat itu saya hadir dalam pertemuan zoom briefing Los Angeles County
Public Health Dept, pengumuman yang diberikan oleh Dr. Barbara Ferrer. Dari situ saya terinspirasi
menginisiasi vaksinasi masal untuk masyarakat Indonesia di wilayah Los Angeles. Gayung segera
bersambut, KonJen RI-LA , Bapak Saud Purwanto Krisnawan (Wawan) segera membentuk Task Force
untuk program ini. Langsung dua konsul di kirim ke kantor saya untuk membahas rencana
pelaksanaanya. Kaget juga melihat gerak cepatnya KJRI-LA. (memang bukan "Kaleng-kaleng").
Berhubung kami masih belum tahu tenaga penyuntik dan prasarana jarum suntik dan lainnya, apakah
kami harus siapkan sendiri atau harus bagaimana?. Karena itulah saya mulai mendalami tata cara
pemberian suntik vaksin Covid-19. Disana saya mulai tahu bahwa penyuntikan harus diberikan dua kali,
dan harus menunggu sampai minggu ke-tiga setelah suntikan kedua baru terbentuk antibody yang
mencukupi. Jarum suntik yang digunakan harus berukuran 22-25 gauge, dengan kepanjangan 1 inch
umumnya, terkecuali untuk orang yang berbobot diatas 260 pounds, harus gunakan 1-1/2inch. Ini
adalah aturan pada orang dewasa yang tempat penyuntikan nya di lengan atas, atau tepatnya di otot
Deltoid. Penyuntikan juga harus secara intramuscular, dilakukan secara tegak lurus (perpendicular).
Banyak di video yang saya lihat yang salah penyuntikannya karena dilakukan secara menyudut. Karena
mungkin saja cairan vaksin akan berlabuh di subcutan, sehingga tampak seperti benjolan bisul di kulit.
Kalau yang model begini kita masih belum tahu bagaimana penetrasinya kedalam tubuh dan apakah
mengganggu untuk proses pembentukan antibody?.
Untuk suntikan Pfizer diberikan dalam dosis 0.3ml sekali suntik dan interval 21 hari sampai ke suntikan
kedua, dan Moderna diberikan dalam dosis 0.5ml sekali suntik dengan interval 28 hari sampai suntikan
kedua. Seterusnya, Sinovac, Astra Zenecca, Sputnik, Sinopharm, dan Covax semuanya berdosis 0.5ml.
Termasuk Johnson&Johnson (Janssen Covid-19) yang sekali suntik juga 0.5ml.
Untuk Pfizer dan Moderna yang harus disimpan di temperatur rendah, dan masa tunggunya (thawed)
sampai temperatur ruang adalah 1 jam, dan vaksin dinyatakan tidak layak guna lagi setelah diam
disuhu ruangan selama satu hari.
Dan yang penting juga adalah tabung suntik (Syringe). Karena dosisnya hanya sampai 0.5ml, maka harus
digunakan (idealnya) 1 ml. Kira-kira sebesar suntikan untuk penderita diabetes, tapi tidak bisa
menggunakan suntikan diabetes tersebut , karena jarumnya sudah dipatent hanya 5/8 inch dan 30
gauge. Jadi penerima suntikan vaksin harus memastikan; Apakah suntikan berisikan separuh dari
tabung 1ml tersebut? Apakah piston suntikan didorong habis (cairan vaksin masuk ketubuh kita)?
Kadang ketersediaan suntikan dengan volume 1ml tidak ada, maka vaksinator menggunakan suntikan
dengan volume lainnya. Yang terpenting adalah kita lihat kalibrasinya apakah betul 0.5ml?
Tidak ada salahnya juga kalau kita tanyakan kepada nakes ybs seperti; Expirenya ini vaksin kapan yah ?
Saya minta permisi kawan saya mau ambil video waktu penyuntikan ke saya. Berapa besar sih dosisnya
untuk sekali suntik? Pertanyaan seperti ini untuk menggugah agar vaksinator tidak melakukan
kejahatan.
Yang terpenting adalah lihat dengan mata anda sendiri (tengokkan mata anda) dan fokus ke tempat
yang disuntik dan perhatikan apakah piston di didorong habis? Jangan tutup mata ketakutan dan
berpaling muka. Ini yang sering terjadi, dan inilah yang bisa menginspirasi orang berbuat jahat.
Dengan cara ini kami bisa membantu pemerintah supaya jangan disibukkan oleh kasus -kasus
suntikan kosong lagi.
Perlu juga saya ingatkan kepada para ex penderita Covid-19 yang sudah sembuh agar tetap menerima
vaksin, karena Covid-19 selalu ber mutasi ke variant baru. Itulah kemungkinan salah satu sebabnya
orang yang pernah divaksinpun bisa saja tertular Covid lagi.
Ada yang beranggapan bahwa vaksin ini baru merupakan percobaan, dan ada effek sampingnya yang
belum diketahui. Betul vaksin ini baru di setujui digunakan untuk keadaan darurat. Tapi bukti empiris
menunjukan penurunan significant dari transmisi Covid-19 setelah vaksinasi.
Ada juga yang beranggapan bahwa pandemi Covid-19 ini adalah buatan untuk menakut nakuti orang ,
dan kematian ada ditangan Tuhan, jadi buat apa divaksin? Betul kematian tidak lepas dari kodrat Tuhan.
Tapi ingat Tuhan menciptakan manusia dengan akal budinya untuk digunakan sebaiknya. Nah dengan
akal budi inilah manusia bisa menciptakan vaksin demi keselamatan manusia. Maka manusia telah
melakukan perintahNya.