Sekuat apa beking Jokowi hingga buat DPRD takut gulingkan Ahok?


Tim angket sudah menyampaikan hasil penyelidikan mereka terhadap pelanggaran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kepada semua fraksi dan pimpinan dalam rapat paripurna. Hasil itu segera ditindaklanjuti apakah akan berujung hak menyatakan pendapat (HMP) atau tidak.

Pimpinan baru akan bersikap pekan depan. Tapi suara di tataran anggota maupun fraksinya sepertinya terbelah.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik, selalu optimis kerja tim angket akan berujung pada HMP. Bahkan dia mengklaim sudah ada 30-an lebih anggota dewan yang membubuhkan tanda tangannya sebagai tanda setuju. Bila pun ada yang menolak itu hanya suara individu bukan fraksi.

“Ya enggak apa-apa, itukan baru berapa fraksi, NasDem belum tentu semuanya. Buktinya, fraksi suruh mundur tapi enggak mundur. Malah jadi panitia,” ungkapnya di Gedung DPRD DKI.

“Ya saya kira ini kan hak individu ya. Sama kaya angket kemarin lah,” tutupnya.

Memang setelah hak angket selesai sebagian fraksi tampaknya urung melanjutkan pelanggaran yang dilakukan sampai pada hak menyatakan pendapat. Seperti NasDem dan PKB yang memutuskan tak mendukung.

“Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai, hak angket yang telah dilaporkan dalam rapat paripurna cacat sehingga pihaknya menolak untuk melanjutkan proses tersebut ke Hak Menyatakan Pendapat (HMP).

“Kepada kawan-kawan di fraksi pun saya sampaikan, saya menemukan adanya cacat dalam proses angket ini yang tidak mengundang Gubernur untuk didengar keterangannya,” ungkapnya.

Dia menegaskan, seharusnya panitia angket mendengarkan keterangan Ahok untuk mengklarifikasi temuan kekeliruan tersebut. “Bagi saya ini sesuatu yang tidak fair. Memang menurut rekan-rekan sebagian ya kan enggak wajib. Tapi katanya mau transparansi? Keterbukaan?” tambahnya.

Tapi suara dari fraksi PPP justru tak mau angket ini berakhir tak klimaks.

“Ini soal pertanggungjawaban ke publik. Kalau enggak jelas ujung pangkalnya, mau dikemanain muka dewan?” kata Ketua Fraksi PPP, Firmansyah.

Ahok sendiri memilih santai menanggapi rencana pengajuan HMP yang bisa berujung pada HMP. Buatnya jabatan saat ini adalah milik Tuhan.

“Santai saja. Kekuasaan itu milik Tuhan,” ucap Ahok singkat.

Lantas bagaimana bila suara terpecah. Ketua Angket, Ongen Sangaji, yang dulu getol mencari pelanggaran yang dilakukan Ahok rupanya juga masih bimbang. Alasannya, kedekatan Ahok dan Jokowi membuat dirinya mendadak rahu. Maklum pula, Ongen yang merupakan kader Partai Hanura pastinya tahu betul partainya mendukung siapa di pemerintahan saat ini.

“Siapa sih yang berani sama Pak Gubernur? Enggak ada yang berani. Saya juga takut sama Pak Gubernur, Pak Gubernur kan orang hebat, temannya saja Presiden,” kata Ongen, kemarin.

“Kita kan cuma ketua fraksi biasa, mana berani sama gubernur yang dibekingi presiden. Saya kalau beking-bekingan kan enggak kuat deh. Semua orang hebat di negeri ini temannya Pak Gubernur. Saya takut dong,” jelas Ongen setengah menyindir.

Bisa jadi benar juga ya dikatakan Ongen. Semua tahu, Ahok adalah ana buah Jokowi saat masih jadi gubernur. Keduanya pernah menjadi partner memimpin DKI selama 2 tahun.

Ahok pun kerap bertemu Jokowi meski sudah berpisah kantor. Keduanya pun sering bertukar pendapat.

Bahkan Ahok pernah berujar sudah sejak zaman Jokowi ingin membongkar kelakuan DPRD.

“Dulu kami enggak ada presiden, Kapolri, dan Kejagung. Kamu bisa bayangkan enggak, enggak ada presiden terus Kabareskrim-nya enggak jujur, mengerikan kan? Bisa-bisa kami yang ditangkap. Nah, kalau sekarang kan jelas, kalau mau nangkapin orang,” ujarnya saat it.

Terlebih, lanjut Ahok, dulu anggota DPRD DKI Jakarta mayoritas berasal dari Partai Demokrat. Sehingga, jika pihaknya mau berbuat sesuatu tentunya akan kalah.

“Dari dulu juga kami sudah kecolongan, tapi saya sama Pak Jokowi waktu itu diam-diam dulu,” klaimnya.

Bilalah benar pengakuan Ongen, DPRD punya ketakutan pada Ahok karena pada Jokowi, lantas apa ujung hak angket?

Yang jelas, Ahok mengaku sudah siap. “Kok hak angket tanggung, kenapa nggak dimaju-majuin? Kok ditunggu seminggu-seminggu kaya episode sinetron saja, perpanjang. Media juga jangan banyak liput deh, kesel banget dengan episode-episodenya,” kata Ahok seraya tertawa.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *