Sebuah SD di Depok Disebut Ajarkan Radikalisme


Dua pekan terakhir ini, media sosial diwarnai informasi tentang adanya pendidikan agama berbau radikalisme di Sekolah Dasar Islam Asshafa, Depok, Jawa Barat. Pakar psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, mengaku memperoleh informasi serupa.

“Saya mendapat laporan, anak-anak itu mengadakan pentas seni bertema radikalisme,” kata Sarlito , Ahad, 5 Juli 2015.

Menurut Sarlito, anak-anak sekolah swasta yang menekankan pendidikan berbasis agama Islam itu mengenakan ikat kepala bertuliskan huruf Arab saat berpentas. Sebagian anak-anak itu bahkan menggunakan tutup wajah dengan kain sarung bak teroris ISIS. Bahkan, kata dia, ada anak yang memegang senjata mainan.

“Seharusnya sekolah berbasis agama tak perlu mengajarkan kekerasan,” kata Sarlito.

Dia mengatakan para guru sepantasnya memilih mengajarkan praktek beragama secara seimbang. Artinya, anak-anak harus tahu bagaimana berhubungan baik dengan Tuhan dan dengan sesama manusia serta makhluk hidup lain.

Sarlito mencontohkan, hal sederhana seperti memberi salam kepada orang tua, memberi maaf, menyayangi binatang, berbuat jujur, atau datang tepat waktu harus langsung diajarkan kepada anak-anak. Setelah itu, hal-hal tersebut barulah dikaitkan dengan ayat-ayat kitab suci.

“Jangan dibalik. Jika hafal ayat dulu, lalu ditafsirkan, bisa ada pandangan seakan-akan hal yang tak sama dengan ayat berarti jelek, bahkan kafir, dan harus dimusuhi.”( Tp / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *