Ratusan Umat Lintas Agama Berdoa dan Puasa di Dekat Istana


Kondisi bangsa yang kian terpuruk karena korupsi dan kerusakan moral para pejabat, membuat tokoh-tokoh agama turun tangan. Mereka tidak melawan dengan kekerasan, melainkan berdoa dan puasa bersama membersihkan bumi pertiwi. Kegiatan yang akan berlangsung tiga hari sampai Jumat (16/9) ini dimaksudkan agar Allah Yang Maha kuasa membantu segera terjadi perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.

Tokoh dari enam agama besar, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Hindu, dan Kong Hu Cu bersama sekitar 600 umat mereka duduk berdoa di trotoar Jl. Medan Merdeka Barat, mulai di seberang Gedung Sapta Pesona/Indosat hingga Kantor Kemenhankam.

Pimpinan Pondok Pesantren al Karimiyah KH Ahmad Damanhuri mengatakan, doa dan puasa bersama ini diselenggarakan untuk membersihkan negara dari perilaku tercela yang merugikan rakyat. Korupsi yang para pejabat lakukan telah menyengsarakan mayoritas rakyat.

“Bangsa ini telah dirusak, bukan cuma oleh para tikus, tapi bahlan para buaya yang menghabiskan uang negara. Lewat doa dan puasa bersama, kami mohon kepada Allah agar segera menghncurkan kekuatan-kekuatan jahat tersebu,” ujarnya.

Negeri gonjang-ganjing

Tokoh Kong Hu Cu Suma Wiharja berpendpat negeri ini tengah dilanda gonjang-ganjing. Terjadi kekacauan di mana-mana. Kebenaran dan kesalahan bercampur-aduk. Kejahatan dan kenajikan tumpang-tindih.

“Kami percaya dengan yin dan yang agar hidup harmoni dan seimbang. Satnya kini menyatukan hati dan membangun solidaritas untuk kebaikan bersama. Kegiatan hari in adalahi awal untuk mensucikan diri dan hati bagi masa depan anak cucu kita yang hidup dalam harmoni dan damai,” tuturnya.

Tokoh Hindu dari Bali Gus Indra mengatakan, kekuatan doa sangat dahsyat untuk membersihkan bumi pertiwi. “Kami sangat yakin akan hal iini. Itulah sebabnya umat Hindu ikut dalam kegiatan ini. Karena kami berpendapat, perjuangan membersihkan bumi pertiwi dari berbagai perbuatan tercela sudah selayaknya melibatkan seluruh rakyat Indonesia, termasuk umat Hindu,” kata Gus Indra.

Sementara itu, tokoh agama Kristen Pdt. Shepard Supit menyatakan keprihatinannya atas kondisi yang berkembang di Indonesia. Doa dan puasa adalah salah satu upaya untuk melakukan perubahan yang sangat baik dilakukan. Karena dengan doa dan puasa, umat langsung berhubungan dengan Tuhan dan mohon pertolonganNya.

“Ketika cara-cara konvensional untuk melawan kezaliman berupa korupsi yang merajalela tidak berhasil, maka kita berdoa dan puasa. Kita Mohon tangan-tangan Tuhan untuk turun membantu  agar Indonesia menjadi  lebih baik,” tukas Supit.

Pimpinan Vihara Dewi Kwan Im, Papua, Biksu Dwi Wrya mengatakan,
Keterlibatannya bersama umat Buddha dalam berdoa dan puasa bersama dimaksudkan agar bangsa Indonesia berubah menjadi lebih baik. Agar Indonesia menjadi negara yang benar-benat besar dan kuat.

“Kami juga berdoa supaya pemerintah menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Umat Buddha berdoa supaya bangsa ini lepas dari keserakahan, benci dan iri hati,” ungkap Biksu Dwi.

Ketua Wanita Hindu Bali Ni Made Setiasih menyatakan, dia dan umatnya sengaja datang dari Lampung dengan Ikhlas. “Kami datang untuk ikut berdoa bersama tanpa adanya paksaan atau bujukan dari siapa pun. Ini dilakukan supaya pemerintah berpikir dan mau berubah, sehingga mau benar-benar melayani rakyat.”

Sementara itu, tokoh nasional perubahan Rizal Ramli sangat mengapresiasi kegiatan doa dan buka bersama. Terlebih lagi aktivitas ini mendapat dukungan dan keterlibatan penuh dari seluruh umat beragama di Indonesia. Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan dari Papua.

Menurut Rizal Ramli yang juga mantan Menko Perekonomian, doa dan puasa bersama ini benar-benar menunjukkan kesatuan dan solidaritas seluruh umat beragama untuk perubahan. Ini gerakan damai, tanpa kekerasan, tanpa  korban.

“Kita sangat prihatin dengan berbagai kerusakan yang terjadi di segala lini. Negara ini sedang sakit karena dibelit banyak sekali masalah. Kaum rohaniawan dari seluruh Indonesia datang untuk berdoa dan puasa selama tiga hari supaya bumi pertiwi bersih dari kejahatan, kezaiman dan  korupsi. Dengan doa dan puasa kita mohon Allah membantu terjadinya perubahan dengan segera,” papar Rizal Ramli.

Saa adzan zuhur dan asar sayup-sayup berkumandang, umat Islam melaksanakan shalat berjamaah di trotoar dengan bertayamum diimami KH Ahmad Damanhuri. Usai shalat, mereka kembali berdoa untuk kemashlahatan ibu pertiwi.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *