Puluhan Militan Eropa Berlatih Jadi Teroris


Laporan intelijen itu membuat AS mengeluarkan peringatan berkunjung ke Eropa.

Puluhan militan berkewarganegaraan negara-negara Eropa diyakini tengah berada di wilayah-wilayah terpencil di Pakistan, yang dekat dengan perbatasan Afganistan. Mereka tengah menjalani latihan untuk melakukan serangan teror di Eropa.

Demikian menurut laporan sumber-sumber intelijen yang dihimpun kantor berita Associated Press (AP). Laporan intelijen itu diduga menjadi bahan pertimbangan bagi Amerika Serikat (AS) untuk mengeluarkan peringatan berkunjung (travel alert) untuk warganya agar berhati-hati ke negara-negara Eropa.

Pihak intelijen, yang tidak disebutkan identitasnya, menggunakan metode penyadapan percakapan telepon dan piranti pelacakan suara untuk mendeteksi pergerakan para militan di perbatasan Afganistan – Pakistan dan sekitarnya.

Seorang pejabat dari Badan Intelijen Lintas Instansi Pakistan (ISI) mengungkapkan kepada AP bahwa disinyalir ada “puluhan” orang berkewarganegaraan negara-negara Eropa yang berkeliaran di Pakistan bagian barat laut.

Sebagian besar dari mereka keturunan Pakistan. Selain itu ada juga yang berasal dari Chechen, Uzbek, Arab, dan Turki. Bahkan salah satu dari mereka pernah jadi pilot pesawat tempur F-16 pada Angkatan Udara Turki. “Ini menunjukkan ada sejumlah orang yang sangat berpendidikan,” kata pejabat ISIS yang tidak diungkapkan identitasnya oleh AP.

Pejabat itu juga mengungkapkan bahwa pihak berwenang Pakistan telah menahan empat ekstrimis asal Rusia, yang menyusup ke Pakistan bersama dengan keluarga mereka.

Badan pemantauan komunikasi Inggris (GCHQ), mengungkapkan bahwa ada sekitar 20 militan kelahiran Inggris yang beroperasi di dekat perbatasan Afganistan-Pakistan. Mereka berada di distrik Waziristan Utara, yang baru-baru ini menjadi lokasi serangan rudal dari sebuah pesawat tak berawak milik CIA.

GCHQ melacak percakapan telepon dari kawasan itu ke suatu kota di Inggris, yaitu yang terletak di kawasan tengah. Menurut seorang pejabat Inggris, wilayah itu banyak dihuni imigran Pakistan.

Di Jerman, pihak berwenang pekan lalu mengungkapkan sebanyak 70 orang berangkat ke Pakistan dan Afganistan untuk menjalani latihan paramiliter. Sepertiga dari mereka telah pulang ke Jerman.

Sementara itu, tersangka pelaku upaya pengemboman di New York pada 1 Mei lalu, Faisal Shahzad, mengaku dia pernah menjalani pelatihan oleh Taliban di Pakistan. Namun, pria keturunan Pakistan itu gagal menjalankan aksinya di kawasan Times Square. Shahzad akan divonis pada Selasa pekan ini. (Associated Press)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *