Produsen Sepeda Mengarah pada Kendaraan Listrik
dilaporkan: Setiawan Liu

Selain itu, kendaraan listrik menerapkan teknologi ramah lingkungan. Baterainya dari litium-ion, digadang-gadang bakal menjadi jalur menuju masa depan yang hijau dan bebas karbon. Para anggota Apsindo nantinya mengarah pada sepeda listrik, tapi bukan motor. Sementara ini, produsen sepeda masih menggunakan manual, secara perlahan akan mengarah pada sepeda listrik. Perbedaan sepeda dan motor; kalau motor tidak ada pedal. Sebaliknya, sepeda dikayuh dengan pedal. Ada beberapa anggota Apsindo yang sudah jual sepeda listrik. “Anggota Apsindo yang sudah jual sepeda listrik baru sekitar 20 persen, (jumlahnya) belum banyak. Pengubahan (manual) ke sepeda listrik kan menyangkut banyak hal terutama teknologi, misalkan baterai, komponen/spare part. Kami juga harus kejar harga barang sehingga (produsen) bisa jual lebih murah,” kata Sekjen Asosiasi Mainan Indonesia (AMI)
Di sisi lain, mengenai pro dan kontra jalur sepeda di Jakarta, Eko Wibowo Utomo menilai hal yang paling essential yakni jaminan kenyamanan dan keamanan pesepeda. Terlepas dari pro dan kontra, pemerintah harus menjamin pesepeda aman dan nyaman selama beraktivitas, baik rekreasi ataupun (bersepeda) menuju tempat kerja. “Jalur sepeda harus tetap ada, apakah dengan pembatas (permanen atau semi permanen) atau cara lain,” kata Direksi PT Integrita Global Sertifikat (IGS) di Serpong, Tangsel Banten.
Jaminan keamanan dan kenyamanan pesepeda termaktub dalam Undang Undang No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya. Sepeda merupakan bagian dari alat transportasi dan pesepeda punya hak untuk menggunakan ruas jalan. Kondisi saat ini, tidak ada jaminan keselamatan dan kenyamanan untuk pesepeda. “Tidak ada jalur yang pasti. Jalur sudah dibuat tapi terjadi pertentangan. Kalau sekedar pembatas, perlu dibicarakan konstruksi beton pembatasnya. Atau ada solusi lain untuk jaminan keamanan dan kenyamanan pesepeda,” kata Eko Wibowo
Di tempat berbeda, Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) melihat pencapaian target industri kendaraan listrik di Indonesia masih sebatas wait and see. Karena industri ini bukan melibatkan banyak kementerian dan lembaga lain. “Ini (kendaraan listrik) kan industri baru sehingga semua pihak masih wait and see,” kata salah seorang pengurus PERIKLINDO di Jakarta.

Kemenko Marves, OJK, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian ESDM juga mau berbuat sesuatu untuk pencapaian target industri. Kementerian ESDM juga sudah menyelesaikan steker atau colokan listrik untuk kendaraan. “Tapi yang penting, (industri) jalan dulu. Karena ini kan industri baru. Teknisnya melibatkan berbagai kementerian,” katanya
Sebagai perbandingan, pemerintah negara Thailand sudah menyelesaikan roadmap (peta jalan) pengembangan industri kendaraan listrik sampai jenis angkutan air. Kondisi di Indonesia kan juga negara kepulauan, sehingga jangan sampai kondisinya (Indonesia) hanya dijadikan market (pasar) satu saat. Ini (pertumbuhan industri kendaraan listrik) kan chicken egg relationship. Semua orang mengacu bahwa China berhasil mengembangan industri kendaraan listrik. “Itu karena subsidi awal dialokasikan pemerintah China. Saya bekerja pada industri otomotif China. Isu pengolahan baterai untuk kendaraan listrik, pasca pemakaiannya juga dipertimbangkan. Lalu bagaimana dengan limbah baterai?. Semuanya harus dipikirkan. ini (PERIKLINDO) kan perkumpulan industri listrik, bukan hanya sebatas kendaraan, tapi juga industri penunjang,” katanya. (sl/IM)
















sepeda listrik = motor