Presiden SBY Ungkap Langkah RI di G20 + G-20 Gagal Solusikan Resesi Ekonomi Global


Dalam pertemuan itu, SBY memberikan penjelasan tentang misi serta kepentingan Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri pertemuan puncak G20 yang digelar di Cannes, Perancis. Dalam pertemuan tersebut, Presiden memberikan penjelasan tentang misi serta kepentingan Indonesia dalam kancah dunia.

“Ya, tentang highlights atau hal-hal penting terkait G20 Summit dan dinamika perkembangan ekonomi global dewasa ini. Kita berkepentingan pastikan bahwa Indonesia siap merespon perkembangan global apapun. Di sisi lain, agar perekonomian Indonesia dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun,” ujar SBY setelah tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma dari menghadiri pertemuan KTT G20 dan konfrensi UNESCO di Perancis, Sabtu 5 November 2011.

Presiden menuturkan, dalam pertemuan tersebut memang dibayang-bayangi oleh krisis di zona euro, terutama di Yunani. Namun, pada pertemuan puncak G20 tetap dinamis, interaktif, dan tidak terlalu protokeler. “Terutama, ketika para pemimpin berdebat dan mencari solusi yang sedang dihadapi dunia saat ini,” kata SBY.

Presiden mengungkapkan, dalam dua hari pertemuan puncak di Cannes, ia melakukan pertemuan bilateral yang sudah terjadwal maupun pembicaraan dengan pimpinan dunia lain di sela-sela G20 Summit.

“Contohnya dengan Kanselir Jerman, Presiden Rusia, Barack Obama. Dengan semua pemimpin negara Asia juga bicara. Juga dengan Perdana Menteri Australia Julia dan Sekjen PBB serta Pimpinan ILO. Meski tidak formal, tetapi mengaitkan pada isu-isu bilateral dan kerja sama lain,” tuturnya.

Sementara itu, Presiden SBY tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma tepat pukul 15.06 WIB.

Berdasarkan pantauan VIVAnews.com, tampak hadir beberapa pejabat seperti Wakil Presiden Boediono beserta Istri, Menteri Sektretaris Negara Sudi Silalahi, Menkokesra Agung Laksono, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menpora Andi Mallarangeng, Kapolri Timur Pradopo, Panglima TNI Agus Suhartono, dan Gubernur DKI Fauzi Bowo.

 

G-20 Gagal Solusikan Resesi Ekonomi Global

CANNES - Resesi perekonomian dunia semakin nyata setelah pertemuan para pemimpin G-20 gagal menyetujui bantuan keuangan kepada negara-negara yang mengalami masalah.

Italia sebagai negara yang dilanda krisis utang terpaksa menyetujui program penghematan yang diawasi dana moneter internasional (IMF), Jumat (4/11). Sementara itu, Inggris berharap Jerman mau dan mengizinkan Bank Sentral Eropa (ECB) menjadi sumber pembiayaan terakhir yang menyediakan kebutuhan euro.

Pasar saham rontok setelah pertemuan dua hari yang diselenggarakan di Cannes gagal mencapai kesepakatan, di tengah kekhawatiran Italia akan menggantikan Yunani sebagai episentrum krisis utang yang memperdalam krisis Eropa.

Pada hari yang penuh ketidakpastian politik dan ekonomi global yang kacau, Perdana Menteri Yunani George Papandreou memenangi mosi percaya di parlemen yang votingnya hingga larut malam. Kemenangan diraihnya setelah ia berpidato yang menjanjikan untuk pembagian kekuasaan guna membentuk pemerintahan koalisi bersama.

Sabtu (5/11) ini, ia akan menemui Presiden Karolos Papoulias untuk membahas bagaimana mendekati pihak internasional untuk mempercepat keluarnya dana talangan.

“Kami harus bersepakat pada tujuan bersama untuk waktu dan program tertentu dalam masa pemerintahan ini,” kata Papandreou yang mengharapkan pertemuan akan menemukan satu solusi segera.

Meskipun memenangi suara dengan perolehan 153-145, ia diharapkan segera meletakkan jabatan dan pembentukan pemerintah persatuan nasional diharapkan segera mengambil kekuasaan secepatnya.

Tanda-tanda menyebarnya krisis utang Italia yang bisa meruntuhkan mata uang tunggal Eropa disinyalkan Inggris. Kemandekan pembicaraan di G-20 diawali pernyataan Perdana Menteri Inggris David Cameron yang memperingatkan dampaknya serius bagi perekonomian Inggris. “Setiap hari krisis zona euro berlanjut dan dibiarkan tak terselesaikan maka akan berdampak pada perekonomian belahan dunia lain, termasuk perekonomian Inggris,” kata Cameron yang ketus menilai ini sebagai awal krisis global.

Kudeta IMF?

“Saya tidak akan menganggap semua permasalahan di zona euro bisa diselesaikan secepatnya. Mereka tidak akan mampu. Tugas bagi negara-negara zona euro dalam pertemuan ini sama. Dunia tidak bisa menunggu permasalahan di zona euro tanpa ada jawaban dan tidak ada perubahan sama sekali. Kami seperti juga negara-negara belahan dunia lainnya, menghendaki zona euro segera memecahkan masalah. Kami ingin mengetahui secara detail perbaikan dari negara-negara Eropa,” ujarnya.

Ada harapan bahwa negara-negara G-20 akan setuju meningkatkan sumber pembiayaan IMF US$ 250 miliar menjadi lebih dari US$ 1 triliun, namun terjadi ketidaksepakatan mengenai struktur, ukuran dan kontribusi masing-masing negara dan membuat masalah ini akan dibahas dalam pertemuan menteri keuangan G-20 pada Februari 2012.

Pasar saham yang pada mulanya bereaksi positif di awal pertemuan, lalu berbalik arah, begitu melihat adanya perbedaan jelas dalam G-20 dan gagal menyepakati penambahan dana fasilitas stabilitas keuangan Eropa (EFSF) ataupun IMF.

Imbal hasil obligasi Italia meningkat dari 6,2 persen menjadi 6,4 persen, rekor tertinggi sejak euro dibentuk, meningkatkan kekhawatiran negara tersebut yang menghadapi masalah keuangan yang amat besar.

Obama yang berada pada tekanan dari Kongres, enggan memperbesar kontribusi bagi IMF tanpa ada kejelasan bahwa zona euro mampu menyelesaikan masalah.

Obama mendesak parlemen Yunani dan Italia segera mengambil langkah yang menentukan untuk mengendalikan defisit dan memerangi apa yang disebut sebagai sejumlah faktor psikologis penyebab krisis.

Ia juga mendesak negara zona euro mulai memperkuat sumber dana EFSF, yang bisa menjadi dana bailoutdengan jumlah sedikitnya 1 triliun euro. Sebaliknya, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan, “Sulit mengatakan pada sejumlah negara di sini bahwa mereka telah siap memperkuat EFSF.”

Untuk menangani krisis Italia, Berlusconi dipanggil dalam pertemuan dengan Merkel, Sarkozy, Christine Lagarde dan Obama. Ia diberi tahu IMF akan mulai melakukan program monitoring agar program penghematan bisa dijalankan.

Program tersebut termasuk perubahan pada pasar tenaga kerja, reformasi pensiun, dan penjualan aset-aset BUMN. Sarkozy menyangkal bahwa permintaan pada Berlusconi merupakan kudeta IMF.

Italia mempunyai utang 1,9 triliun euro atau 120 persen nilai GDP/PDB negara tersebut. Negara tersebut mengikuti Yunani yang menerima dana talangan atau terancam gagal bayar yang bisa meruntuhkan sistem perbankan Eropa.

Italia dipaksa melakukan pemangkasan utangnya pada bulan ini, yang mencapai 30,5 miliar euro pada November dan 22,5 miliar euro pada Desember.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *