Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan penghargaan “Global Champion for Disaster Risk Reduction” yang diberikan PBB merupakan pengakuan dari tekad dan kerja keras dari seluruh Indonesia dalam menanggapi tantangan bencana alam.
Hal itu disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono yang menerima Penghargaan “Global Champion for Disaster Risk Reduction” yang diumumkan di Jenewa oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, Selasa siang.
Penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan pembukaan Sidang ke-3 Global Platform for Disaster Risk Reduction yang dihadiri Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, di Jenewa demikian koresponden Antara London melaporkan dari Jenewa, Selasa.
Dalam kesempatan itu, Yudhoyono menyampaikan sambutannya melalui video bahwa ia merasa berterima kasih atas penghargaan yang diberikan mencerminkan hasil kerja keras seluruh bangsa Indonesia.
“Saya menerima ini sebagai pengakuan dari tekad dan kerja keras dari seluruh Indonesia dalam menanggapi tantangan bencana alam,” kata Kepala Negara.
Menurut Presiden, Indonesia merupakan negara yang paling rentan terhadap bencana alam sehingga sebagai konsekuensinya, menghadapi bencana telah menjadi sangat tertanam dalam pola pikir nasional.
“Jika ada sesuatu yang baru dalam strategi jangka pendek, menengah dan panjang kami pembangunan jangka panjang itu adalah pengurangan risiko bencana,” ujarnya.
Dikatakannya Indonesia telah membuat undang undang pada tahun 2007 yang membuat pengurangan risiko bencana merupakan faktor wajib dalam semua perkembangan baik di pabrik, bangunan, prasarana, kantor, sekolah, rumah, dan lainnya.
Menurut Presiden, Â banyak pelajaran yang diperoleh beberapa tahun terakhir ini yang ingin dibaginya kepada seluruh anggota sidang.
“Pertama, kita perlu mengubah paradigma kita, dari reaktif ke proaktif dari tanggap darurat ke pengurangan risiko, dan dari pemerintah untuk masyarakat sipil,” katanya.
Kedua perlu membuatnya secara komprehensif dan mencakup semua aspek pembangunan nasional.
“Kita menyelesaikan peta risiko bencana tahun ini untuk membantu perencanaan dan kesadaran mulai di tingkat provinsi,” kata Kepala Negara.
Dikatakannya, perlu untuk ditanamkan budaya keselamatan nasional, pencegahan dan kesiapsiagaan jauh lebih baik daripada bereaksi dan berkabung.
Presiden menegaskan Pemerintah tidak bisa melakukan ini sendiri, sehingga masyarakat harus terlibat. “Kami telah membentuk tim penanggulangan bencana lokal, yang siap untuk bertindak dalam keadaan darurat,” ujarnya.
Dikatakannya yang lebih penting adalah kepemimpinan lokal, selama bencana, dan komunikasi serta masalah logistik dan peran tokoh lokal sangat dibutuhkan.
Pengumuman pemberian penghargaan tersebut dilakukan di depan 82 delegasi negara yang 17 di antaranya dipimpin menteri dan pejabat setingkat menteri, 24 organisasi internasional, dan dihadiri 2.500 delegasi dari seluruh dunia, termasuk delegasi RI yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Syamsul Maarif.
Sekjen PBB, Ban Ki Moon menyampaikan bahwa pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi masyarakat internasional untuk mencontoh keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesadaran pentingnya pencegahan bencana, serta menerapkannya dalam kebijakan nasional yang efektif.
Sekjen PBB menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan penghargaan kepada Presiden Yudhoyono sebagai global champion di bidang DRR atas keberhasilan Indonesia menerapkan dan mengimplementasikan kebijakan di bidang ini secara baik.