Pramono Edhie Wibowo Mengenang Peristiwa Kerusuhan 1998


Dalam kuliah umumnya di auditorium Universitas Brawijaya (Unbraw), Malang, Minggu (6/4), mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo menceritakan kekejaman peristiwa 1998. Ia berharap kejadian tersebut tidak pernah terulang.

“Mengenang peristiwa 1998 itu menyedihkan dan membuat hati saya seperti teriris. Janganlah sampai terulang kembali,” kata Pramono yang saat peristiwa tersebut mendapat penugasan menjaga wilayah Jakarta Utara.

Pramono yang kala itu berpangkat kolonel melanjutkan kisah nyatanya. Ketika bertugas di lapangan, dia melihat massa membawa banyak keramik.

“Saya lihat kok semua massa pada bawa keramik,” ujarnya.

“Ambil pak di sana dari toko,” ucap Pramono menirukan ucapan massa yang dia tanya.

“Saya bilang kok main ambil? Kata massa itu, boleh karena gratis,” ujar Pramono.

Ternyata, masih kata Pramono, keramik-keramik itu berasal dari rumah kecil berbentuk toko milik pengusaha keturunan Tionghoa. “Pengusaha itu dagang keramik. Ternyata ada yang provokasi untuk ambil keramik-keramik itu. Tegas saya minta massa untuk bubar dan kembalikan keramik yang dibawa,” tegasnya.

Pramono yang sempat melihat keadaan dalam rumah mengaku tidak tega. Sebab pengusaha itu berada di rumah bersama isteri dan bayi berusia beberapa bulan.

“Biadab! Saya tentara sedih. Lapor anak buah saya, itu mobil (pengusaha Tionghoa penjual keramik) mau dibakar. Kalau dibakar orang yang tinggal di rumah mati terbakar,” kata Pramono.

“Saya tugaskan 5 anggota saya. Saya bilang mereka untuk mengisi senjata dengan peluru tajam,” lanjut Pramono.

Setelah itu, Pramono menyuruh kerumunan massa untuk menyingkir dari mobil yang berdekatan dengan rumah pengusaha keramik. Senjata diarahkan ke massa hanya sekadar untuk menggertak dan membubarkan.

“Saya bilang minggir semua (massa), saya terpaksa begitukan. Karena saya tak mau anak kecil terbakar bersama ibunya,” tegasnya.

Perbuatan dirinya semata-mata ingin menunjukkan kebaikan. “Kalau kita berbuat baik, tidak usah berpikir apa yang kita akan dapat. Berbuat baiklah sekecil apapun setiap harinya. Jangan tunggu sampai hari besok,” pungkasnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

4 thoughts on “Pramono Edhie Wibowo Mengenang Peristiwa Kerusuhan 1998

  1. Anti+FPI
    April 7, 2014 at 8:16 pm

    Makanya usut tuntas tuh peristiwa 1998.Dibelakang layar kan Prabowo sama Wiranto dalangnya.

  2. pengamat
    April 7, 2014 at 11:22 pm

    makanya jangan pilih gerindra ama hanura. Prabowo ama Wiranto lebih baik pensiun dari perpolitikan Tanah air.

  3. james
    April 8, 2014 at 2:08 am

    pilihlah PDI-P bersama Jokowinya

  4. james
    April 8, 2014 at 2:24 am

    seret si Wowo sama si Ranto tuh !!! itu dua adalah Dalangnya !!!

Leave a Reply to james Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *