PPI – Twind Coffee Tata Rantai Pasok Dorong Ekspor Kopi Ciwidey


PPI kopiPPI – Twind Coffee Tata Rantai Pasok Dorong Ekspor Kopi Ciwidey

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menggandeng Twind Coffee untuk meningkatkan sistem keorganisasian, mulai dari penataan supply chain (rantai pasok), kegiatan pelatihan untuk petani sampai optimasi penggunaan mesin pengupas kulit kopi basah. Pergerakan kopi produksi petani Ciwidey, Bandung Jawa Barat (Jabar) sampai pasar ekspor akan ditingkatkan, lebih ramping. Pengadaan, konversi dan semua kegiatan management logistik akan ditata menjadi lebih baik. “Kami setting target minimal dan maksimal. Kalau rantai pasok lebih pendek, selain margin lebih besar, kualitas kopi juga lebih mudah dikontrol,” Stephen Lo dari Twind Coffee mengatakan kepada Indonesia Media.

Sehingga pada pertemuan PPI, Twind Coffee dengan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) kopi Ciwidey rencananya akan diselenggarakan secara reguler. Selama ini, cherry atau buah kopi dari petani dijual kepada pengumpul. Selama ini, para pengumpul mengandalkan aset pengolahan sendiri. Sehingga petani terpaksa mengandalkan penjualan kepada pengumpul tersebut. Lalu pengumpul menjual kepada pabrik, lalu eksportir. “Kopi baru beralih (ke pasar ekspor) setelah melewati beberapa simpul yang mana (setiap simpul) mencari keuntungan. Pengumpulan kopi (dari petani sampai eksportir) menyerupai sistem ijon,” tegas Stephen.

PPI kopi3Sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang perdagangan dalam negeri dan perdagangan internasional, PPI dan Twind Coffee akan meningkatkan nilai komoditas kopi. Mengingat selama ini kopi Indonesia semakin dilirik pasar ekspor serta dalam negeri. Perhatian Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo juga mendorong pembangunan sistem usaha perdagangan kopi.  “Pembenahan pada hulu, (yakni) tingkat petani, selama ini hanya tertuju pada kuantitas dan harga. Kami sebagai eksportir, bekerjasama dengan PPI terjun ke bawah, melihat langsung simpul-simpul (rantai pasok). Salah satunya, kami akan segara mengoptimalkan sentra processing skala kecil, buah cherry sampai menjadi green bean. Ini juga merampingkan rantai pasok,” kata Stephen.

Fakta lain yakni aset mesin dan berbagai peralatan untuk kopi olahan. Salah satunya adalah mesin pengupas kulit kopi basah milik beberapa Gapoktan Ciwidey. Karena perencanaan yang minim, aset mesin tidak dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini sebetulnya bukan hanya di Ciwidey, tetapi di hampir seluruh Gapoktan dari Sabang sampai Merauke. Pada level petani, penggunaan mesin dengan teknologi canggih masih sangat minim. “Bantuan peralatan kopi termasuk mesin pulper (pengupas kulit kopi) dari Kementerian akhirnya rusak. Karena aset mesin harus dibarengi dengan sistem perawatan, dari hal-hal kecil seperti baut, oli sampai upgrade,” kata ahli bersertipikat Special Coffee Association.

Selain itu, peningkatan rantai pasok dibarengi dengan pembangunan pabrik. Perhitungan Twind, dari 5 – 10 sentra produksi kopi akan dilengkapi dengan satu pabrik pengolahan. PPI akan membeli cherry tersebut dengan harga pantas. Lalu cherry diolah sesuai standar produksi, sampai menjadi green bean yang dibawa ke pabrik besar. Target maksimal yang sudah dikalkulasi, yakni ada sekitar 2000 (dua ribu) hektar lahan perkebunan kopi di Ciwidey. Secara bertahap, beberapa Gapoktan akan menggarap lahan perkebunan tersebut. 2000 hektar setara dengan kapasitas produksi 1500 ton green bean per tahun. Nilainya sekitar 8,25 juta US Dolar atau 100 milyaran rupiah. “Kami nggak mau muluk-muluk, tetapi realistis dengan angka tersebut. Nilai sampai milyaran rupiah per tahun tentunya (jumlah) besar, tapi seperti peribahasa No Pain No Gain (tidak ada pengorbanan, tidak ada hasil). Kami harus kerja keras, termasuk pelatihan reguler kepada petani. Untungnya, jarak Jakarta – Ciwidey tidak terlalu jauh. Kami juga tidak memilih Pangalengan (Bandung selatan), Garut dengan pertimbangan tertentu. Kopi Ciwidey, ada rasa pisang, coklat, fruity.  Kopi arabica Ciwidey ada juga yang rasanya seperti mangga harum manis,” kata Stephen.

PPI dan Twind Coffee optimis dengan hitung-hitungan di atas. Kondisi sekarang, produksi Gapoktan Ciwidey sekitar 700 – 750 kg per hektar. PPI menargetkan peningkatan produksi sampai 1000 kg per hektar. “Berarti peningkatan sekitar 250 – 300 kilogram. Hal ii tidak sulit, tergantung bagaimana kami berhasil memotivasi Gapoktan. Kalau angka ekspor sampai 500 ton, nilainya sekitar 2,7 juta US Dolar atau sekitar Rp 37 milyar. Siapa yang nggak tergiur dengan angka sebesar itu. Optimisme kami, karena melihat performance pak Agus Andiyani (Dirut PPI) yang mau out of the box, turun langsung ke bawah bersama petani. Kami mendengar langsung apa permasalahan di lapangan dari petani. Semua berjalan tanpa protokoler, tapi diskusi, berembuk untuk solusi,” tegas Stephen. ( Setiawan Liu / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “PPI – Twind Coffee Tata Rantai Pasok Dorong Ekspor Kopi Ciwidey

  1. Perselingkuhan+Intelek
    January 16, 2018 at 8:41 pm

    harus mampu menjaga Kualitas kalau mau Ekspor tetap bertahan lama dan bersaing dengan Internasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *