Mengkombinasi Kopi, Audio Sound System untuk Bisnis


unnamedKendatipun baru sekitar 1,5 tahun menjajaki perkopian, Jaya (46) terus menginovasi kedai kopinya di komplek ruko di Angke Jakarta Barat. Inovasi plus kreasi menghasilkan konsep unik desain kedainya. Peralatan sound system yang dulunya digunakan untuk rental, menyatu dengan mesin dan peralatan kopi. Sound system termasuk speaker, power amplifer, dan lain sebagainya sudah lama digunakan untuk berbagai rental, custom, design audio sound system. Bisnis rental tetap jalan, tapi keinginan untuk ‘main’ kopi juga muncul. Peralatan dimanfaatkan untuk ornamen dan elemen desain kedai yang diberi nama ‘Audio Coffee shop’. Karena bisnis kedai relative baru, ia menyasar segmen penghuni komplek saja. “Kopi dan coffee shop menjadi tantangan setelah kurang lebih 25 tahun menggeluti bisnis rental sound system. Kalau audio (system) kan (ranah) sound atau suara. Kalau kopi (ranah) cita rasa. Tapi saya mengombinasi keduanya dengan konsep interiornya (kedai),” ungkap Jaya.

 

Kalau ditarik-tarik, hubungan antara kopi dengan audio tetap ‘nyambung’. Seorang barista meracik kopi dibarengi dengan mencicipi rasanya. Sementara perakit audio system harus menyesuaikan dengan hasil suara dispeaker. “Saya desain, merakit dengan berbagai type, jenis dan keunggulan komponen (kumpulan elektronik) sampai pada proses sinyal, baru keluar hasil suaranya. Saya harus yakin orang bisa menikmati setting-an suara dari system tersebut. Begitu pula kopi, saya harus setting mulai dari takaran kopi, penyeduhan dengan air panas, penyajian dan seterusnya.”

unnamed (2)

Selama 25 tahun, ia memasang peralatan audio di berbagai tempat termasuk (sound system) mobil, ruang tertutup, ruang terbuka. Selain itu, ada juga setting untuk home theatre. Ketika menginstalasi audio system di kedai-kedai, ia sering memperhatikan baristanya. Perhatian tertuju pada cara meracik kopi termasuk penyeduhan, penakaran sampai pada penyajian ke meja pengunjung. “Saya tangani (setting audio system) di beberapa kedai besar di Jakarta dan luar kota. Saya awalnya bukan peminum kopi sama sekali. Semua peralatan (audio) masih relative bagus. Kalaupun ada yang rusak, tidak terlalu parah. Saya setting semuanya untuk interior audio coffee shop. Pengunjung nantinya tidak hanya menikmati kopi, tapi bisa kutak-katik audio. Mereka juga bisa memilih lagu favorit langsung sambil menyeruput kopinya.”

 

Ia terus belajar mengenai perkopian termasuk pengenalan karakter biji kopi, seni meracik, menyangrai, penilaian mutu dan lain sebagainya. Proses belajar lebih banyak mengandalkan Youtube. Selain itu, ia juga sering melihat langsung barista di kedai-kedai kopi. Dari proses pembelajaran, kadang terpikir inovasi-inovasi lain. Salah satunya yakni penyajian menu Vietnamese Drip coffee atau kopi Vietnam yang sering dikaitkan dengan ‘Kopi maut’ Jessica Kumala Wongso. “Seni minum Vietnam drip, ada yang suka tempatkan alat di depannya. Kami ibaratnya entertain pengunjung yang mau langsung tuang kopi. Karena peralatan Kopi Vietnam kelihatan unik. Tuangan kopi tidak langsung semuanya, tetapi menetes seperti rintik-rintik hujan. Gelasnya transparan, bentuknya bisa seperti cup atau yang lainnya.”

 

Pengunjung diharapkan terhibur dengan praktik langsung penyajian Kopi Vietnam. Selain itu, bentuk gelas untuk penyajian juga agak tebal. Karena proses penyeruputan, terutama untuk perempuan lebih pas dengan bibir gelas yang tebal. “Semuanya saya pelajari dari Youtube. Kalau pecinta kopi terutama perempuan yang suka minum Vietnamese Drip, pasti bisa merasakan perbedaan bibir gelas tebal dan tipis.”

 

Selain itu, proses penyeduhan juga dengan kertas filter. Gelas seduh juga bermacam-macam jenisnya. Ada gelas model ‘V’ dengan kemiringan 60 derajat. Ada juga gelas plastic yang dikenal dengan istilah ‘pour over’. Kertas filter juga disesuaikan dengan model gelas. Jenis gelas tertentu dengan desain wave (gelombang). Jenis gelas tersebut harus dipasangkan dengan kertas filter tertentu. “Kalau tertukar, tidak cocok antara model gelas dengan jenis kertas filter, proses penyeduhan pasti gagal. Ada gelas dengan lobang-lobang, sehingga kertas filter harus dibasahi dulu. Hal ini untuk menghilangkan bau kertas filternya. Pengunjung kedai Audio Coffee bisa praktik langsung. Sehingga mereka juga senang, terhibur dengan pengetahuan dan racikannya sendiri. Ini hanya salah satu cara untuk menarik pengunjung.”( Setiawan Liu / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Mengkombinasi Kopi, Audio Sound System untuk Bisnis

  1. Perselingkuhan+Intelek
    July 10, 2017 at 12:14 am

    nikmat Bisnis sembari nyeruput Kopi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *