Potensi ekonomi kemenyan Taput, Tapsel belum maksimal
dilaporkan: Setiawan Liu

PT Pandawa Agro segera membantu pemasarannya terutama melalui kerjasama dengan perusahaan distributor ataupun agribusiness. Pemasaran kemenyan dengan land bank ribuan hektar di Taput selama ini dikelola bersama Perusda (Perusahaan daerah) dan dibeli pengepul di Surabaya. Petani berharap adanya peningkatan dan serapan pasar yang lebih maksimal, bukan hanya Surabaya. “Tentunya, petani happy kalau penyerapan pasar sampai luar negeri. Selama ini petani hanya kenal pengepul yang itu-itu saja, terutama yang di Surabaya,” tegas Yendi Sembiring.
Sebelumnya, institusi dengan berbagai kegiatan penelitian yakni Aek Nauli sempat memaparkan berbagai inovasi hilirisasi kemenyan. Inovasi yang tepat untuk pemberdayaan masyarakat juga sampai pada Lansekap Batang Toru di Tapsel. Batang Toru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten yang kaya akan sumber daya alamnya. Stakeholders Meeting SMILE Batang Toru melakukan kegiatan pelestarian Ekosistem Batang Toru Selaras dengan Pengelolaan Sumberdaya Alam yang ditandatangani Para Pihak di Sipirok pada tanggal 23 Februari 2018 (Komitmen Sipirok). Kemenyan sebagai komoditas hasil hutan bukan kayu yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki nilai sosial budaya luhur bagi masyarakat Sumatera Utara, memiliki nilai strategis untuk dikembangkan secara berkelanjutan. “Ada urgensi untuk menindaklanjuti berbagai diskusi demi menjaga Keanekaragaman Hayati. Salah satunya pengembangan inovasi bisnis kemenyan di Lansekap Batang Toru,” kata salah satu peserta Stakeholders Meeting SMILE Batang Toru Dwi Pravita.
Kemenyan memiliki nilai sosial budaya luhur bagi masyarakat Sumatera Utara, dan strategis untuk dikembangkan berkelanjutan. Hingga saat ini kemenyan yang dipasarkan baik lokal maupun ekspor masih berupa bahan mentah, meski tercatat terdapat inovasi end product yang mulai diproduksi dalam skala yang terbatas. “Untuk dapat mendorong dan mempercepat pengembangan inovasi bisnis kemenyan, diperlukan suatu proses identifikasi dan penyelarasan model bisnis kemenyan dari hulu sampai hilir,” kata alumnus Fakultas Kehutanan IPB Bogor. (sl/IM)















