Polisi Awasi Pelaksanaan UN, Emangnya Teroris?


Pelaksanaan ujian nasional alias UN tahun ini agak beda. Pengawalannya lebih ketat. Polisi bersejata lengkap ikut mengawal pendistribusian soal sampai ikut mengawas pelaksaan UN di sekolah. Bahkan, siswa yang akan ke toilet juga akan diikuti pengawas. Mendengar kabar ini, tweeps yang kebayangan anak SMA ramai-ramai protes.

Pengawasan ketat ini adalah intruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. Kata Nuh, pengawasan seperti ini perlu dilakukan agar tidak ada kecurangan dan kebocoran soal atau kunci jawaban. “Setiap kali anak akan izin ke toilet harus didampingi. Jauh lebih bagus yang sejenis. Mohon tetap dipantau sepanjang ujian berlangsung, karena di sekitar area harus steril,” ucap Nuh saat sidak ke SMA 70, di Jakarta, Minggu (13/4).

Nuh melarang para orang tua ikut masuk area sekolah saat pelaksanaan UN. Barang-barang bawaan siswa juga tidak boleh dibawa masuk ke ruangan. Siswa hanya boleh membawa alat tulis untuk keperluan ujian.

Semua yang dilakukan ini, kata Nuh, bukan karena pemerintah tidak percaya kepada para siswa. Pemerintah hanya ingin mendisiplinkan siswa dalam melaksanakan UN. “Kami ingin mengajari mereka untuk melakukan tugasnya sendiri dan bukan tugas lain,” jelasnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kurang srek dengan kebijakan ini. Ketua KPAI Asrorun Niam menyatakan, selain memerhatian masalah keamanan, pemerintah juga harusnya memerhatikan psikologis anak. Polisi berseragam yang ikut berjaga jelas akan mengganggu konsentrasi anak. “Kita nggak bisa bayangkan, di daerah ketemu polisi saja ada yang grogi,” ucapnya. Karena itu, kalaupun harus ada polisi, maka cukup memakai pakaian preman.

Mabes Polri tidak keberatan pengawas polisi nanti berpakaian preman. “Bisa saja dilaksanakan seperti itu,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie.

Ronny menambahkan, polisi hanya akan memberikan pengamanan di sekitar sekolah, tidak masuk ruang kelas. Pengawasan di lingkungan sekolah ini dilaksanakan untuk memastikan tidak ada kecurangan.

“Bagi para murid yang sudah belajar dan menyiapkan dirinya dengan baik, maka kehadiran Polisi di halaman sekolahnya itu adalah untuk memberikan rasa aman bagi mereka,” imbuhnya.

Namun, protes para siswa dan publik di dunia maya mengenai pengawasan ketat ini terus mengalir. Fajar Kurniawan yang merupakan salah satu peserta UN bete dengan pengawasan yang terlalu ketat seperti itu.

“Lebay banget, UN aja pake dikawal polisi segala, memangnya kami semua mau perang? Perasaan, UN dulu nggak kaya begini deh,” cetusnya di akun @fafafajar.

Akun @salhamutiara merasa dirinya seperti buronan, kalau dalam pelaksanaan UN saja harus dikawal dan diawasi polisi. Akun @linapallar mengaku, dengan pengawasan begitu, dirinya malah jadi takut. “UN sekarang kok horor banget ya kayaknya? Seperti mau perang saja sampai soalnya saja harus dikawal polisi bersenjata lengkap,” ucapnya.

Pemilik akun @Selonsanov meminta polisi mengendorkan pengawasan UN. Sebab, siswa sedang berjuang untuk lulus, butuh ketenangan. Bukan malah diperlakukan seperti teroris. “Baca berita UN ini rasanya kok dihelat dengan berbagai kelebayan. Dua polisi per sekolah lah, ke toilet dikawal lah. Teroris kalah,” timpal akun @aditahpsr.

Dwi Puji Astuti menyebut, pengawasan ketat seperti ini tidak menjamin pelaksaan UN bebas kecurangan. Yang ada, hanya membuat siswa takut. “Mau UN apa mau perang? Pake dijagain polisi TNI. Walaupun banyak polisi dan TNI, masih banyak terjadi kebocoran kan ? #lebay,” ucapnya di akun @dwipujpuj.

Namun, ada juga tweeps yang mendukung pengawasan itu. Akun @MarcooJN menyebutnya persiapan UN yang sibuk ini bisa diterima. “Di ruang UN mau di kasih CCTV *keren* pengawas 2, polisi berpakaian preman pun ikut jaga #UNsibuk,” ucapnya.

Pengamat polisi Adrianus Meliala ikut komentar. Dia tidak mempermasalahkan polisi yang masuk sekolah. Dirinya justru menilai, selama ini polisi banyak dihujat. Tapi, saat pengawasan, yang dimintai tolong polisi juga.

“Menjelang pelaksanaan UN, berkas ujian disimpan di kantor polisi dan dikawal mobil patroli. Kalau soal beginian, baru polisi dipercaya ya?” sindirnya di akun @AdrianusMeliala

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

12 thoughts on “Polisi Awasi Pelaksanaan UN, Emangnya Teroris?

  1. james
    April 14, 2014 at 12:57 am

    memang hebat sekali di Indonesia sampai UN saja dikawal begitu Ketat oleh Aparat Kepolisian……he he he takut Teroris UN barangkali yah ???

  2. hadwiprihatanta
    April 15, 2014 at 1:22 am

    biasa proyek un makin banyak nilai makin banyak komisinya to,haaaaaaaaa itulah indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *