Pencapaian target pengurangan emisi karbon di Taiwan dengan kerjasama carbon rights  


Pencapaian target pengurangan emisi karbon di Taiwan dengan kerjasama carbon rights  

dilaporkan: Setiawan Liu

Jakarta, 01 Maret 2022/Indonesia Media – Professor CTBC Business School, Mr. Po-tao Wei, yang juga mantan direktur jenderal (dirjen) budget, accounting, statistics kantor kepresidenan Taiwan mengungkapkan bahwa cendekiawan serta industri dalam negerinya merasa gugup terhadap upaya pengurangan emisi karbon dari degradasi hutan, secara bertahap 2025, 2030 sampai 2050. “Industri, cendekiawan Taiwan gugup karena angka (pengurangan emisi karbon) harus mencapai 0 (nol) pada tahun 2050 mendatang. Target 2025 mendatang, (pengurangan) 10 persen. Pada 2030, pengurangan 20 persen lagi sampai pada tahun 2050, (pengurangan) sampai nol,” Profesor Wei mengatakan kepada Redaksi.

Kondisi sekarang, pengurangan emisi karbon di Taiwan mencapai sekitar 300 juta ton. Sementara dunia, sekitar 40 juta ton. Tahun 2030 mendatang, otoritas pengambilan keputusan tertinggi konvensi perubahan iklim sudah menetapkan kegiatan uji emisi harus mencapai nol. Sebagaimana kegiatan di berbagai universitas, Prof. Wei melihat upaya bersama terutama kalangan industri serius untuk mencapai target pengurangan emisi karbon. “Walaupun, target pengurangan emisi belum maksimal. Kami masih gugup,” kata Prof Wei.

Badan pengambilan keputusan tertinggi dan United Nations (UN) sudah menentukan arahan. Langkah pertama, langkah teknis pengurangan emisi. Kedua, menggunakan perantara natural resources (sumber daya alam) untuk mengurangi (emisi). Ketiga, metode pengubahan behaviour (perilaku) masyarakat untuk mengurangi emisi. “Karena waktunya sudah semakin dekat, tiga metode ini belum membuat kami sangat optimis untuk pencapaian target (pengurangan emisi). UN menerapkan metode ke-4, yakni upaya pembelian atau pembayaran carbons rights. Pembelian atau pembayaran carbon diharapkan bisa menutupi kekurangan dari tiga metode yang sudah dijalankan. “Upaya pembelian carbon di luar negeri termasuk dari Kalimantan Tengah (Kalteng) Indonesia dilakukan. Sehingga banyak professor di Taiwan mengajukan kepada Ding Chen Carbon Asset Management Co. dan kami melakukan juga kerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan PT Tunas Artha Pratama (TAP),” kata Prof. Wei.

Sementara itu, chairman TAP Tugiyo Wiratmojo mengatakan bahwa penandatanganan kerjasama carbon rights di gedung Menara Kadin, Kuningan Jakarta Selatan (1/3) tentunya akan berlanjut dengan berbagai kegiatan untuk pencapaian target pengurangan emisi Taiwan. “Kami akan survey secara detail. Misalkan berapa karbon yang diserap dari setiap pohon, berapa oksigen yang dilepas dalam setiap menit, setiap jam,” Tugiyo, yang juga ketua Kadin Kalteng mengatakan kepada Redaksi.

Semua upaya tersebut dibarengi dengan hitung-hitungannya. Kegiatan survey dan detail teknis di lapangan juga diawasi oleh konsultan yang sudah terdaftar pada badan pengambilan keputusan tertinggi. Kerjasama Indonesia – Taiwan terkait carbon rights juga relevan dengan prioritas dan prinsip pembangunan yang didengungkan Presiden Republik Indonesia, Joko ‘Jokowi’ Widodo.  “Program ekonomi hijau pak Jokowi relevan dengan acara penandatanganan kerjasama hari ini. kegiatan industri Indonesia dan kelestarian hutan harus seimbang. Kalau kerjasama efektif berjalan, nantinya, pada G20 (Konferensi Tingkat Tinggi) Bali, kami juga bisa urun rembuk,” kata Tugiyo. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *