Dipicu ada sebagian kader tak puas dengan keputusan tersebut.
Proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tinggal hitungan bulan. Meski akan berlangsung pada Desember nanti, namun di Depok, Jawa Barat, suhu politik di ajang bergengsi ini sudah mulai memanas.
Hal itu terlihat ketika para pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar rapat kerja cabang khusus I, di Gedung Sekar Peni. Pantauan VIVA.co.id, pertemuan ini sempat diwarnai aksi unjuk rasa yang berujung pada kericuhan internal partai, Selasa 21 Juli 2015.
Kejadian bermula ketika sejumlah massa yang tergabung dalam Masyarakat Selamatkan Kota Depok berunjuk rasa menolak pasangan bakal calon wakil dan wali kota Depok yang diusung PDIP yakni Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi.
Koordinator aksi Rachman Tiro mengatakan pasangan yang diusung oleh partai banteng itu tidak menghormati proses penjaringan partai yang seharusnya berasal dari Depok.
“Dimas Oky itu siapa, datang dari mana, kok tiba-tiba direkomendasikan begitu saja oleh DPP PDIP,” teriaknya dalam orasi.
Massa pun meminta pengusungan pasangan calon tersebut dikaji ulang. Sebab, dinilai tidak mencerminkan demokrasi di Kota Depok. Selain itu, dia juga mengatakan alasan penolakan terhadap Babai Suhaimi.
“Babai itu sebelumnya sudah dicoret dari pleno, tapi kok tiba-tiba masuk jadi rekomendasi,” papar Rachman.
Sebagai warga Depok, dia juga merasa heran mengapa Dimas Oky diusung oleh DPP PDIP. Padahal sudah jauh-jauh hari, partai banteng tersebut menjaring bakal calon putra daerah.
“Saya yakin kalau Dimas-Babai diusung, mereka tidak akan menang. Siapa coba yang kenal Dimas di Depok,” paparnya.
Puas melakukan orasinya massa pun membubarkan diri. Namun, tak lama berselang kericuhan kembali terjadi.
Kali ini, aksi tersebut dilakukan oleh kader PDIP. Pria yang disebut-sebut bernama Jono ini tiba-tiba saja mengamuk. Ia sempat membanting ponsel dan memukul meja.
Alhasil, ketegangan yang nyaris berujung baku hantam ini pun sempat kembali mewarnai rapat yang dipimpin ketua DPC PDIP Depok, Hendrick Tangke Allo, tersebut.
“Babai itu pernah menghina-hina partai ini. Kenapa dia yang harus dipilih? Memang di sini tidak ada kader yang baik. Ingat ucapan dia waktu di tivi terhadap PDIP,” teriaknya sambil menantang sejumlah elite politik PDIP.
Ketegangan baru mereda setelah sejumlah massa lainnya berusaha menenangkan kubu yang emosi. Seperti diketahui, Dimas Oky Nugroho adalah Pengamat Politik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), juga masuk dalam salah satu tim ahli di Kantor Staf Presiden.( VV / IM )