Pembubaran natalan di Bandung dinilai mencederai kebinekaan


pembubaran-natalan-di-bandung-dinilai-mencederai-kebinekaanForum Demokrasi Bandung menyayangkan sikap intoleransi ditunjukan organisasi masyarakat yang membuat kegiatan keagamaan di Sabuga Bandung terhenti. Mereka yang terdiri dari beberapa komunitas dan LBH Bandung mengingatkan kembali makna Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan.

Hal itu disampaikan perwakilan Forum Demokrasi Bandung, Harold Aron, saat menyampaikan pernyataan sikap di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Rabu (7/12).

“Kami menegaskan kembali bahwa kita adalah bangsa yang menjunjung Bhinneka Tunggal Ika, dan seharusnya hidup berdampingan dalam rasa aman dan nyaman dalam menjalani hidup,” katanya.

Menurutnya konsep Bhinneka Tunggal Ika yakni berbeda tujuan tapi satu jua. Sebagai negara yang memiliki banyak suku, agama dan ras prinsip Bhinneka Tunggal Ika harus dijunjung. Hal itu berbanding terbalik dengan yang ditunjukan beberapa ormas saat membuat terhentinya ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sabuga.

“Ini jelas mencederai makna Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri,” terangnya.

Dia lantas mempertanyakan, kehadiran negara saat kaum yang memang minoritas menjadi tertindas. Tak seharusnya negara ‘tutup mata’ dengan membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antargolongan.

Agar peristiwa tak terulang, dia menegaskan, negara perlu bersikap tegas dan menjalankan fungsinya untuk menjamin kebebasan hak asasi warganya dalam menjalankan ibadah agama dan kepercayaan.

“Sekarang Desember berkaitan Natal, harus ada jaminan atau strategi khusus untuk kelompok Kristen agar dapat menjalankan ibadahnya dengan baik,” imbuhnya.

Dia juga lantas mempertanyakan, Bandung Kota Ramah HAM yang digembar-gemborkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Gedung Sabuga yang memang merupakan fasilitas publik sudah seharusnya bisa dimanfaatkan dan diakses oleh publik tanpa memandang suatu golongan atau agama tertentu.

“Gedung Sabuga merupakan sarana umum yang berhak disewa serta dimaanfatkan semua orang dan kelompok. Lantas kami mempertanyakan Deklarasi Bandung Kota HAM yang selalu dibanggakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, karena pada kenyataannya masih ada intimidasi dan penghalang-halangan bagi umat beragama dalam menjalankan agama dan kepercayaannya,” ujarnya.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan berharap, insiden serupa tidak terjadi lagi. Karena hal itu memicu pertentangan di tengah masyarakat. “Jangan sampai terjadi persoalan sosial, ini khawatir dipersepsi kurang baik oleh masyarakat banyak, padahal ini kan kejadian lokal,” ucapnya.

“Kita harap tetap menjaga toleransi dan tidak terpengaruh. Mudah mudahan tidak berpengaruh terhadap sikap kebinekaan yang selama ini terjadi baik-baik di masyarakat,” terangnya menambahkan.( Mdk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

6 thoughts on “Pembubaran natalan di Bandung dinilai mencederai kebinekaan

  1. Perselingkuhan+Intelek
    December 7, 2016 at 8:29 pm

    Bubarkan PAS dan FPI nya karena memang asli mereka Kontra dengan Pancasila kok, siapa Berani Menindak dan memBubarkannya ? siapa yang Berani Menegakkan Pancasila ?

  2. pengamat
    December 7, 2016 at 10:16 pm

    kenapa tidak diadakan di gereja saja ?

  3. Perselingkuhan+Intelek
    December 8, 2016 at 9:34 pm

    Wakil Presiden JK dan MenPolHuKam Wiranto mengeluarkan Pernyataan bahwa Pembubaran Tidak Dapat diBenarkan Menurut Pancasila, tapi apakah mereka Berani Bertindak ? secara Hukum ? barangsiapa menyetujui Pembubaran itu berarti Anti Pancasila

  4. pengamat
    December 8, 2016 at 11:15 pm

    dari awal sebenarnya acara ini sudah menyalahi aturan. Gedung sabuga bukan tempat untuk mengadakan acara kerohanian. Itu gedung milik kampus ITB, untuk kegiatan mahasiswa.

  5. Perselingkuhan+Intelek
    December 9, 2016 at 7:29 pm

    ada Ijin = RESMI Legal

  6. Perselingkuhan+Intelek
    December 9, 2016 at 11:08 pm

    waktu Demo 2/12 napa mau Shalat di Jalan ? napa bukan di Kandang Babi saja ?

Leave a Reply to Perselingkuhan+Intelek Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *