Ketua Bidang Hukum DPP PDI-P, Trimedya Panjaitan, mengaku menemukan model baru kecurangan pada Pilkada. Salah satu kecurangan model baru itu ditemukan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Agak berbeda sekarang trennya saya lihat dan ini kelihatan baru dan akan disampaikan hari Senin (20/1/2017) dalam konferensi pers di Posko Pengaduan DPP PDI Perjuangan,” kata Trimedya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/2/2017).
Model kecurangan baru itu, lanjut Trimedya, adalah dengan menahan surat C6 kepada pemilih. Kemudian surat C6 itu disebarkan ke beberapa pemilih beserta barang-barang atau pun uang.
“Karena kalau C6 misal diberikan kepada seseorang dengan juga segala macam, uang, sembako, bisa dipastikan orang itu memilih calon tertentu. Itu agak baru dibanding Pileg dan Pilpres sebelumnya,” kata Trimedya.
Dia mencontohkan kasus lain pada Pilkada Tapanuli Utara 2017. Menurut dia, sekitar 36.000 lembar surat C6 belum diberikan hingga menjelang penutupan pemilihan.
“Saya sendiri di kediaman saya, mau ambil C6 harus datang sendiri, enggak dibagi,” kata Trimedya yang tinggal di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.( Kps / IM )
kelicikan-kelicikan hanya dilakukan oleh Paslon yang kagak PD untuk menang, coba saja diselidiki lebih dalam kelompok mana yang Licik
Pasangan no 2 terbukti curang. Ingat serangan fajar pembagian brosur yg intinya menyerang paslon lain.
Paslon 2 Tetap Solid maka meraih suara tertinggi diantara Paslon lainnya, berarti Warga Jakarta masih tetap ingin Paslon 2 jadi Gubernur dan Wakil nya, terbukti tidak kotor Korupsi seperti Paslon lain, jaminan untuk Warga Jakarta