Pasar mobil bisa tembus 640.000 unit tahun ini


JAKARTA –  Pasar mobil nasional pada tahun ini berpotensi terus melaju menembus 640.000 unit dengan catatan kondisi ekonomi Indonesia tetap kondusif dan tidak ada kenaikan tarif pajak, khususnya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan pajak kepemilikan mobil secara progresif. “Jika situasi perekonomian terus begini [tetap stabil] dan rencana pemerintah menaikkan pajak tidak terlaksana, pasar berpotensi menembus angka 600.000 unit, bahkan  menyentuh 640.000 unit. Tapi kembali lagi ini baru perkiraan, karena pasar otomotif Indonesia itu susah ditebak,” kata Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan Danusasmita di sela-sela peluncuran New Vios versi facelift, hari ini.

Dia menuturkan hampir seluruh pelaku bisnis otomotif di Indonesia memanfaatkan kesempatan dengan memacu penjualan pada kuartal I dan kuartal II, sehingga persentase pasar pada semester I tahun ini diperkirakan 45%-55% dari total penjualan 2010.Sepanjang 3 bulan terakhir, tren penjualan mobil secara nasional oleh kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM) terus bergerak naik. Dari angka 52.831 unit pada Januari, menguat  menjadi 55.656 unit pada Februari.

Toyota selaku pemimpin pasar mobil domestik memproyeksikan pasar mobil nasional secara wholesales (pengiriman pabrik ke diler) pada Maret menembus 65.328 unit.Meski demikian, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan volume penjualan mobil nasional pada 2010 berkisar 560.000 unit-580.000 unit.

Johnny  kembali menegaskan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memimpin pasar otomotif di kawasan Asean, mengungguli Thailand. Bahkan, pasar mobil nasional diyakini mampu bergerak menuju 1 juta unit (one million club) pada 2014-2015.Untuk itu, lanjut dia, pemerintah Indonesia diharapkan mendukung industri otomotif nasional dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendorong pengembangan pasar  dan membangun infrastruktur.

“Pemerintah sudah dijalan yang  benar, tapi belum konsisten. Berani tidak pemerintah mendorong pertumbuhan pasar dengan cepat, mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung, seperti insentif untuk lokalisasi komponen, meningkatkan infrastruktur jalan, dan ada exit policy untuk mobil-mobil usia tua,” paparnya. Adanya lokalisasi yang memperkuat struktur industri komponen dinilai Johnny menjadi syarat penting bagi Indonesia yang berniat mengembangkan kendaraan dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan (low cost and green car).

Lebih lanjut dia mengakui rencana kenaikan tarif PPnBM dan pajak progresif oleh pemerintah menjadi satu kekhawatiran bagi industri otomotif. Kenaikan pajak kendaraan secara signifikan, jelas Johnny, dikhawatirkan akan memangkas penjualan mobil nasional, sebagaimana yang dialami Vietnam pada 2007. “Vietnam menaikkan pajak dan pasar mobil mereka langsung drop 30%. Sekarang pemerintah masih melihat kalau pajak dinaikkan sensitivity industri otomotif itu kurang, padahal itu salah. Misalnya Avanza dinaikkan Rp2 juta per unit karena pajak, konsumen akan teriak, padahal hampir 60%-70% pasar kita didominasi segmen MPV,” pungkasnya. (wiw/bisnisindonesia)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *