Ngaku bawa bom saat naik Lion Air, pria berbaju hijau dibekuk polisi


Teror bom pada momentum Natal dan menjelang perayaan Tahun Baru kembali terjadi. Kru pesawat Lion Air Boeing 737 seri 800 dan para para penumpangnya mendadak geger setelah seorang pria mengaku membawa bom. Dengan sigap pelaku tersebut dicokok Detasemen Khusus 88 di dalam kabin pesawat penerbangan nomor JT 0820 Gate 8, Kamis (24/12).

Seorang penumpang yang akan pulang kampung ke Palu, Sulawesi Tengah dari Jakarta, Sarah Adilah menceritakan kejadian tersebut. Menurut dia, sekitar pukul pukul 16.25 WIB, para penumpang sudah menempati tempat duduknya masing-masing di Pesawat Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta.

Pesawat dengan kapasitas penumpang sekitar 189 orang tersebut rencananya akan lepas landas pukul 17.00 WIB. Namun ada satu penumpang kelas ekonomi group F bertempat duduk di seat 30, diketahui belum masuk ke kabin pesawat. Lantas dari ruang kokpit berulangkali kru pesawat memanggil nama orang tersebut.

Beberapa menit setelah mesin pesawat dipanaskan, setengah berlari seorang penumpang yang hampir tertinggal tersebut memasuki kabin.

“Sudah siap semua, sudah pasang sabuk pengaman. Trus sudah menyala mesinnya. Setelah itu ada satu penumpang lagi yang ditunggu. Kan sudah mau berangkat, jadi dia masuk terburu-buru. Terus dia sempat menginjak kaki si pramugari,” kata Sarah saat berbincang dengan Merdeka.com, Kamis (24/12) malam.

Pria yang datang terlambat tersebut memakai kaos oblong berwarna hijau. Dia memakai celana pendek dan sandal japit. Orang itu tidak membawa barang yang biasa disimpan di bagasi kabin. Namun tiba-tiba setengah berteriak pria itu mengaku telah menaruh bom di bagasi kabin tepat di atas tempat duduknya.

“Pas dia duduk, tiba-tiba dia ngomong sendiri, saya bawa bom. Dia nunjuk kabin di atas penumpang, dia bilang bomnya taruh situ. Pramugari langsung ke depan, ke tempatnya awak kabin. Terus gak lama habis itu, tiba-tiba pilot ngumumin katanya penerbangan ini tidak bisa dilanjutkan karena mereka mendeteksi ada penumpang membawa bom. Jadi orang pada kaget semuanya,” ungkapnya.

Suasana dalam kabin pesawat mendadak riuh, para penumpang mendadak panik. Beberapa saat setelah itu sekitar 4 petugas yang diduga Densus 88 mengamankan lelaki bertubuh pendek yang mengaku membawa bom itu.

“Tiba-tiba langsung datang tim pengaman Densus 88 kayaknya. Langsung ngamanin orang itu. Di situ sudah kacau suasananya. Ada bapak-bapak yang mau pukul orang itu. Ibu-ibu pada panik mau keluar pesawat,” ujarnya.

Mengetahui keadaan kabin menjadi panik, melalui pengeras suara seorang pramugari mencoba menenangkan. Pelaku tersebut digiring ke luar pesawat melalui pintu belakang. Dia sempat hampir menjadi bulan-bulanan penumpang yang lain. Setelah itu, pilot menginstruksikan agar seluruh penumpang mengevakuasi diri menuju ruang tunggu Bandara.

“Orang semua pada pucat. Memang sepertinya dia bawa bom. Gak mungkin awak kabin mengumumkan secara sembarangan. Kata penumpang lain, katanya orang itu sudah naik duluan. Jadi waktu kita naik pesawat sebelum penumpang masuk, dia duluan menaruh barangnya. Trus dia turun lagi. Ketika semua penumpang sudah naik, dia masuk ke pesawat lagi,” tuturnya.

Di ruang tunggu para penumpang menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk mendapat ganti pesawat lain menuju Palu. Akhirnya mereka diberangkatkan ke Palu sekitar pukul 20.00 WIB, lalu sampai di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Palu pukul 23.00 WITA. Atas kejadian ini Sarah kecewa pada pihak manajemen Lion Air yang mengabaikan keselamatan dan kenyamanan penumpang.

“Ada permohonan maaf dari pilotnya tadi. Minta maaf atas kejadian itu dan keterlambatan penerbangan. Tadi penumpang juga sempat marah. Pada keganggu. Seharusnya pengamanan ditingkatkan soalnya kan dekat Natal dan tahun baru,” pungkasnya. ( Mdk / IM )

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *