Mesir Dan Ketakutan Amerika Serikat


Setelah lebih dari 30 tahun dibawah kekuasaan otoriter Hosni Mubarak,
akhirnya rakyat Mesir “memberontak”. “Tahrir Square” atau taman pembebasan,
merupakan simbol dari pemberontakan tersebut. Bermula dari tanggal 25 Januari
2011, namun sampai hari Kamis (3 Februari 2011). belum ada tanda-tanda akan
berakhirnya demonstrasi untuk menurunkan presiden yang sudah berusia 82 tahun.
Berawal dari 15 ribu demonstrans, dari hari ke hari terus bertambah, sampai
pada hari ke 8 mencapai kulminasi 2 juta massa yang terdiri dari wanita, anak-
anak, tua dan muda. Kristen, Islam, kaya dan miskin bersatu berteriak-
teriak: “Hosni Mubarak harus turun detik ini juga”.

Sebagai sekutu terdekat di Timur Tengah setelah Israel, reaksi Amerika
Serikat kelihatan sangat kuatir di awal-awal krisis. Wakil Presiden, Joe Biden
malah mengatakan bahwa Mubarak yang sudah berkuasa beberapa dekade itu
bukan seorang diktator. Hal yang samapun dikatakan oleh Menteri Luarnegeri,
Hilary Clinton dengan serius meminta agar demonstran dan Mubarak menjaga
kestabilan Mesir.

Arti Mesir

Mesir adalah negara Islam paling besar di Timur Tengah dengan jumlah
penduduk sekitar 83 juta jiwa (catatan: Indonesia adalah negara Islam terbesar di
dunia). Secara politis, Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani
perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979. Karena perjanjian ini, Mesir
menerima bantuan ekonomi sebanyak US$1,5 miliar pertahun dari AS.

Keterikatan AS-Mesir bukan hanya soal bantuan keuangan, tetapi Mesir
dibawah Hosni Mubarak adalah sahabat Arab terdepan AS dalam memerangi
teroris di Timur Tengah. Mesir juga berperan aktif, bergandeng tangan dengan AS
dalam mempromosikan perdamaian antara Israel dan 22 negara negara Arab
lainnya. Mediator antara Hamas, PLO dan Israel untuk perdaimaian di tanah
Palestina, khususnya Gaza dan West Bank.

Secara Ekonomi, Mesir juga tak kalah pentingnya. Hampir 10%
perdagangan dunia mengalir melalui terusan Suez. Disamping itu, 35 juta barel
perhari minyak mentah dikirim dari Timur Tengah ke Eropa dan AS melalui
terusan yang dibangun oleh arsitek Perancis, Ferdinand delesseps pada tahun 1850
tersebut. Demonstrasi anti Mubarak ini telah mengganggu aliran barang dan
minyak mentah melalui terusan Suez.

Krisis politik di Mesir tidak hanya menyebabkan kekacauan ekonomi
dalam negeri, tetapi sudah mulai “mengkontaminasi” pasar dunia. Nampak secara
nyata, minyak mentah sudah mencapai harga diatas US$120 perbarel, dan harga
di pompa bensin kota kota di AS sudah di atas US$3 per-gallon. Kalau krisis ini
berkepanjangan, dikuatirkan akan menghambat pemulihan krisis ekonomi di AS,
dan dunia.

Ketakutan AS

Disamping beberapa soal di atas, hal strategis lainnya yang “menakutkan”
AS adalah tumbangnya presiden Hosni Mubarak akan dimanfaatkan oleh “Muslim
Brotherhood” atau bahkan kelompok Islam yang lebih ekstremis untuk mengambil
kekuasaan.

Kasus Iran yang awalnya sahabat, setelah diambil Ayatollah Khomeini,
menjadi sangat anti AS dan Israel. Peristiwa ini merupakan catatan hitam bagi
politik luar negeri AS. Ketakutan AS menjadi sangat beralasan, sehingga AS yang
diharapkan pro-demokrasi dan pro rakyat Mesir, malah kelihatan mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang “ambivalance” di awal awal demonstrasi.

Demonstrasi Mesir dan Revolusi Iran sangat berbeda nyata. Demonstrasi
Mesir diprakarsai oleh anak anak muda yang frustasi karena tingkat pengangguran
tinggi. Sedangkan revolusi Iran diprakarsai oleh para Mullah yang dikekang
oleh kekuasaan absolut Shah. Beda lain, Mesir tanpa tokoh yang jadi pemimpin,
sedangkan Iran dipimpin oleh Khomeini.

Terbukti, bahwa “Muslim Brotherhood” baru muncul pada hari hari akhir
demonstrasi. Mereka kelihatan “low profile”, bahkan Essam al-Erian, salah
seorang pimpinan senior memberi mandat kepada Mohamed Elbaradei untuk

memimpin koalisi oposisi Mesir. Elbaradei adalah mantan Direktur Badan
Pengawas Atom Internasional, International Atomic Energy Agency (IAEA),
sebuah badan yang berada dibawah payung PBB. Sebagai tokoh internasional yang
menggondol hadiah Nobel Perdamaian, Elbaradei dipandang sangat moderat oleh
Barat dan AS.

Pemimpin “Muslim Brotherhood”, berjanji mencari kekuasaan hanya
melalui pemilu yang bersih dan jujur. Sebagai oposisi terbesar di Mesir, Muslim
Brotherhood telah dilarang oleh pemerintah untuk ikut pemilu sebagai sebuah
partai politik. Karena dilarang, anggota yang ikut pemilu mencatatkan diri sebagai
calon independen. Dari setiap hasil Pemilu, kandidat kandidat independen yang
berafiliasi dengan Muslim Brotherhood memenangi sekitar 20% – 25% kursi
parlemen.

Perubahan Sikap AS

Hari Rabu, 2 Januari 2011terlihat perubahan sikap AS, dari ragu dengan
gerakan pro-demokrasi, berubah menjadi ingin perubahan secepatnya di Mesir. Ini
diterjemahkan banyak pihak bahwa Washington ingin Hosni Mubarak segera
meninggalkan Mesir. Tidak diketahui perubahan sikap ini, apakah karena gerakan
luas menantang pemerintah dengan 2 juta orang protes di jalan atau merasa yakin
bahwa oposisi bukan dipimpin oleh Muslim Brotherhood.

Sikap tegas AS ditunjukkan lagi oleh Hilary Clinton ketika 5 orang
demonstran ditembak mati pada Rabu malam waktu AS atau Kamis (3 februari
2011) dini hari waktu Mesir. Menlu AS langsung menelpon Wakil Presiden Mesir,
Omar Sulaiman. Hilary mengecam atas kematian demonstran yang ditembak
tersebut.

Terlepas dari sikap AS, angin perubahan telah menerpa Timur Tengah.
Bermula di Tunisia, pergolakan kemudian terjadi di Mesir. Yordania dan Yaman
akan menyusul. Bahkan di Qatar pun, negara kecil di Teluk Arab sudah ada
demonstrasi pro-demokrasi. Kalau momen ini terus berlangsung menerpa 22
negara Timur Tengah, AS dan Israel akan berhadapan dengan realitas baru.

Apakah pemerintah Timteng yang demokratis bermanfaat bagi strategi

geopolitik AS dan akan menstimulus perdamaian Arab-Israel ?. Sebuah pertanyaan
yang belum bisa dijawab pada fase ini. Waktu jua yang akan menjawab pertanyaan
ini.

*TANZA ERLAMBANG adalah pengamat politik, sosial dan ekonomi. Menetap

di Baton Rouge, Louisiana, AS.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *