Menyoal amdal akibat reklamasi pantai Jakarta


Kata Pakar Oceanografi IPB, ada beberapa dampak lingkungan yang akan terjadi pada Reklamasi pantai Jakarta , yakni;  Sedimentasi, banjir, akumulasi sampah organik, cemaran logam berat, dan terakhir ditambah masalah ekonomi nelayan.

Apa benar ? 

Tentu bisa saja. Kalau ,masih menggunakan kebudayaan lama.  Nyatanya setelah sudah ada kebudayaan baru, tidak buang sampah kekali, bongkar bantaran kali yang menghalangi pengerukan, dan pompa air yang tidak dimatikan, dan pintu air yang tidak sengaja di mainkan supaya bikin banjir, dan tehnis lainnya yang menunjang anti banjir, banjir di Jakarta sudah jauh berkurang sekarang.

Sedimentasi selalu saja ada , tanpa reklamasi juga sudah ada . Yang penting adalah dibuat catch basin sebelum muara, dan selalu dikeruk. Bahkan Catch Basin adalah keharusan pada storm drain ditingkat mana saja, jadi bukan hanya di muara. Bahkan Catch Basin sudah harus dimulai dari gunung. Jadi tanpa reklamasi , catch basin adalah sudah suatu keharusan.

Pengerukan di muara dan di canal-canal diantara pulau-pulau reklamasi harus senantiasa dikerjakan. Zaman dulu, ditanjung Priok ada kapal keruk yang nonstop bekerja, tidak tunggu kalau ada pendangkalan saja. Pihak authoritas reklamasi pulau bisa saja melakukan maintenance ini, toh dananya bakal ada dari HOA (Home Owner Association) .

Kalau soal cemaran logam berat itu urusan infrastucture dari kementrian Lingkungan Hidup yang harus melaksanakan pengawasan dan penghukuman orang-orang yang buang limbah industri berbahaya ke kali. 

Sampah organic adalah akibat buang sampah kekali, ini sudah ditertibkan melalui pembongkarang bangunan ilegal dibantaran sungai. 

Mari kita study banding ke Port of Los Angeles. Ketika Mr.Norman Arikawa, deputy dari director Port of Los Angeles mengundang kami masyarakat Indonesia di Los Angeles untuk meninjau Pelabuhan Los Angeles.

Disana adalah pelabuhan terbesar West Coast Amerika , bahkan ada beberapa pelabuhan disana termasuk San Pedro Harbor, dan Long Beach. Nyatanya dalam acara tinjau wisata, kami saksikan dengan mata kepala sendiri, Kapal container raksasa merapat dengan mudah, (bukti tidak ada pendangkalan) , air laut yang jernih, ikan terlihat masih banyak, burung camar dan anjing laut bermain di pinggiran dermaga, tidak ada tumpahan oli. Nah semua ini ada di pelabuhan yang dulunya adalah hasil reklamasi. 

Kalau urusan ekonomi dari para nelayan yang harus berpindah tempat untuk menangkap ikan akibat reklamasi itu, tentunya harus ada solusi, lagi pula Indonesia toh mempunyai garis pantai yang terpanjang didunia, masih banyak lagi pantai yang bisa digunakan. Dari pada pulau-pulau terluar Indonesia di jarah oleh orang asing, lebih baik ditempati oleh nelayan sendiri. Herannya kalau dokter ada Inpres, disuruh kerja di daerah terpencil, kenapa nelayan tidak pernah ada kedengaran Inpres yah ? Tentu pemerintah harus mengakomodasi ini dengan bijaksana. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Secara keseluruhan saya mengganggap reklamasi pantai Jakarta memang sudah waktunya . Hanya persoalannya mentaliteitnya dari para elit masih kenyal dalam urusan tarik menarik …..KORUPSI. Betul ‘kan jatuh-jatuhnya kembali lagi ke satu kata  yang biasa itu?  ( Dr.Irw /IM )

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Menyoal amdal akibat reklamasi pantai Jakarta

  1. Anwar Musadad
    April 16, 2016 at 4:55 am

    Inilah saatnya penguasaan tanah di Jakarta dn Jabotabek oleh Tionghoa makin sempurna, perseongkolan antara Penguasa dn Pengusaha makin menjadi stlah Gubernurnya orang Tionghoa. Pribumi terusir semakin nyata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *