Mengejutkan, PM Rusia Dmitry Medvedev Mengundurkan Diri, setelah Presiden Putin Usulkan Reformasi


Seorang sumber internal Kremlin mengatakan, para menteri sama sekali tidak diberi tahu mengenai manuver yang dilakukan PM Rusia Dmitry Medvedev.

SEBUAH pengumuman mengejutkan datang dari Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev yang menyatakan bahwa ia mengundurkan diri bersama pemerintahannya.

Pernyataan pengunduran diri PM Rusia Dmitry Medvedev itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan adanya reformasi terhadap konstitusi Negeri “Beruang Merah”.

Periode keempat presiden berusia 67 tahun itu bakal habis pada 2024 mendatang, seperti diberitakan BBC, Rabu (15/1/2020).

Namun, terdapat spekulasi bahwa Putin berencana untuk tetap berkuasa melalui peran baru, atau berada di balik layar.

Proposal Presiden Vladimir Putin

Dalam pidato kenegaraannya di pertemuan dewan federal, Putin menekankan bakal ada referendum untuk memperkuat wewenang parlemen.

Reformasi yang ditawarkan Putin itu juga mencakup kewenangan parlemen untuk memilih perdana menteri beserta menteri kabinet.

Berdasarkan aturan saat ini, Putin yang memilih sosok orang nomor dua di Rusia, yang kemudian disetujui oleh majelis rendah Duma.

Dia juga mengusulkan peningkatan wewenang lembaga penasihat bernama Dewan Negara, yang diketuai oleh sang presiden sendiri.

Dewan itu disebut menaungi para kepala daerah seantero Rusia, dengan Putin menyebut lembaga tersebut ‘sangat efektif’.

Usulan lain yang disampaikannya antara lain membatasi supremasi hukum internasional, membatasi masa jabatan presiden selama dua periode.

Kemudian memperkuat undang-undang berisi larangan terhadap kandidat presiden yang mempunyai kewarganegaraan asing.

Respons terhadap usulan

Sebagai tanggapan, PM Rusia Dmitry Medvedev yang merupakan sekutu Putin memutuskan bahwa dia mengundurkan diri, dengan sang presiden duduk di sampingnya.

Politisi berusia 54 tahun itu menjelaskan, perubahan itu tidak hanya memberikan dampak terhadap konstitusi Rusia.

Namun, juga pembagian kekuasaan, baik itu kekuasaan eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

“Karena itu, pemerintahan saat ini mundur,” jelasnya.

Seorang sumber internal Kremlin mengatakan, para menteri sama sekali tidak diberi tahu mengenai manuver yang dilakukan Medvedev.

Setelah PM Rusia Dmitry Medvedev mengundurkan diri, Putin kemudian menimpali dengan menyatakan dia berterima kasih atas jasa-jasa Medvedev.

Namun, menuturkan belum semua tugas terpenuhi.

Mikhail Mishustin, PM baru Rusia

Secara khusus, mantan agen rahasia Uni Soviet (KGB) tersebut meminta kepada Medvedev supaya menjadi wakil ketua di Badan Keamanan Nasional.

Putin kemudian mengumumkan Ketua Badan Layanan Pajak Rusia, Mikhail Mishustin, sebagai penerus Medvedev di kursi perdana menteri.

Medvedev sempat menjadi presiden pada periode 2008 sampai 2012, di mana Putin yang beralih fungsi sebagai perdana menteri.

Meski menjadi PM, banyak kalangan meyakini Putin masih mempunyai pengaruh terhadap segala keputusan yang dibuat Medvedev.

Pemimpin oposisi Alexei Navalny menyindir segala referendum yang dibuat hanya demi menjadikan Putin sebagai ‘pemimpin tunggal’. ( WK / IM )

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *