Menciptakan Wirausaha, UC Surabaya Undang BP3L


Menciptakan Wirausaha, UC Surabaya Undang BP3L

dilaporkan: Setiawan Liu

Surabaya, 4 Desember 2020/Indonesia Media – Sesuai dengan visi dan misinya, menciptakan Entrepreneur (wirausaha) berkarakter integritas, profesionalisme dan kebangsaan, Fakultas Management dan Bisnis (FMB) Universitas Ciputra (UC) Surabaya kembali gelar sesi kuliah webinar dengan dosen tamu, yakni Kepala Badan Pengelola Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Rafki Hariska. “(Materi) relevan dengan mata kuliah Ekspor Impor Management. Dosen tamunya, pak Rafki berbagi pengalaman dan mengajarkan mengenai product knowledge, dalam hal ini lada dari Babel (Bangka Belitung),”  Dosen di FMB, Amelia Kurniawati mengatakan kepada Redaksi

Keilmuan dan kewirausahaan dari presentasi BP3L, yakni persiapan para mahasiswa menjadi eksportir atau melakukan ekspor. Salah satu hal yang signifikan, yakni perlunya pengetahuan mengenai produk dan kondisi pasar negara yang dituju. “Kalau kita tahu keunggulan dan kekurangan (produk), eksportir akan lebih mudah masuk pasar. Pengetahuan dan pengalaman dari BP3L membuka wawasan bagaimana eksportir tidak akan ditipu. Selain, peluang bisa diambil dan trust (kepercayaan) terbangun,” kata Amelia.

 

Pada sesi tanya jawab, salah seorang mahasiswa sempat mengajukan pertanyaan mengenai signifikansi penggunaan Indikasi Geografis (IG) pada Lada Putih Muntok atau Muntok White Pepper (MWP). Menjawab pertanyaan tersebut, Rafki menilai paten MWP dengan IG menunjukkan keaslian lada asal Babel. Penggunaan brand MWP sangat signifikan. Ketika importir, misalkan di Vietnam atau negara-negara Eropah memakai brand MWP, lada dari negara pesaing tidak terlewatkan. “Karena dari segi rasa, terutama tingkat kepedasan, MWP lebih bagus dibanding lada lain,” kata Rafki.

Di sisi lain, BP3L terus mempertahankan mutu MWP dengan melakukan pengujian rutin terhadap bakteri salmonella dan E. coli. Kalau ternyata hasil pengujian, terdeteksi adanya bakteri, BP3L tentunya tidak bisa memakai IG. Pendaftaran MWP dengan pemakaian IG dari Perancis, dan prosesnya berlangsung pada tahun 2010. “Sehingga, banyak (eksportir) datang bertanya mengenai prosesnya, cara mendapat IG. Tahun 2014, harga lada MWP tinggi, (yakni) hampir Rp 200 ribu per kilo. Kita berhasil menunjukkan kualitas produk di pasar luar negeri,” kata putra daerah Pangkalpinang, Bangka.

BP3L juga menganjurkan petani untuk menggunakan pupuk organik. Sebagaimana, pupuk organik tidak menimbulkan efek yang berbahaya baik pada tanah maupun tumbuhan. Negara Uni Eropah juga semakin intens mengampanyekan pertanian ramah lingkungan dengan pupuk organik. Terkait dengan makanan olahan, petani mulai menggunakan sertifikat organik. “Zat kimia dianggap berbahaya. Sehingga negara-negara Eropah mengenakan ambang batas, dari (awalnya) 10 persen menjadi satu persen maksimal. Sehingga komoditas lain seperti kopi juga bisa di reject kalau melebihi ambang batas zat kimia. BP3L bantu petani lada untuk lebih pada organik,” kata Rafki. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *