KONFLIK SATWA-MANUSIA: Gajah Liar Rusak Rumah Kades


LABUHANRATU (Lampost): Aksi kawanan gajah liar asal Taman Nasional Way Kambas (TNWK) semakin mengkhawatirkan. Gajah yang biasanya hanya merusak tanaman petani, kini mulai masuk permukiman dan merusak rumah penduduk.Sabtu (30-1) malam, selain merusak tanaman padi dan karet, gajah merusak rumah Prayitno, kepala Desa Labuhanratu 6, Kecamatan

Konservasi gajah

Labuhanratu, Lampung Timur. Akibatnya, dapur beserta kandang kambing dan ayam milik Prayitno yang bangunannya terpisah dengan rumah, rata dengan tanah.

Kawanan gajah yang diperkirakan mencapai 40-an itu mulai memasuki perkampungan sekitar pukul 19.00. Mereka berjalan dalam empat kelompok.Kedatangan kawanan gajah itu diketahui oleh petani yang menjaga sawahnya. Namun, mereka gagal mencegah gajah-gajah itu memasuki kampung. Gajah lalu mendatangi rumah yang paling dekat yaitu rumah Prayitno.

Saat itu, Prayitno dan keluarganya masih di rumah orang tuanya di Desa Rajabasalama, Labuhananratu. “Untung saat itu ada petani yang berjaga dan berhasil mengusir. Kalau tidak, mungkin rumah kami juga rata dengan tanah,” ujar Prayitno yang juga juga Ketua Forum Rembuk Desa Penyangga Lampung Timur.

Sekitar pukul 22.00, gajah-gajah itu kembali ke hutan. Selain merusak

Gajah liar

bangunan milik Prayitno, kawanan gajah juga merusak padi dan karet petani. Menurut Kusno (40), warga Desa Labuhanratu 6, perilaku gajah-gajah liar asal TNWK itu semakin mengkhawatirkan. “Sekarang, gajah-gajah itu tidak seberapa takut lagi dengan manusia,” ujarnya.

Kusno memperkirakan tanaman padi yang rusak sekitar 7 hektare dan pohon karet yang rusak sekitar 100 batang.Menurut para petani di sana, jika kanal pembatas antara hutan dan lahan warga tidak secepatnya dibangun, warga yang menghuni desa penyangga TNWK itu tidak akan pernah merasa nyaman.

Pasalnya, gajah-gajah liar itu sudah berani memasuki pekarangan warga. Kasus gajah memasuki pekarangan kali ini merupakan yang kedua. Sebelumnya, September 2009 lalu, kawanan gajah juga jumlahnya 50-an pernah memasuki perkampungan Dusun II, Desa Labuhanratu 9, Lampung Timur. Selain merusak tanaman, di antara hewan itu merusak sejumlah kandang ayam.

“Mudah-mudahan kanal secepatnya dibangun agar kami tidak khawatir lagi. Yang mengerikan, gajah sudah berani merusak rumah,” ujar Kusno yang didampingi sejumlah petani.Berdasarkan catatan Wildlife Conservation Society (WCS), selama 2009 gajah liar dari TNWK telah merusak 179 hektare lahan pertanian di 22 desa penyangga di Lampung Timur. Kerusakan berada di 851 titik dengan kerugian Rp1 miliar per tahun.

Sugiyo, anggota WCS Way Jepara, menjelaskan pada Januari 2009, gajah merangsek 53 titik, Februari (26), Maret (37), April (41), Mei (11), Juni (48), Juli (40), Agustus (35), September (12), Oktober (26), November (259), dan Desember (263 titik).

Prayitno mengatakan jika lahan petani penyangga dalam satu tahun yang dirusak gajah liar mencapai 179 hektare, kerugian yang dialami petani per tahun mencapai Rp1 miliar.Perhitungannya, jika rata-rata panen 3 ton per hektare, luasan 179 ha akan menghasilkan panen 537 ton. Kalau rata-rata harga padi, jagung, dan singkong Rp2 juta per ton, akan menghasilkan uang Rp1,074 miliar.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *