Ini Pengakuan Korban Pelecehan Paskibraka


“Peserta juga dipaksa saling menyabuni setiap kali mandi. Keculi hari keempat,”

Sejumlah peserta pelatihan Paskibraka DKI Jakarta angkatan 2010, menceritakan seluruh kejadian dugaan kekerasan dan pelecehan yang mereka alami selama pelatihan di Cibubur, Jakarta Timur, pada awal Juli lalu.

Seluruh kronologi kejadian yang membuat mereka trauma sampai saat ini disampaikan di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jumat 1 Oktober 2010 sore.

AR, salah seorang korban Paskibraka bercerita peristiwa berbaris tanpa busana memang selalu terjadi saat mereka akan mandi. Sejak hari pertama pada sore hari, hingga hari ketiga pelatihan.

“Baris di teras jemuran, dan diminta buka baju, hanya menggunakan pakaian dalam dan celana dalam. Tapi kami diminta membuka seluruh pakaian,” ujar AR kepada VIVAnews.com.

Dalam kejadian itu, yang tidak bisa mereka lupakan adalah peristiwa setiap kali mereka ingin meminta sabun atau sampo. Mereka harus berdiri dalam keadaan sikap sempurna dan mengantre untuk menerima sabun dan sampo.

Bahkan penamparan juga sempat dialami peserta putri pada siang hari. Saat sedang push up dengan tangan mengepal. Pelatih menampar, karena mereka dianggap tidak dapat melakukan hal itu dengan benar.

“Luh bisa nggak sih push up, lalu ada yang ditampar hingga jatuh,” ujar AR menceritakan pengalamannya.

Sementara menurut SG, salah satu peserta putra, bahwa kejadian push up dingin, memang ada dan dialami seluruh peserta. “Peserta juga dipaksa saling menyabuni setiap kali mandi. Kecuali hari keempat,” ujar SG.

Selain AR dan SG, sejumlah peserta yang hadir di KPAI dan menceritakan peristiwa ini kepada media adalah RM, AA, dan SD.

Mereka yang hari ini hadir memastikan bahwa keterangan orangtua yang menyatakan tidak ada unsur kekerasan dan pelecehan adalah bohong. Mereka kecewa dengan pernyataan sejumlah rekan mereka yang dianggap berada di bawah tekanan.

SG berharap dapat menjadi senior yang baik, dan memastikan tidak ada peristiwa serupa yang akan terjadi dalam pelaksaan pelatihan Paskibraka DKI Jakarta.

Sebelumnya pada Senin 27 September 2010 lalu, sejumlah orangtua mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mereka mengklarifikasi kejadian kekerasan dan pelecehan seks yang menimpa anak mereka.

Para orangtua juga menuding pernyataan Ketua KPAI, Hadi Suseno kepada media sebagai pembohongan publik. Karena pernyataan itu dikeluarkan tanpa melakukan konfirmasi dan mencari informasi kepada mereka terlebih dahulu.

Atas tuduhan itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Hadi Suseno mengatakan, yang disampaikan KPAI sudah berdasarkan pengaduan, bukti, dan hasil investigasi sendiri, maupun dari PPI.

“Kami juga ada gambar, dokumen juklak dan juknis. Lagi pula Disorda dalam hal ini telah mengaku kecolongan,” ujarnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *