Hubungan Agama Buddha Indonesia-Srilanka Sejak 1930-an


Hubungan sejarah Indonesia-Srilanka dalam konteks agama Buddha sudah terajut sejak tahun 1930-an. Tepatnya, ketika Bhiku asal Srilanka Narada Mahathera yang mengadakan kunjungan ke Indonesia. Bhiku Narada merupakan bhiku pertama yang datang ke Indonesia sejak runtuhnya kerajaan Buddhis seperti Syailendra, Sriwijaya dan Majapahit. “Sejak itu, banyak bhiku Theravada Indonesia yang belajar agama Buddha di Srilanka,” kata Venerable Bellanwila Wilamaratana, kepala Wihara Bellanwila Rajamahavihara di Bolaresgamuwa Srilanka beberapa waktu yang lalu.
Venerable Bellanwila mengadakan kunjungan ke Puslitbang Sangha Theravada Indonesia Sikkhadama Santhibumi di Serpong, Banten beberapa waktu yang lalu. Beliau juga mengunjungi beberapa Wihara di Indonesia. Di sela-sela kunjungan, Venerable kembali mengingatkan bahwa hubungan erat harus juga mengarah pada kegiatan

 pendidikan. Selama ini, Srilanka memiliki beberapa universitas/sekolah tinggi agama Buddha. Bahkan lulusannya juga sudah banyak yang menyandang gelar professor. Para Bhiku Srilanka dan cendikiawan juga terbuka untuk berbagi kesempatan menimba ilmu. “Saya juga merupakan salah satu murid Bhiku Narada Mahathera. Sehingga saya merasa perlu untuk membantu perkembangan agama Buddha di Indonesia.”

Di sela-sela kunjungan ke Sikkadama, ratusan umat Buddha juga mendapat kesempatan berdana makanan. Umat-umat Vihara Dhamma Ratna (VDR) Jl. Jurumudi Tangerang juga ikut menyambut kunjungan Venerable. Selain paduan suara VDR, murid-murid Sekolah Ehipassiko di Tangerang Selatan juga tampil menyambut kedatangan Venerable.
Sementara samanera STI Sasminto Dhammasiri, Santacito Dhammasiri juga hadir pada acara di Sikkhadama. Bahkan Samanera juga sempat mengutarakan rasa cinta terhadap Srilanka. Samanera sempat berpikir untuk menetap di Srilanka. Kendatipun sudah meraih gelar Ph.D (philosophical doctorate/se-tingkat S3) agama Buddha, Samanera masih ingin lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. “Saya sempat konsultasi dengan Sangha. Tetapi saya tetap diminta untuk mengajar dulu di Indonesia. Karena banyak sekolah tinggi agama Buddha yang butuh tenaga pengajar, terutama yang bergelar S3,” kata Samanera Sasminto.
Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *