Heboh, Alam Sutra Uruk Rumah Warga


Tangerang,

Pengembang perumahan Alam Sutra, Serpong, Tangerang, menguruk tanah di depan rumah milik seorang warga, bernama FX Supriyanto. Pengurukan dilakukan dengan cara menutup jalan sehingga seperti Tembok Berlin. Tindakan tersebut dilakukan kabarnya karena warga yang dimaksud tidak mau menjual rumahnya.

Rumah FX Supriyanto berada di Jalan H Koteng No 78 RT 003 RW 01, Kelurahan Kunciran Induk, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. “Saya menyesalkan sikap pengembang Alam Sutra yang bertindak arogan seperti itu. Tanpa ada penjelasan, mereka tiba-tiba menguruk tanah dan menembok akses jalan yang selama ini saya pakai,” ujarnya kepada Warta Kota, Selasa (3/5).

Menurut Supriyanto, tadinya ada belasan rumah di dekatnya. Namun secara perlahan pemilik rumah itu menjual pada pengembang Alam Sutra. Karena saat ini sedang dalam pembangunan proyek ruko. “Tetangga sudah pada menjual. Tapi kepada saya pihak Alam Sutra belum pernah datang pada saya untuk menanyakan rumah ini apakah dijual atau tidak. Mereka sama sekali tak ada itikad baik,” ucap pegawai Kompas Gramedia itu.

Supriyanto menambahkan bahwa kalaupun pihak Alam Sutra datang kepadanya dan meminta rumahnya itu untuk dijual, dirinya sulit memenuhi. “Bagaimana bisa saya jual. Rumah ini belum lunas. Saya beli dengan meminjam uang dari kantor. Jadi persoalan jual-beli bisa dilakukan antara Alam Sutra dengan kantor saya, karena surat-suratnya ada di kantor semua,” ucapnya yang sudah menetap sejak 2003 itu.

Pantauan Warta Kota, kini rumah Supriyanto tinggal sendiri, berada di antara puluhan ruko yang sedang dibangun Alam Sutra. Untuk keluar rumah, Supriyanto mengalami kesulitan. Sebab tanah urukan sudah setinggi satu meter. “Untuk sepeda motor saya tak bisa pakai lagi, karena tak bisa keluar. Kalau hujan, rumah saya akan banjir. Karena rumah ini sudah dikitari tanah merah setinggi satu meter,” ucapnya.

Menurut Supriyanto, Alam Sutra tidak bisa berbuat seenaknya seperti itu. Karena tanah dan rumah yang dimiliki mempunyai surat yang lengkap. “Rumah ini sudah bersertifikat, dan tiap tahun saya bayar PBB. Kalau warga sekitar banyak yang tidak punya surat, makanya mudah ditakuti oleh Alam Sutra,” tegasnya.

Pinlan, seorang warga setempat yang rumahnya tidak digusur, mengatakan bahwa warga lain sudah menjual dengan harga Rp 1,8 juta/m2. “Rumah saya tidak kena proyek pembangunan Alam Sutra, jadi aman. Cuma bagi rumah yang terkena proyek dibeli seharga Rp 1,8 juta/m2,” ucapnya.

Sementara itu, Lisa Johan, Manager Humas Alam Sutra, ketika dihubungi Warta Kota, mengaku tidak tahu atas proyek pengurugan tanah itu. “Saya sudah tanya orang proyek, katanya tidak ada pengerjaan apapun. Untuk pembebasan lahan, saya juga tidak tahu. Mungkin itu urusan BPN Tangerang,” katanya.

Pengakuan Lisa, setiap kali ada penggusuran, pihaknya selalu sosialisasi dahulu pada warga agar mau menjual tanahnya. “Rasanya tak mungkin kami mengurug rumah warga,” ujarnya.

Sebelumnya Supriyanto mengirim surat pembaca mengisahkan bagaimana ia kaget dengan kasus pengurugan tersebut. Ia kaget karena pengurugan tersebut dilakukan saat ia sedang bekerja. Nah, begitu sampai rumah ternyata rumahnya sudah ditutupi tanah urugan sehingga seolah hendak tenggelam.

Supriyanti juga menyayangkan pihak kelurahan sama sekali tidak ada respons maupun tindakan, dengan terjadinya pencaplokan jalan-jalan daerah Kampung Kunciran Induk dan sekitarnya oleh pengembang Alam Sutra. Seolah-olah menutup mata dengan kejadian yang menimpa warganya sendiri. “Ini saya anggap sudah merupakan perampasan hak asasi, dan teror dalam ketenangan hidup saya,” tulisnya.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *