Golkar Tantang Demokrat Buka ‘Mr. A’. Gara-gara Mr. A, Kedekatan Akbar-Anas Disorot


Menurut Indra Piliang, Mr. A adalah politisi partai non koalisi dan seorang profesional.

Kisruh kasus Muhammad Nazaruddin terus berkembang. Partai Demokrat menuding ada pihak-pihak tertentu yang ikut memanas-manasi kasus ini. Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, bahkan tiba-tiba mengejutkan publik dengan menebar teka-teki: dalang yang mencoba bermain di air keruh itu adalah Mr. A. Tujuannya menghancurkan partainya.

Belum jelas siapa yang dimaksud, pernyataan Pohan itu membuat sebagian kalangan menuding ke arah petinggi Partai Golkar, di antaranya kepada Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung, Ketua Umum Aburizal Bakrie, dan Wakil Ketua Umum Agung Laksono. Gilirang elite Partai Golkar yang meradang. Mereka menuding ini semata permainan Partai Demokrat untuk menggeser isu yang tengah menjepit mereka.

“Selama ini Partai Demokrat hanya menyebut inisial Mr. A, kita akan menunggu saja. Untuk apa kegelapan komunikasi politik PD kita tanggapi dengan serius?” kata Indra J. Piliang, salah satu tokoh muda Partai Golkar, Jumat, 3 Juni 2011.

Indra bahkan menantang Partai Demokrat untuk membuka saja identitas Mr. A itu. “Harapan kita, PD menyebut nama dengan jelas, seperti gentleman, dengan berani,” katanya. “Partai berkuasa kok bermain dengan ketidakjelasan seperti ini? Mereka akan terkena dampak luas, kalau tidak berhasil membuktikan tuduhannya. Demokrasi tak butuh model komunikasi remang-remang seperti yang diperagakan PD sekarang.”

Indra mengaku pihaknya langsung menginvestigasi soal Mr. A itu. Hasilnya, sosok misterius itu disimpulkan bukan Akbar atau pun Aburizal. Dia mengungkapkan, Mr. A yang dimaksud bukanlah kader Beringin.

“Saya sudah melakukan investigasi, Mr A itu sama sekali bukan Akbar Tandjung atau Aburizal Bakrie. Kedua sosok penting di Golkar ini mustahil melakukan cara-cara yang ajaib dalam politik,” ujarnya.

Soal siapa Mr. A yang dihembuskan Ramadhan tersebut, Indra menyatakan, dari hasil penelusurannya, nama yang dimaksud kemungkinan merujuk pada anggota partai lain. Ciri-cirinya, dia seorang prefisonal, dan memiliki perangkat khusus untuk mengirim SMS berantai.

“Mr. A itu berasal dari partai lain, seorang profesional yang selama ini memiliki peralatan untuk mengirimkan pesan berantai lewat SMS,” kata Indra.

Siapa persisnya?

“Ada, deh. Biar Ramadhan Pohan yang menjelaskan,” kata Indra. Yang jelas, Indra menegaskan, dia sekarang sudah tahu siapa Mr. A yang dimaksud.

Meski tak menyebut nama, Indra memberikan sejumlah petunjuk lain. Pertama, kata dia, “Sosok itu berasal dari partai di luar koalisi.” Partai dimaksud pernah muncul dalam isu reshuffle kabinet. “Kalaupun mereka melakukan serangan terhadap Partai Demokrat, barangkali karena mereka kecewa saja dengan deal-deal politik yang tak dipenuhi.”

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, ikut angkat bicara mengenai isu Mr. A. Ical mengaku tidak terlalu mengikuti isu ini. Menurut dia, soal ini hanyalah gosip.
“Mr. A itu gosip, sehingga tidak perlu ditanggapi,” ujar Aburizal di sela-sela kegiatan Jambore Nasional Siaga Karya yang diselenggarakan Angkatan Muda Partai Golkar di Bumi Perkemahan Cibubur, Bogor, Jawa Barat. “Saya nggak tahu maksudnya siapa: (orang) Partai Demokrat sendiri atau di luar Partai Demokrat. Itu belum jelas.”

Tak ksatria

Saat mengungkap keterlibatan Mr. A, Ramadhan mengaku gerah dengan ulah politikus tertentu yang menurut dia telah mengobok-obok partainya. “Saya tidak mau menyebutkan namanya. Yang pasti sudah terlihat jelas. Caranya sangat jelas, dia tidak hanya bicara, tapi action juga,” kata Ramadhan.

Ramadhan menambahkan, politikus itu mencoba mengkerdilkan Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014. “Yang dipakai caranya tidak ksatria,” tegas Ramadhan.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar konperensi pers khusus. Dia menyesalkan manuver sejumlah pihak yang telah menyebarkan fitnah tentang dirinya dan partainya. “Saya tahu dalam keadaan seperti ini selalu ada penumpang gelap. Ini sering menimbulkan komplikasi masalah,” ujarnya.

SBY mengharapkan agar penyebaran fitnah itu dihentikan. “Janganlah negeri ini jadi tanah dan lautan fitnah.”

Gara-gara Mr. A, Kedekatan Akbar-Anas Disorot

“Anas memang junior saya. Tapi periodenya saat di HMI sangat jauh,”

Kedekatan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mendapat sorotan tajam dalam dua pekan ini. Hal ini menyusul kisruh internal Partai Demokrat dan beredarnya SMS yang mengatasnamakan Nazaruddin, Bendahara Umum Partai Demokrat yang baru dipecat.

Isu ini mencuat sejak Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, melontarkan isu ada ‘Mr. A’ yang berada di balik penyebaran SMS itu dan telah mengobok-obok Partai Demokrat.

Isu itu langsung ditanggapi serius oleh Akbar. “Yang bersangkutan (Ramadhan Pohan) harus menjelaskan ke publik biar tidak terjadi kontroversi,” kata Akbar kepada VIVAnews.com, Sabtu, 4 Juni 2011.

Sebelum berkecimpung di partai politik, Akbar menjelaskan dia dan Anas memang pernah sama-sama aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Keduanya sama-sama pernah menduduki posisi puncak, sebagai Ketua Umum PB HMI. Akbar pada periode 1972-1974, sedangkan Anas 1997-1999.

“Anas memang junior saya. Tapi periodenya saat di HMI sangat jauh,” ujar Akbar.

Akbar menjelaskan, setelah menjadi Ketua Partai Demokrat, dia sudah tidak lagi bertemu empat mata dengan Anas. “Seingat saya, belum pernah bertemu dengan Anas secara khusus. Saya sering bertemu dengan Anas di tempat umum seperti acara pernikahan,” ujarnya.

Hanya saja, Akbar mengakui pernah menelepon Anas saat muncul kabar menajamnya friksi di Partai Demokrat. Saat itu, Akbar mengaku hanya sebatas menanyakan kabar.

“Bagaimana kabar kamu Nas, baik, baik saja, kan? Jawab Anas, ‘Baik, Bang.’ Yang sabar, ya, memang dalam politik seperti itu. Abang juga pernah mengalami seperti itu,” kata Akbar.

Akbar menambahkan, pembicaraan itu merupakan nasihat darinya sebagai seorang senior kepada juniornya. “Di dalam hidup ini, selalu akan mendapat cobaan, apalagi di dalam dunia politik. Kuatkan saja ya Nas,” Akbar berpesan.

Setelah masuk dunia politik tahun 2005, karier Anas memang langsung meroket. Dia langsung menjadi pengurus DPP Partai Demokrat. Kemudian, saat mengikuti pemilu legislatif tahun 2009, ia terpilih menjadi Anggota DPR, dan lalu menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat.

Karier Anas tidak berhenti sampai di situ. Pada Kongres Partai Demokrat tahun 2010, secara mengejutkan dia terpilih menjadi Ketua Umum, meski tak direstui Presiden SBY. Dia mengalahkan lawan-lawannya, Marzuki Alie dan Andi Mallaranggeng.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *