Gelandangan dan Pengemis Serbu Cimahi


CIMAHI, – Jumlah gelandang pengemis dan anak jalanan di kota Cimahi di bulan Puasa mengalami peningkatan 10 persen lantaran Cimahi menjadi daerah lintasan menuju ibukota provinsi.

Kepala Bidang Sosial Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial, dan Tenaga Kerja Kota Cimahi Rudi, Rabu, Priadi mengatakan, hasil sensus penduduk oleh BPS Cimahi beberapa waktu lalu menyebutkan, terdapat 52 gelandangan pengemis dan anak jalanan di Cimahi.

Mereka biasanya beroperasi di pusat-pusat niaga seperti Pasar Antri Baru Jln. Sriwijaya serta Pasar Cimindi di Jln. Leuwigajah.

Selain itu, mereka juga biasa mangkal di Stasiun Kereta Api Cimahi serta perlintasan kereta api di dekat RS Dustira.

“Biasanya mereka yang menjadi anak jalanan itu berasal dari luar Kota Cimahi dan jumlahnya di bulan puasa mengalami peningkatan,” kata Rudi di ruang kerjanya, Rabu (18/8/2010).

Menurutnya, para geladangan pengemis dan anak jalanan yang berada di Cimahi biasanya biasa mangkal di daerah lain.

Namun, ketika ada razia, mereka melarikan diri dan untuk sementara mangkal di Cimahi.

Dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) sebelum puasa beberapa waktu lalu, Satpol PP Kota Cimahi berhasil mengamankan 51 gelandangan dan penemis serta anak jalanan.

Namun, hanya sembilan orang yang berasal dari Kota Cimahi. Sisanya merupakan warga Kab. Bandung Barat, Kota Jakarta Utara, Kota Depok, dan Kota Bandung.

“Kita biasanya meminta mereka untuk kembali ke daerah masin-masing. Kalau tidak punya rumah, kita titipkan ke panti sosial atau rumah sakit jiwa kalau jiwanya terganggu. Kita juga koordinasi dengan Dinas Sosial daerah asal mereka,” ungkapnya.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial, dan Tenaga Kerja Kota Cimahi Agustus Fajar menambahkan, penghasilan mereka di Cimahi berkisar Rp 75.000 dan Rp 100.000 perhari. Itu sebabnya, mereka selalu kembali untuk melakukan pekerjaan yang sama.

Setelah bekerja, biasanya mereka mangkal di beberapa titik, yaitu Pasar Kuda, Kolong Jembatan Layang Cimindi, di belakang Rumah Sakit Dustira, Pasar Antri Baru, dan Stasiun Cimahi.

“Bisa dibilang penghasilan yang mereka dapatkan dari mengemis itu lumayan besar ketimbang mereka bekerja. Karena besarnya penghasilan inilah yang menjadi kendala kita dalam menanggulanginya,” tandasnya.

Diharapkannya, warga masyarakat untuk tidak membiasakan memberi sesuatu kepada mereka yang menjadi gepeng dan anjal. Pasalnya, hal itu tidak akan membuat mereka dan mandiri serta berpikir sehat.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *