Setelah milisi dan aparat militer yang loyal kepada Muamar Kadhafi melakukan penembakan terhadap umat yang berdemonstrasi usia sembahyang Jumat di Tripoli, Kadhafi (68) muncul membakar semangat ribuan pendukungnya di Alun-alun Hijau.
Ini pemunculan langsung pertamanya di depan publik sejak aksi protes menentangnya meletus pekan lalu. Ia tampil di sore hari waktu setempat (Jumat tengah malam menjelang Sabtu ini WIB).
Kadhafi berpidato dengan berapi-api. Ia membakar semangat pendukungnya untuk melawan rakyat pemberontak. “Bersiaplah untuk memertahankan Libya!Kalian adalah anak-anak muda buah revolusi. Ayo bersiap. Ini jihad!” teriak Kadhafi.
Pada saat Kadhafi berpidato, situasi ibu kota Tripoli dikabarkan tenang mencekam, setelah beberapa jam sebelumnya aparat militer dan serdadu bayaran pro-Kadhafi menyerang para demonstran yang beraksi usai shalat Jumat.
Ribuan demonstran yang berarak menuju Lapangan Hijau kocar-kacir ditembaki dari berbagai arah. Para penembak, menurut saksi mata, menggunakan senapan mesin. Masih belum diketahui jumlah korbannya, yang menurut saksi, banyak sekali.
Sampai Jumat sore waktu setempat, dikabarkan makin banyak kota di sekitar Tripoli yang jatuh ke tangan rakyat pemberontak. Para pejabat lokal, tentara dan polisi memilih kabur atau balik badan mendukung aksi penolakan terhadap Kadhafi yang sudah 41 tahun berkuasa.
Bahkan dikabarkan Tripoli yang berpenduduk 2 juta orang, sepertiga dari seluruh penduduk Libya, sudah tidak sepenuhnya berada di bawah kendali Kadhafi. Ada sebagian wilayah di bagian timur ibu kota yang sudah di tangan pemberontak. Padahal ini kota yang menjadi benteng pertahanan terakhir Kadhafi.
Berdasarkan pesan pidatonya tersebut Kadhafi berniat melawan para penentangnya dengan mengerahkan bala pendukungnya. Bahkan dia sudah siap mempersenjatai mereka.
“Gudang senjata sudah dibuka untuk kalian! Ayo kita lawan, kita kalahkan mereka!” begitu kata Kadhafi.
Jika omongannya itu benar-benar direalisasi, maka hari Sabtu ini dan sesudahnya akan terjadi sesuatu yang dahsyat di Tripoli, yang begitu dikhawatirkan dunia: banjir darah
Related Posts
