Mantan Gubernur Florida, Amerika Serikat, Jeb Bush, mengumumkan mundur dari konvensi Partai Republik. Serangkaian hasil buruk di Iowa, New Hampshire, dan South Carolina, memupuskan harapan penerus Dinasti Bush ini kembali menguasai Gedung Putih.
Sempat digadang-gadang menjadi calon unggulan di pelbagai media, Jeb Bush (63) terbukti menanggung malu karena tak dilirik pemilih Republik. Tiga kali pemilihan internal partai dia selalu di bawah tiga besar. Sosok Jeb gagal menandingi popularitas Donald Trump, Ted Cruz, atau Marco Rubio. Hasil paling buruk terjadi di Negara Bagian South Carolina yang digelar kemarin, karena Jeb hanya berada di urutan ke-6.
“Pemilih di Iowa, New Hampshire, dan South Carolina sudah menunjukkan sikapnya. Saya menghormati keputusan mereka, sehingga saya memutuskan mundur dari proses pencalonan presiden,” kata Jeb dalam pidatonya tadi malam waktu setempat, seperti dilansir Vox, Minggu (21/2).
Jeb gagal mengikuti jejak ayahnya, George H.W Bush yang menjadi presiden AS pada periode 1989-1993. Sang kakak kandung, George W. Bush Jr, juga sukses menjadi presiden untuk kurun 2000-2008. Periode kepemimpinan presiden dari Dinasti Bush selalu diwarnai perang.
Bush senior memimpin AS terlibat dalam Perang Teluk, menggempur Irak. Sang anak, Bush Jr, kembali menyerang Irak tapi dalam bungkus perang melawan teror untuk membalas serangan teror 11 September 2001.
Jeb dikenal tak terlalu mengedepankan penyelesaian keamanan lewat perang. Kebijakan unggulannya lebih pada reformasi sistem pendidikan serta pengetatan aturan imigrasi. Masalahnya sosok Jeb dianggap terlalu membosankan sebagai politikus. Pemilih Partai Republik disebut beberapa pengamat juga mulai bosan dengan kandidat dari latar belakang yang itu-itu saja. Bush Jr sempat membantu sang adik berkampanye pekan lalu, tapi ternyata tak juga mengubah sikap para pemilih.
Kegagalan Jeb Bush sekaligus membuktikan sokongan modal tak berhasil merebut hati rakyat AS. Jeb kala mengumumkan maju menjadi bakal calon pada Juni 2015, memiliki sumbangan USD 155,6 juta dari banyak pengusaha sekutu Partai Republik.
Jeb semakin kehilangan momentum karena popularitas Donald Trump meroket. Trump yang berpidato dengan gaya ceplas-ceplos, menarik perhatian massa dibanding Jeb yang berkukuh memakai gaya normatif serta sopan.
Pemilih juga tak percaya wakil dari sebuah dinasti politik bisa mengubah keadaan di Negeri Paman Sam. “Bapaknya presiden, kakaknya juga presiden. Bagaimana saya bisa yakin dia akan membuat sebuah perubahan yang ayah dan kakaknya gagal melakukannya,” kata Maria Losito, pemilih Republik dari Palm City, Florida. ( Mdk / IM )
sudah kalah suara sama si Donald Trumph tuh, ya lebih baik mundur teratur saja